Page 52 - BUKU LAPORAN KINERJA DPR RI TS 2022-2023
P. 52

Sementara pada tingkat II, pengambilan keputusan diambil dalam Rapat Paripurna
                  DPR RI dengan penyampaian proses, pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD, serta
                  hasil pembahasan tingkat I. Kemudian, tiap fraksi dan Anggota DPR RI menyatakan
                  persetujuan atau penolakan, dan pendapat akhir dari Presiden disampaikan. Dalam
                  seluruh pembahasan RUU, baik di tingkat I maupun tingkat II, DPR RI bekerja bersama-
                  sama dengan Pemerintah.


                  Hingga akhir Tahun Sidang 2022–2023, terdapat 13 RUU yang sedang dalam proses
                  pembahasan tingkat I di berbagai komisi, Badan Legislasi, dan Panitia Khusus, seperti
                  yang tercantum dalam Lampiran III. DPR RI telah berkomitmen untuk mempercepat
                  penyelesaian pembahasan seluruh RUU bersama Pemerintah. RUU-RUU ini sangat
                  penting untuk segera menjadi undang-undang agar dapat mengatasi berbagai
                  persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini.


                  Salah satu RUU yang sedang berada dalam pembicaraan tingkat I, yaitu RUU tentang
                  Perubahan Kedua atas Undang–Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
                  Transaksi  Elektronik.  RUU  ini  diperlukan  untuk  mengikuti  dinamika  perkembangan
                  masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pelindungan hukum di bidang pemanfaatan
                  teknologi informasi dan transaksi elektronik. Selain itu, terdapat RUU tentang Perubahan
                  atas Undang–Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang menggabungkan
                  materi dari Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika ke dalam RUU
                  tentang Narkotika. Selanjutnya, RUU tentang Hukum Acara Perdata dibentuk untuk
                  menyatukan berbagai hukum acara perdata yang sebelumnya diatur dalam Herzien
                  Inlandsch Reglement  (HIR)  dan  Rechtreglement voor de Buitengewesten  (RBg),  serta
                  tersebar dalam berbagai undang–undang sektoral dan Peraturan Mahkamah Agung
                  sejak Indonesia merdeka.


                  RUU lainnya, yaitu RUU tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 5 Tahun 2014
                  Aparatur Sipil Negara yang sangat penting untuk menata ulang kelembagaan Komisi
                  Aparatur Sipil Negara (KASN), meningkatkan kesejahteraan Pegawai Pemerintah
                  dengan Perjanjian Kerja (PPPK), mengurangi jumlah  ASN karena perampingan
                  organisasi, mengangkat tenaga honorer, dan menerapkan digitalisasi manajemen
                  ASN. Kemudian, RUU tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 20  Tahun
                  2003 tentang Pendidikan Kedokteran mendesak untuk menyusun regulasi baru
                  dalam bidang pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia, serta
                  menghadapi era digital 4.0 dan era normal baru.


                  RUU tentang Energi Baru dan Energi Terbarukan diperlukan untuk mengatur transisi
                  energi dari yang tidak terbarukan ke yang terbarukan, serta pengembangan energi
                  baru dan terbarukan. Sementara itu, RUU tentang Perubahan atas Undang–Undang
                  Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya



              50    Kinerja Legislasi
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57