Page 283 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 283
memurnikan kewibawaan Bung Karno dari pengikut G-30-S
46
(Gestapu) .
Pada hari berikutnya tanggal 18 Januari 1966,
Panglima Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL) Mayor
Jenderal Hartono, kepada wartawan ia menyatakan, “Hitam
Komando Bung Karno, hitam tindakan KKO, putih Komando
Bung Karno, Putih tindakan KKO. KKO tetap kompak berdiri
dibelakang Bung Karno.” 47
Ofensif politik Soekarno, dilanjutkan dengan
menawarkan jabatan Wakil Presiden yang masih kosong sejak
1956 agar diisi kembali. Tawaran ini langsung ditolak oleh
ABRI melalui pernyataan Pimpinan ABRI, yang ditandatangani
oleh Menko Hankam/KASAB Jenderal A.H. Nasution,
Menteri/Panglima Angkatan Darat Mayor Jenderal Soeharto,
Menteri/Panglima Angkatan Laut Laksamana Madya Laut R.E.
Martadinata, Menteri/Panglima Angkatan Udara Laksamana
Muda Udara Sri Muljono Herlambang dan Menteri/Panglima
Angkatan Kepolisian Irjen Pol. Soetjipto Joedodihardjo.
Memasuki bulan Februari 1966, Presiden masih
mengulangi, ingin menguji sejauh mana kesetiaan rakyat dan
percaya kepada kepimimpinannya. Pada 13 Februari 1966
diselenggarakan rapat umum di Stadion Senayan, tanpa hasil
48
yang riil . Pada 16 Februari 1966 Presiden selaku Panglima
Tertinggi memerintahkan kepada Pangkopskamtib Mayor
Jenderal Soeharto agar menginstruksikan kepada Kopkamtib
Daerah di seluruh Indonesia mengadakan apel kesatuan
untuk menghidupkan kembali semangat pembentukan
Barisan Soekarno. Perintah Panglima Tertinggi ini ditanggapi
secara dingin oleh para Kopkamtib.
2. Aktivitas Mahasiswa
Instruksi Presiden mendapat sambutan dari mahasiswa
pada 17 Februari 1966 Presidium KAMI mengeluarkan
pernyataan yang ditandatangani oleh David Napitupulu dan
Liem Bian Koen, menyatakan KAMI adalah Barisan
49
Soekarno tanpa penjelasan lebih lanjut. Di pihak lain KAMI
271