Page 112 - Buku Kajian Pemantauan UU ITE
P. 112

UNSUR DELIK                     PEDOMAN IMPLEMENTASI SKB UU ITE
                         PASAL 29 UU ITE
                         “informasi       Bentuk Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang dikirim berupa
                         elektronik       ancaman  kekerasan,  yaitu  menyatakan  atau  menunjukkan  niat  untuk
                         dan/atau         mencelakakan korban dengan melakukan kekerasan secara fisik maupun psikis.
                         dokumen
                         elektronik”
                         “ancaman”       1.  Pengancaman dapat berbentuk pesan, surat elektronik, gambar, suara, video,
                                             tulisan, dan/atau bentuk Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
                                             lainnya.
                                         2.  Ancaman tersebut berpotensi untuk diwujudkan, meskipun hanya dikirimkan
                                             1 (satu) kali.
                         “kekerasan atau   1.  Dampak  ketakutan  harus  dibuktikan  secara  nyata  antara  lain  adanya
                         menakut-nakuti”     perubahan perilaku.
                                          2.  Harus ada saksi untuk menunjukkan adanya fakta bahwa korban mengalami
                                             ketakutan atau tekanan psikis
                         “secara pribadi”   Ketakutan dapat terjadi kepada pribadi, kelompok, keluarga maupun golongan.
                                -         Pasal 29 UU ITE ini merupakan delik umum, dan bukan delik aduan. Bukan harus
                                          korban sendiri yang melapor.

                             Dari keterangan tabel-tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Pasal 29 UU
                        ITE hanya mengatur mengenai hukum formil yang mensyaratkan terpenuhinya unsur
                        delik  tanpa  melihat  maksud  dari  pelaku  dalam  melakukan  tindak  pidana  ancaman
                        kekerasan tersebut seperti yang telah tercantum dalam Pasal 335 KUHP. Hal tersebut
                        dapat  menimbulkan  multitafsir  diantara  APH  maupun  masyarakat,  terutama  apabila
                        dikaitkan dengan kasus pinjaman online ilegal yang dalam hal melakukan tindak pidana
                        ancaman kekerasan tersebut disertakan dengan adanya maksud agar nasabah segera
                        membayar dana yang sudah dipinjam kepadanya. Dalam menjalankan semua kegiatan
                        yang berkaitan dengan keuangan, pinjaman online diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
                        (OJK). Peran dan fungsi OJK dalam melakukan pengawasan pinjaman online diatur dalam
                        UU No. 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu:

                        1.  OJK sebagai pengawas “dua arah”, dimana ruang lingkup tugas dan fungsinya untuk
                            mengawasi  pinjaman  online  dan  masyarakat  secara  keseluruhan.  Secara  umum,
                            pengawasan “dua arah” ini berkaitan dengan fungsi inti dari OJK itu sendiri. Adapun
                            fungsi intinya yaitu mengawasi semua kegiatan yang berkaitan dengan keuangan,
                            tanpa  terkecuali  aplikasi  pinjaman  online.  Sama  seperti  bank,  saat  ini  pinjaman
                            online  juga  membantu  masyarakat  dalam  memberikan  kredit  pinjaman.  Seperti
                            yang  diketahui  jika  masyarakat  tidak  bisa  dilepaskan  dari  uang,  maka  dari  itu
                            disinilah  peran  OJK  sebagai  pengawasan  semua  kegiatan  yang  melibatkan
                            perputaran uang.

                        2.  Menerbitkan  aturan  dan  perintah  kepada  Industri  Keuangan  Non-Bank  (IKNB),
                            Meskipun  OJK  merupakan  lembaga  independen  tetapi  lembaga  ini  adalah  milik
                            pemerintah Indonesia. OJK itu sendiri memiliki fungsi utama yang berkaitan dengan
                            aturan  dan  juga  perintah  pada  instansi  yang  ada  di  bawahnya,  salah  satunya
                            perusahaan  atau  aplikasi  pinjaman  online.  Peraturan  dan  perintah  yang  dibuat
                            biasanya berbentuk tertulis maupun pengelolaan statuter. Tidak berhenti sampai
                            disitu saja, OJK sebagai lembaga memiliki tanggung jawab untuk memastikan semua

                                                                               Kajian dan Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan
                             Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Sebagaimana Telah Diubah Dengan …

                  90                                      Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang Badan Keahlian, Sekretariat
                                                                                                  Jenderal DPR RI
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117