Page 256 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 256
DEBAT MENGEMUKA
PADA PERUBAHAN KETIGA
Mubyarto, disusul anggota fraksi Majelis dan sesama rekan
65
anggota Tim Ahli berusaha menawar di tengah situasi rapat
66
65 …Dikasih saja. Saya khawatir ada alasan lain, mengapa Pak Muby mengundurkan diri yang
saya dengar tadi, yang kita dengar tadi, tapi ada satu alasan yang dibacakan juga tadi yang
menurut saya alasan tersebut interpretasinya tidak tepat, yaitu mengutip surat keputusan
Pimpinan BP MPR RI yang mana menurut saya tidak punya itu dan tidak pernah baca, tetapi
di dalamnya tugasnya di quote oleh Pak Muby itu seakan-akan imperatif merubah Undang-
Undang Dasar 45, saya kira bukan begitu maksudnya. Memang bukan itu tugas dari Tim ahli,
tetapi yang disebut dengan perubahan Undang-Undang Dasar 45 adalah tugas proses yang
diamanatkan oleh MPR kepada tugas DPR dalam hal ini PAH-I. Ini membahas, memberikan
pandangan terhadap proses Undang-Undang Dasar 45, jadi bukan imperatif diinstruksikan
berarti Tim ahli untuk mengubah.
Jadi, saya kira kalau saya tidak salah itu salah satu alasan seakan-akan Pak Mubyarto melihat
bahwa sebagian dari anggota Tim ekonomi Tim ahli telah memegang hal tersebut sebagai
imperative, dan dalam apa istilahnya tadi “diatas angin” dengan kata-kata tersebut. Padahal,
menurut saya interpretasi itu tidak demikian halnya yang dimaksud oleh Tim, mudah-mudahan
itu tidak salah saya tangapi…
66 Pembicara: Dr. Didiek Rachbini (TA. Bidang Ekonomi)
Bapak Ketua sedikit ya, satu dua menit saja.
Begini, saya kira jangan underestimate terhadap hal ini. Karena saya begitu dalam mengamati
proses-proses ini, tentu kepada politisi juga, bahwa ini sebenarnya diatur dari pemikiran kita
dengan khasanah kekayaan intelektual dan masyarakat yang belum tuntas. Ini mengatur dan
apabila bisa, saya sebagai murid atau mohon Pak Muby tetaplah dengan perbedaan yang ada.
Di negara lain itu sudah tuntas, bukan tuntas titik temu antara realitas dengan pemikiran itu ketemu
di ekonomi pasar sosial dan seterusnya. Saya justru bercita-cita perbedaannya saya akan
bawa ke seminar, kemarin saya dengan Pak Muby seminar-seminar dan seterusnya. Sehingga
apabila ini mutung di sini, saya kira kontribusi kita bersama untuk menuntaskan proses-proses
yang belum selasai, di mana realitas sudah berkembang, tataran hukum seperti tidak selesai-
selesai kita akan mundur lagi untuk memberikan.
Karena itu saya ada permintaan kepada PAH-I, bisa tidak perlu berbicara lagi dengan…apa bersama-
sama untuk, tanpa mengurangi hak apa menghormati hak, tanpa mengurangi kehormatan
saya kepada Pak Muby…Jadi kami berharap tidak sendiri, PAH-I barangkali bisa untuk berbicara
kembali lebih dingin, bahwa kalau perlu perbedaan ini kita pertajam dengan dingin. Muncul
dua kepada publik juga seperti itu saya kira itu, ini miniatur kita. Terima kasih.
Pembicara: Dr. Sjahrir (TA. Bidang Ekonomi)
Dengan izin Ketua Panitia, Pak Ismail Suny, dan Pak Jakob.
Saya ingin menyampaikan pendapat saya kepada Pak Mubyarto semata-mata, karena apa,
kalau Pak Mubyarto mau berhenti apa pun tidak ada yang bisa menghalang-halangi beliau,
kita hargai.
Tapi, persoalan yang saya lihat dalam proses ini, seolah pertemuan-pertemuan ini mengandung
klimaks, padahal kita tidak ada urusan dengan politikus di sini. Pak Muby punya pandangan
yang saya hargai, dan perdebatan Pak Muby, Budiono, dengan Arif Budiman dengan saya itu
sudah berlangsung sejak tahun 1980. Dan kalau Pak Muby mengatakan itu sekarang dalam
kapasitas lain diluar PAH-Ini, maka apa yang salah dari kita-kita ini Pak, karena Pak Muby
adalah ketua dari Tim ahli ekonomi dan di dalam perjalanannya kita selalu berdebat, kita
selalu bertemu dan tidak pernah ada pressure, intimidasi, tekanan atau bentuk-bentuk lain
yang dikenal dalam politik mewarnai seluruh perdebatan kita.
195

