Page 438 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 438
PASAL 33 DAN TANTANGANNYA
DI MASA DEPAN
dari industri-industri itu, tetapi juga karena hampir seluruh rakyat
bergantung pada indiustri di bidang ini. Nyaris seluruh penduduk RI
yang berusia di atas 17 tahun telah memiliki gadget dan 95 persen
di antara 250 juta jiwa WNI adalah konsumen media elektronik,
terutama televisi. Artinya hampir seluruh rakyat menggunakan
frekuensi—yang merupakan sumber daya terbatas itu. Artinya
lagi; beliefs, values dan attitudes sebagian besar rakyat juga turut
dipengaruhi oleh terpaan siaran televisi.
Bahwa frekuensi merupakan “kekayaan alam yang
terkandung di dalam bumi dan air” itu sudah tidak dibantah
lagi, dan karenanya dia harus “dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”. Makmur bukan saja secara
material, tapi makmur juga secara ruhiyah (sehat ekonomi,
sehat jasmani, sehat pikiran, sehat jiwa; happy).
Keadilan Frekuensi Penyiaran
Persoalan penting lainnya yang selama ini selalu
disuarakan oleh para akademisi adalah penganekaragaman
kepemilikan stasiun TV (diversity of ownership) dan
keanekaragaman isi siaran (diversity of content).
Dalam perspektif Barat, kedua konsep itu cenderung
menjadi bertujuan untuk memperbanyak jumlah stasiun TV,
memperbanyak jumlah orang yang memiliki stasiun TV, dan
memperbanyak keragaman isi dari stasiun TV. Indonesia tidak
mesti mengikuti kedua konsepsi itu secara persis. Sebab,
semangat sosial-ekonomi yang tercantum dalam konstitusi kita
bukanlah sekadar memperbanyak orang makmur, tetapi juga
memeratakan kemakmuran itu secara adil dan proporsional.
[Keadilan Sosial Bagi SELURUH Rakyat Indonesia].
377

