Page 289 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 289

Sidang Kabinet ini merupakan sidang pertama Kabinet
                          Dwikora yang Disempurnakan, sejak para menterinya dilantik
                          pada tanggal 24 Februari 1966. 59
                                Ketika sidang baru berlangsung lebih kurang 10 menit,
                          Amir  Machmud  menerima  nota  dari  Jenderal  Sabur  minta
                          agar Amir Machmud keluar sebentar dari ruang sidang. Nota
                          itu  diterima  dari  ajudan  Presiden  Komisaris  Besar  Polisi
                          Sumirat,  Sangat  Penting.  Di  luar  istana  ada  pasukan  tanpa
                          tanda  pengenal.  Amir  Machmud  menolak  meninggalkan
                          ruangan,  merasa  tidak  sopan  meninggalkan  ruangan  saat
                          Presiden  berpidato.  Ia  yakin  tidak  ada  bahaya  yang
                          mengancam,  berbeda  dengan  penilaian  Sabur.  Sabur
                          mengirim nota yang kedua, dengan catatan urgent, meminta
                          agar  Amir  Machmud  keluar  dari  ruang  sidang. 60   Rupanya
                          Sabur    tidak   mau   mengambil    resiko.   Ia   langsung
                          menyampaikan  nota  kepada  Presiden,  melalui  ajudan
                          presiden Bambang Widjanarko.
                                Presiden  menghentikan  pidatonya,  “Perkembangan
                          baru,  telah  terjadi”.  Surat  itu  disampaikan  kepada  Wakil
                          Perdana Menteri Soebandrio dan secara beranting. Penerima
                          terakhir  Menteri  Panglima  Angktan  Kepolisian  Soetjipto
                          Joedodiharjo. 61   Setelah  menerima  nota,  pimpinan  sidang
                          diserahkan kepada Waperdam III, Dr.Leimena. Presiden keluar
                          meninggalkan  ruang  sidang,  Amir  Machmud  selaku
                          penanggung  jawab  keamanan,  mengejar  Presiden.  Bapak
                          mau  kemana  sekarang?  Bapak  tidak  usah  bingung  karena
                          perintah  dari  Pak  Harto  untuk  menjaga  keselamatan  Bapak.
                                                   62
                          Jadi  Bapak  harus  tenang !  Amir  Machmud  menyarankan
                          agar Presiden beristirahat di Bogor.
                                Amir  Machmud  kembali  ke  Istana  setelah  presiden
                          berangkat.  Ia  bertemu  Mayjen  Basuki  Rachmat  (Menteri
                          Veteran dan Demobilisasi) yang berjalan bersama Brigjen M.
                          Jusuf  (Menteri  Perindustrian  Dasar/Ringan).  Tiba-tiba  saja
                          Jusuf  mempunyai  ide,  sebaiknya  mereka  pergi  ke  Bogor
                          menyusul Presiden, agar  presiden tidak merasa ditinggalkan
                          oleh  Angkatan  Darat.  Amir  dan  Basuki  setuju.  Amir
                          menyarankan agar lebih dulu melapor ke Pak Harto. Mereka




                                                                                 277
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294