Page 450 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 450

Pengayaan Materi Sejarah


                sangat  kuat,  oleh  karena  itu  ABRI  merasa  tertantang  untuk
                menyuarakan  hal  yang  sama.  Hal  ini  terlihat  dari  pembahasan  dalam
                fraksi  ABRI  yang  intinya  menyangkut  dua  isu  utama  agenda  reformasi
                nasional. Pertama, desakan dan tuntutan agar krisis moneter dan krisis
                ekonomi  dapat  segera  diatasi  sehingga  tidak  memunculkan  tuntutan
                yang  lebih  besar  lagi.  Kedua,  desakan  dan  tututan  agar  dilakuan
                reformasi yang menyeluruh, khsususnya di bidang ekonomi, politik dan
                hukum. 64

                        ABRI  kemudian  menyusun  rumusan  reformasi  yang  kemudian
                diajukan  ke  DPR,  pemerintah  dan  masyarakat.  Hasil  rumusan  itu
                memunculkan  empat  konsep  reformasi  hasil  rumusan  ABRI.  Pertama,
                Agenda  reformasi  di  bidang  politik,  hukum,  budaya  dan  hankam;
                Kedua,  Prioritas  reformasi;  Ketiga,  pelaksanaan  secara  bertahap;  dan
                keempat pengendalian reformasi.

                        Di  dalam  tubuh  ABRI  sendiri  terdapat  berbagai  pandangan
                terhadap  reformasi,  ada  kelompok  konservatif,  kelompok  radikal  dan
                kelompok  akomodatif.  Kelompok  konservatif  tidak  bisa  menerima
                perubahan, kelompok ini cenderung mempertahankan status. Kelompok
                radikal  menginginkan  ABRI  berubah  secara  cepat  seperti  tuntutan
                mahasiswa  dan  masyarakat  yang  menuntut  secepatnya  penghapusan
                Dwi  Fungsi  ABRI.  Sedangkan  kelompok  akomodatif  bisa  menerima
                perubahan  secara  bertahap  dan  berkelanjutan.  Berbagai  upaya
                dilakukan  di  tubuh  ABRI  yang  akhirnya  mengambil  keputusan
                melakukan  reformasi  yang  dilakukan  secara  gradual,  konseptual  dan
                konstitusional.

                        Upaya  mereformasi  ABRI  yang  dilakukan  Habibie  diawali
                dengan  idenya  memisahkan  jabatan  Menghankam  dan  Pangab.  Posisi
                Menhamkam  bisa  dijabat  oleh  tokoh  sipil  sedangkan  Pangab  haruslah
                seorang jenderal dan posisi ini diberikan secara bergiliran kepada semua
                angkatan.  Ide  Habibie  terkait  mereformasi  ABRI  adalah  memisahkan
                ABRI  dengan  Kepolisian  Republik  Indonesia.  Nama  ABRI  kemudian
                diubah  menjadi  Tentara  Nasional  Indonesia.  Dua  lembaga  ini  diberi
                tugas  dengan  perbedaan  yang  jelas.  TNI  bertugas  mengamankan  dan
                memelihara  kedaulatan  Negara  dan  mencegah  terjadinya  perang,
                sedangkan  kepolisian  bertugas  menegakkan  hukum  dan  memerangi
                kejahatan.  Segala  bentuk  pelanggaran  perundang-undangan  ditangani
                polisi.  Kepala  kepolisian  bertanggung  jawab  kepada  presiden.  Namun
                karena pertimbangan situasi politik ide ini belum dijalankan Habibie dan
                baru dilaksanakan pada masa Gus Dur.




                438
   445   446   447   448   449   450   451   452   453   454   455