Page 285 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 285
disebarkan melalui Wakil Kepala Staf KOGAM, Laksamana
Muda Udara Sri Mulyono Herlambang. Pelbagai bentuk
demonstrasi dilarang, bahkan mereka yang bergerombol
lebih dari lima orang diperintahkan di tangkap. Pangdam
V/Jaya Amir Machmud memerintahkan beberapa tokoh KAMI
di tangkap dan di tahan di Markas Polisi Militer Kodam
V/Jaya. Jam malam diberlakukan di wilayah Garnisun
Jakarta.Mereka yang tidak tertangkap berlindung di Markas
Komando Tempur II/Rencong Kostrad di jalan Kebon Sirih
Barat. Pasukan RPKAD dan KOSTRAD diperintahkan bergerak
ke kampus UI untuk mencegah pasukan lain yang akan
mendudukinya. 52 Setelah aksi-aksi mahasiswa berhasil
diredam, Presiden memerintahkan para pendukungnya untuk
melakukan kontra-aksi. Pada hari ulang tahun Gerakan Siswa
Nasional Indonesia (GSNI) organisai pelajar di bawah
naungan partai PNI/Front Marhaenis, dimanfaatkan untuk
menggalang dukungan. Tokoh-tokoh PNI mengerahkan
massa dari pelbagai tempat di Jawa Tengah dan Jawa Timur
untuk menghadiri hari ulang tahun organisasi yang
diselenggarakan di Stadion Utama Senayan. 53
Waperdam Dr. Soebandrio menganjurkan kepada
massa GSNI agar terror dilawan dengan terror. Akibatnya
terjadi bentrokan antara massa PNI Front Marhaenis dengan
mahasiswa KAMI di depan Universitas Indonesia, Salemba
tanpa bisa dicegah. Jam malam diperpanjang dari pukul
21.00 sampai 06.00 pagi hari untuk mencegah terjadinya
terror di tengah malam. Memasuki bulan Maret 1966,
pertarungan politik semakin meningkat. Presiden Soekarno
berusaha keras membendung gerakan-gerakan yang
menentang dirinya. Waperdam I Dr. Soebandrio berusaha
agar Barisan Soekarno menjadi organisasi yang kuat. Ia
meminta bantuan Menteri Pengamanan Khusus Letnan
Kolonel Sjafei, untuk memobilisasi dan mengkoordinasikan
kekuatan dengan kelompok militer pendukung Bung Karno,
untuk membangun imbangan kekuatan agar mampu
melawan golongan penentang Soekarno. 54 Presiden
menyusun skenario yang ketiga. Ia ingin agar para pimpinan
273