Page 258 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 258

DEBAT MENGEMUKA
                               PADA PERUBAHAN KETIGA




            dipimpin oleh Slamet Effendy Yusuf,  para anggota fraksi PAH-I
                                            68
            kembali menyampaikan pendapatnya terkait ekonomi dan
            kesejahteraan sosial. Di antaranya, Katin Subyantoro (F-PDIP),
                                                                    69
               Effendy Yusuf, Harun Kami l, Ali Masykur Musa. Ketua Rapa t: Slamet Effendy Yusuf. Sekretaris
               Rapat: Ali Masykur Musa dan Fauziah. Acara: Pendapat Fraksi Terhadap Hasil Kajian Tim Ahli
               PAH-I. Hadir 40 Orang, tidak hadir 7 Orang. Sekretariat Jenderal MPR RI.., Tahun Sidang 2001,
               Buku Satu, ibid.., mulai hlm. 721-778.
            68   Ketua Rapat: Slamet Effendy Yusuf
            …Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian, sebagaimana telah kita ketahui bersama, yang menjadi
               kesepakatan kita bersama, bahwa pada hari ini kita akan mendengarkan pendapat Fraksi-
               fraksi, dalam rangka perubahan Undang Undang Dasar 1945, khususnya terhadap pikiran-
               pikiran yang telah disampaikan oleh Tim Ahli.
            Tim Ahli secara berturut-turut sudah menyampaikan pendapat-pendapat dan pikiran-pikirannya,
               bahkan juga sudah sampai pada tingkat perumusan yang dianjurkan, walaupun kita semua
               juga mengetahui bahwa di sana-sini, di antara Tim Ahli, sama saja dengan kita juga, masih
               ada perbedaan-perbedaan pendapat, yang itu wajar, karena para ahli kalau tidak berbeda
               pendapat juga, itu namanya berbaris, barisan-barisan yang seragam.
            Jadi, oleh karena itu, secara optimal saya kira kita telah memperoleh masukan-masukan yang
               sangat berharga untuk membandingkan apa yang sudah dihasilkan oleh Panitia Ad Hoc I
               Badan Pekerja periode yang lalu, yang rumusannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan
               dari Ketetapan MPR Tahun 2000 yang menugaskan Badan Pekerja untuk melanjutkan proses
               perubahan Undang Undang Dasar 1945.
            Karena itu, saya kira kita semua sudah bisa melakukan komparasi terhadap pendapat-pendapat
               yang ada, dan kini saatnya sesudah kita juga pada waktu yang lalu, telah mencoba mencari
               klarifikasi dan penjelasan yang lebih jauh terhadap masukan-masukan Tim Ahli. Artinya
               pendapat-pendapat itu juga sudah kita pertanyakan, dan sudah kita perdebatkan. Karena
               Tim Ahli juga sudah melakukan penjelasan berikutnya, maka kini saatnya kita mendengar
               pendapat Fraksi-fraksi secara formal, melalui juru bicara masing-masing terhadap hal-hal
               yang dikemukakan oleh Tim Ahli tersebut.
            Sebagaimana biasanya, maka pada pembicaraan kali ini kita juga akan memberikan kesempatan
               kepada Fraksi-fraksi dengan melalui cara selang-seling antara Fraksi dengan Anggota
               terbesar di dalam Panitia Ad Hoc, kemudian anggota yang kecil, sehingga dengan demikian,
               nanti urut-urutannya kira-kira yang pertama adalah Fraksi PDI Perjuangan, sesudah itu Fraksi
               PDKB, sesudah itu Partai Golkar, sesudah itu Fraksi PDU, dan seterusnya yang nanti akan kita
               dengarkan bersama-sama.
            69    …Fraksi PDI Perjuangan telah merumuskan usulannya, tentang ekonomi nasional dan
               kesejahteraan sosial.
            Salah satu kajian yang luas dan mendalam dalam UUD 1945 adalah tentang Pasal 33. Sudah banyak
               studi dan seminar yang dilaksanakan untuk membahas perubahan atas Pasal 33 ini. Tim ahli
               PAH-I BP MPR khusus bidang ekonomi, dengan serius telah memberikan pemikirannya sebagai
               bahan yang patut dipertimbangkan oleh PAH-I BP MPR. Hasil studi dan kajian itu sesungguhnya
               makin memperjelas esensi dari Pasal 33 UUD 1945, yang bagi Fraksi PDI Perjuangan harus
               tetap dipertahankan, yaitu:
            - Ekonomi kerakyatan; dan
            - Keadilan sosial.
            Namun demikian, agar esensi ekonomi kerakyatan dan keadilan sosia tersebut dapat bertahan


                                       197
   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263