Page 199 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 199

Susanto Polamolo
            Elnino M. Husein Mohi
            PERDEBATAN PASAL 33
            DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945

                  yang dissent-nya berbeda. Saya dengan senang hati
                  memang menerima itu, saya berbeda pendapat.
                        Dan kemarin Prof. Didin Damanhuri juga
                  menguraikan waktu diskusi siang, Pak Muby dari dulu
                  memang berbeda pendapat dengan pendapat arus
                  utama, arus utama itu mainstream daripada dasar
                  ekonom  pada  umumnya,  dan  nasib  saya  memang
                  seperti itu dari dulu. Dengan mengemukakan
                  ekonomi Pancasila pun itu menyimpang dari garis-
                  garis pikiran ekonomi yang normal.
                        Kemudian    yang    terakhir,  mengenai
                  ekonomi kerakyatan. Seorang senior saya pernah
                  mengatakan “ah ekonomi kok kerakyatan, ekonomi
                  ya ekonomi, tidak usah pakai nama gagah-gagahan”.
                  Jadi,  kesimpulannya,  saya  kira  itu  kita  kembalikan
                  ke PAH-I, mungkin Ibu Sri Adiningsih kemarin
                  mengajukan “sudahlah pokoknya versi satu itu yang
                  tidak  berubah,  alternatif I,  lalu  alternatif II  adalah
                  yang dirubah seperti itu”.
                        Saya    sebetulnya    tidak    keberatan
                  menggunakan kata “sistem ekonomi pasar,” asal
                  itu merupakan hasil dari penjelasan yang ingin
                  dihilangkan. Dan di dalam lampiran yang saya
                  sampaikan, saya mengusulkan tiga ayat baru kalau
                  betul-betul penjelasan Pasal 33 ingin dihilangkan, itu
                  harus masuk di dalam batang tubuh Pasal itu, yaitu
                  demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi bahkan
                  dijabarkan diproduksi, dikerjakan oleh semua, untuk
                  semua di bawah Pimpinan dan pemilikan anggota
                  daripada masyarakat. Itu harus masuk, karena kata
                  “dikuasai” itu harus ditafsirkan lain, bukan dikuasai



                                       138
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204