Page 131 - B7_290121 BUKU PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Rev
P. 131
Penelitian Penelitian psikologi lintas budaya
Psikologi Lintas
Budaya Psikologi kepribadian pasti mempengaruhi pene-
litian yang dilakukan oleh para peneliti. Jelas disebab-
kan karena begitu banyak asumsi-asumsi penelitian di
luar dari kesadaran peneliti. Wajar untuk mempertan-
yakan apakah mungkin peneliti mengisolasi asumsi-
asumsinya sebagai kehati-hatian dan penuh ketelitian
saat peneliti-peneliti tersebut melakukan percobaan.
Sama dengan sturktur kognitif yang di-
gunakan oleh ilmuwan untuk menganalisis mengenai
manusia, dengan semua norma yang ada, nilai-nilai,
dan skema-skema yang meresap ke dalam serta mem-
bentuk fondasi makna yang menjadi sifat fenomena,
dengan kata lain bahwa sifat-sifat manusia men-
jadi fenomena diperoleh dari budaya di tempat manusia
lahir dan dibesarkan. Konsekuensinya, ini dapat men-
jadi perdebatan bahwa kognitif manusia menggunakan
“objektivitas” dari nilai budaya lain yang tidak dapat
diacuhkan begitu saja karena dapat mencemarkan
proses dan kesimpulan pada penelitian. Penyimpangan
dari bias asumsi ini dapat dilemahkan dengan lang-
kah paradigma lintas budaya komunitas international
dari psikologi. Kemajuan pengetahuan mengenai kesa-
maan dalam konsep lintas budaya, skala, dan norma
menyediakan wawasan baru ke dalam pandangan uni-
versal dan khususnya budaya dari kepribadiannya.
Individualisme Individualisme dan kolektivisme
dan Kolektivisme
Konstruk individualisme dan kolektivisme
di dalam masyarakat menjadi hal yang menarik bagi
peneliti-peneliti lintas budaya ketika dikaitkan den-
gan psikologi. Setiap masyarakat menghasilkan aturan
perilaku normatif yang mengatur interaksi setiap
anggota-anggotanya satu sama lain. Sejauhmana ma-
syarakat berhasil dalam menegakkan dan memak-
sa norma- norma yang dibuatnya, tergantung pada
cara penyelesaian yang dimiliki kelompok tersebut.
Nilai masyarakat tempat individualisme atau
120 Kepribadian dan Budaya