Page 64 - Grafis Islam 05-Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
P. 64
dan psiko-politik di dalam tubuh PNI. Termasuk Partai Nahdlatul Ulama
Sedangkan bagi partai politik Islam "dipaksa" bergabung dengan tiga partai
hasil fusi, seperti PPP membuat mereka muslim lain, menjadi Partai Persatuan
kehilangan basis pemilihnya. Pembangunan Idham Chalid, sebagai
tokoh terpenting NU di pentas politik
Keharusan menerapkan Pancasila sebagai nasional angsung menerima fusi tanpa
asas tunggal bagi seluruh organisasi di terlebih dulu bermusyawarah dengan
Indonesia, membuat para ulama, ustaz, dan anggota PBNU lain. Akibatnya muncul
kiai kampung yang menjadi pegawai negeri ketidakpuasan di kalangan informal
harus memendam aspirasi politiknya. Tidak NU. Namun pada akhirnya, semua
bisa tidak mereka harus mengakomodasi setuju untuk berbuat yang terbaik
kehendak pemerintah untuk selalu dalam kondisi baru itu dibandingkan
memenangkan Golkar.
menantang secara terbuka. Sebagian
Langkah kedua penataan kepartaian Orde pemimpin NU berpendapat bahwa
Baru adalah penyederhanaan kepartaian perubahan ini akan menguntungkan
dari sepuluh menjadi tiga, yakni Golkar, PDI, NU. Wakil ketua PBNU Achmad Sjaichu
dan PPP. Dua partai terakhir merupakan mengutarakan pandangannya,
hasil fusi yang dipaksakan setelah melalui bahwa keterlibatan NU dalam politik
proses selama kurang lebih 3 tahun. PDI praktis telah mengorbankan tugas-
berfusi pada 10 Januari 1973 sementara tugas pendidikan dan dakwah yang
PPP pada 5 Januari 1973 setelah adanya seharusnya dilakukan oleh NU. Melalui
"ancaman pembubaran" oleh Suharto kehadiran PPP, politik dapat diserahkan
sebelum 11 Maret 1973. kepada para politikus dan NU akan
kembali menjadi sebagaimana aslinya,
yaitu organisasi keagamaan.
BUKU 5 Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
51
Pertemuan tokoh-tokoh politik 1971.
Sumber foto: Kompas (Pat Hendrato).