Page 284 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 284

Pengayaan Materi Sejarah


                          Bandung pada hari yang sama mengeluarkan pernyataan
                          menentang pembentukan Barisan Soekarno.

                                Sementara  itu,  di  Jakarta  aksi-aksi  jalanan  mahasiswa
                          telah  mereda.  Sebagian  dari  mereka  telah  kembali  ke
                          kampus untuk kuliah. Tetapi pada tingkat pimpinan rupanya
                          konfrontasi bertambah sengit. Presiden Soekarno menyusun
                          skenario untuk mempertahankan kekuasaannya secara serius.
                          Pertama  ia  melakukan  reshuffle  Kabinet  Dwikora,  pada  21
                          Februari  1966,  dengan  namaKabinet  Dwikora  yang
                          Disempurnakan.  Kabinet  baru  ini  terdiri  atas  empat  Wakil
                          Perdana  Menteri,  19  Menteri  Koordinator  105  pejabat
                          menteri. Masyarakat menjuluki sebagai kabinet 100 Menteri
                          atau Kabinet Gestapu. Karena Presiden Soekarno mengganti
                          pejabat  yang  menentang  kebijakannya.  Para  pemimpin
                          mahasiswa  yang  semula  masih  ragu-ragu  sejak  tersusunnya
                          kabinet baru hasil reshuffle, mereka mulai berani menentang
                          kebijakan Presiden Soekarno. 50

                                Puncak  aksi  mahasiswa  adalah  pada  hari  pelantikan
                          Kabinet Dwikora yang Disempurnakan. Pada pagi hari Kamis
                          tanggal 24 Februari 1966, mahasiswa bergerak menuju jalan-
                          jalan  utama,  di  hampir  seluruh  kota  Jakarta.  Mereka
                          melakukan  pengempesan  ban-ban  mobil  yang  akan  menuju
                          kearah  utara  yang  melewati  jalan  Soedirman,  Hoesni
                          Thamrin,  Medan  Merdeka  Barat,  Utara,  Timur  dan  Selatan.
                          Untuk  membendung  gerakan  mahasiswa  aparat  keamanan
                          mengerahkan  pasukan  pengendali  huru-hara  yang  dibantu
                          panser-panser.  Pasukan  pengendali  huru-hara  tidak  mampu
                          menghadang desakan massa mahasiswa, pertahanan mereka
                          jebol. Mereka mundur mengkonsentrasikan penjagaannya di
                          pagar istana.
                                Reaksi  Presiden  Soekarno  sangat  keras,  karena
                          skenarionya  yang  pertama  mendapat  perlawanan  dari
                          mahasiswa.  Presiden  Soekarno  selaku  Panglima  Besar
                          KOGAM,          mengeluarkan        Surat       Keputusan
                          No.041/KOGAM/1966  tanggal  25  Februari  1966  hari  Jum’at
                          sehari  setelah  pelantikan  100  menteri,  Kesatuan  Aksi
                                                        51
                          Mahasiswa (KAMI) dibubarkan. Surat keputusan itu



                272
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289