Page 201 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 201
Susanto Polamolo
Elnino M. Husein Mohi
PERDEBATAN PASAL 33
DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
sendiri. Dan ujung-ujungnya nanti adalah kalau
menurut Hegel, kesadaran kolektif yang mana yang
akan menentukan, dan kolektif konsensus yang
mana dan akan diinstitusikan seperti apa. Meskipun
sistemnya demokrasi, ada yang ujung-ujungnya
komunis, misalnya republik demokrasi apa tapi
tetap komunis.
Saya kira begitu juga, tetapi kalau saya ingin
lebih di tengah, sebenarnya perbedaannya tidak
terlalu banyak. Pak Mubyarto dan Pak Syahrir sepakat
pasar. Pak Syahrir sepakat social responsibility,
apakah itu program kesehatan, insurance system
dan segala macam, pendidikan dan seterusnya. Pak
Mubyarto mewujudkan itu ingin memperankan asas
kekeluargaan.
Substansinya saya kira bisa ditemukan, tetapi
perumusannya ke dalam bentuk kata-kata, saya kira
itu pilihan-pilihan, bisa politik, redaksional oleh
Tim Ahli dan seterusnya. Seperti kata-kata minta
petunjuk, saya kira sekarang ini sudah tidak ada lagi
karena walaupun kata petunjuk itu sudah bagus,
tetapi karena sudah dalam proses sehari-hari itu
menjadi hilang. Begitu juga mungkin kekeluargaan.
Saya kira sebenarnya kalau Pak Mubyarto bisa
merubah, kalau saya menangkap Pak Mubyarto, asas
kekeluargaan itu yang saya pelajari di dalam sejarah
ekonomi politik di negara-negara lain, itu adalah
social responsibility, moral sosial. Atau di Perancis, di
konstitusinya, [disebut] solidaritas sosial, sehingga
140

