Page 30 - MANUAL OP BENDUNG KLEPEK
P. 30
MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Bendung Klepek D.I. PACAL Di Kabupaten Bojonegoro
dengan kondisi iklim dari tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu Rencana Tata
Tanam Global hendaknya disusun mengacu Rencana Pola Tanam.
Koreksi Rencana Tata Tanam Global (RTTG) atau rencana Tata Tanam detail
(RTTD) dilakukan setiap tahun dengan menganalisis ketersediaan debit andalan
(Formulir Analisis I - Eksploitasi), kemudian memadukan dengan data tanaman
(Formulir Analisis 2 dan 3 - eksploitasi).
Prosedur Persetujuan Rencana Tata Tanam Global ini adalah sebagai berikut :
(1)HIPPA mengajukan usulan rencana tata tanam dengan blanko formulir 25-E
dan diserahkan kepada GHIPPA. GHIPPA melakukan rekapitulasi usulan tata
tanam dan menyerahkan ke UPT Dinas Kabupaten (Pengamat Pengairan)
melalui Juru Pengairan/Pimpinan kemantren.
Usulan Rencana tata tanam setiap desa/ kelurahan ini, GHIPPA hendaknya
memperhatikan :
a. Realisasi tanam tahun yang lalu; dan
b. Keinginan anggota HIPPA.
Jika diperlukan GHIPPA/HIPPA dapat berkonsultasi dengan Kelompok
Pendamping Lapang (Juru Pengairan/Pimpinan Kemantren, Mantri Pertanian
atau aparat pemerintah).
Formulir ini diserahkan kembali kepada UPT Dinas Pengairan melalui Juru
Pengairan/Pimpinan Kemantren pada bulan Juli Dekade I.
(2) Juru Pengairan/Pimpinan Kemantren menyerahkan pada UPT Dinas
Pengairan. Berdasarkan kajian formulir 25-E, UPT Dinas Pengairan mengisi:
a. Formulir 26-E dan 26a-E yang berisikan rencana tata tanam setiap petak
tersier berdasarkan usulan dari HIPPA yang sudah dipertimbangkan,
disampaikan ke Dinas Pengairan Kabupaten akhir bulan Juli.
b. Formulir 26-E untuk Musim Hujan
c. Formulir 26a-E untuk Musim Kemarau
d. Formulir 26-E dan 26a-E yang berisikan rencana tata tanam setiap petak
tersier berdasarkan usulan dari HIPPA yang sudah dipertimbangkan,
disampaikan ke Dinas Pengairan Kabupaten akhir bulan Juli.
(3) Dinas Pengairan Kabupaten Pengairan membuat konsep Rencana Tata
Tanam Global (RTTG)/Formulir 27-E untuk daerah irigasi yang lebih besar
dari 500 Ha, berdasarkan Formulir 26-E dan 26a-E. RTTG ini merupakan
persetujuan yang dilakukan oleh Panitia Irigasi Reformasi Kabupaten pada
Rapat Panitia Irigasi dilakukan pada awal Agustus.
Penyusunan RTTG ini hendaknya memperhatikan hal sebagai berikut :
a. Kesesuaian Ketersediaan dan Penggunaan Air dalam Neraca Air (Dinas
Pengairan)
b. Penyusunan Rencana Tata Tanam Global ini harus mengacu pada
Rencana Pola Tanam. Penyusunan luas Rencana Tata Tanam Global
23