Page 23 - B7_290121 BUKU PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Rev
P. 23
5. Temporal Conditioning (Kondisioning Temporer) 2. Tingkat intensitas CS dan UCS
UCS dimunculkan dalam jarak waktu yang telah ditentukan dari
CS Contohnya adalah pemasangan alarm atau jam weker, di Tingkat intensitas CS tidak begitu berpengaruh terhadap subyek
setiap pukul 06.00 pagi. yang hanya mengalami kondisioning atas satu ukuran CS saja.
Tetapi jika subyek pernah mengalaminya atas dua atau lebih dari
Di luar kelima pola di atas, masih terdapat satu pola lagi yaitu pola CS, maka CS yang mempunyai tingkat intensitas lebih tinggi akan
ketika CS muncul sebelum, dan berhenti sesudah UCS. Misalnya lebih optimal memunculkan CR. Misalnya, ketika kita pernah dua
suasana malam hari ketika Juliet diserang seseorang. Kegelapan kali digigit anjing dengan ukuran berbeda, maka jika gigitan itu
malam (CS) hadir sebelum penyerangan (UCS). Setelah peristiwa sama sakitnya, kita akan lebih takut kepada anjing (CS) yang
itu, suasana malam masih tetap ada dan baru hilang beberapa waktu berukuran lebih besar. Atau, seorang guru yang galak dengan fisik
kemudian. Atau malam ketika badai datang sebagaimana dalam tinggi besar dan kumis tebal akan lebih ditakuti dibanding guru
contoh delayed conditioning di atas. dengan tingkat kegalakan yang sama tapi bertubuh kecil dan wajah
imut-imut tanpa kumis. Hal yang sama juga terjadi pada UCS.
Dari kelima pola di atas, yang pertama adalah yang paling efektif Intensitas UCS yang lebih tinggi akan lebih memungkinkan tingkat
dan yang keempat adalah yang paling kurang efektif dalam capaian CR yang lebih tinggi dibanding tingkat intensitas UCS yang
menghadirkan conditioned response. lebih rendah.
Kondisi Yang Kondisi-kondisi Tertentu yang Mempengaruhi Diperolehnya 3. Tingkat kemenonjolan CS
mempengaruhi Conditioned Respon
Condition Respons Beberapa stimulus netral yang dipasangkan dengan UCS, akan
1. Kontiguitas menumbuhkan tingkat asosiasi yang berbeda terhadap UCS. Bahkan
Klein mencontohkan sebuah peristiwa ketika seorang ibu ada yang tidak menumbuhkan asosiasi sama sekali. Hal ini
mengancam akan melaporkan anaknya yang memukul adiknya, berkaitan dengan dua hal. Pertama, kesiapan subyek untuk
kepada ayahnya agar dihukum. Saat itu sang ayah masih bekerja melakukan asosiasi atas stimulus itu dan kedua, berkaitan dengan
dan baru tiba di rumah beberapa jam kemudian. Anak itu ternyata tingkat kemenonjolan stimulus itu bagi subyek. Kedua faktor itu
tidak takut terhadap ancaman ibunya. Ketidaktakutan anak terjadi saling berkaitan antara satu sama lainnya.
karena interval antara ancaman (CS) dan hukuman dari ayah (UCS)
teramat jauh. Sementara sebelum peristiwa tersebut, anak juga telah 4. Tingkat Prediksi CS
mengalami situasi yang sama, sehingga jarak antara CS dan UCS
itu memotivasi anak untuk melakukan sesuatu yang bisa Salah satu yang juga mempengaruhi tingkat capaian CR adalah
menghindari hukuman. Misal dengan menangis atau berjanji untuk seberapa kuat kehadiran CS menandakan akan hadirnya UCS.
tidak nakal lagi. Kondisi semacam ini disebut perilaku Semakin kuat tanda-tanda CS akan menghadirkan UCS, maka
penghindaran (avoidance behavior). semakin tinggi pula pencapaian CR. Begitu pula sebaliknya. Dalam
penelitiannya bahwa semakin besar frekuensi kehadiran UCS
Menurut Klein, jarak antara CS dan UCS, yang diistilahkan dengan menemani CS, semakin besar pula tingkat CR yang dicapai.
interstimulus interval (ISI) mempunyai tingkat optimalitas tersendiri
antara satu kondisioning dengan lainnya. Isi paling optimal dari 5. Nilai Lebih CS
percobaan eyeblink Conditioning pada manusia. Di bawah atau di
atas titik optimal itu, kondisioning tidak optimal. Selain itu, Jika CS lebih dari satu, maka kemampuan sebuah CS menandakan
penelitian lain yang dilakukan oleh Rescola juga membuktikan kehadiran UCS akan menghalangi tumbuhnya asosiasi CS lainnya
bahwa stimulus lain diantara CS pertama dan UCS juga terbukti atas UCS. Dalam contoh pada nomor 1 (kontiguitas), anak
bisa meningkatkan optimalitas kondisioning. sebenarnya sudah takut akan kehadiran ayahnya. Perasaan lebih
takut pada kehadiran ayahnya ini, mengalangi berkembangnya
asosiasi dari ancaman ibunya terhadap hukuman. Kehadiran sang
ayah adalah CS pertama dan ancaman ibu adalah CS kedua. Contoh
12 Teori Belajar (Behavioristik) Teori Belajar (Behavioristik) Halaman 13
Teori Belajar (Behavioristik) Halaman 12