Page 181 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 181

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN




                                                  terpusat di tangan presiden (concentration of power upon the president)
                                                  sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara. Di sisi lain, lembaga DPR
                                                  tidak memiliki kekuatan yang seimbang dengan presiden. Dalam rangka
                                                  pencegahan terhadap penyalahgunaan kekuasaan, lembaga perwakilan
                                                  seperti DPR dikuatkan dan kekuasaan presiden diberi batasan .
                                                                                                           175
                                                       Kekuasaan presiden berdasarkan UUD 1945 sebelum amandemen
                                                  sangat besar sehingga DPR menjadi sangat lemah. Akibatnya, mekanisme
                                                  yang seharusnya dilaksanakan seperti  checks and balances  tidak
                                                  dapat berjalan dengan baik. Dampaknya adalah pada masa Demokrasi
                                                  Terpimpin dan Orde Baru kekuasaan presiden mengkerdilkan peran DPR
                                                  sehingga tidak mampu melaksanakan tugas dan fungsinya. Peran DPR
                                                  kemudian dikokohkan dalam amandemen UUD 1945 sebagai pembuat
                                                  undang-undang .
                                                                 176
                                                       DPR hasil Pemilu 2004 merupakan DPR yang pertama bekerja atas
                                                  dasar UUD 1945 yang telah diamandemen. Kewenangan yang dimiliki
                                                  oleh DPR periode 2004-2009 lebih luas bila dibandingkan dengan
                 DPR hasil Pemilu                 kewenangan DPR masa Orde Baru. Sebelum amandemen konstitusi
                2004 merupakan                    prinsip kontrol tidak berlaku karena dominasi presiden yang terlalu

              DPR yang pertama                    besar dalam relasi eksekutif-legislatif-yudikatif. Misalnya, selama masa
               bekerja atas dasar                 Orde Baru sebagian anggota DPR dan sebagian besar anggota Majalelis
                                                  Permusyawaratan Rakyat (MPR) diangkat oleh presiden, sedangkan
                  UUD 1945 yang                   mereka yang dipilih melalui pemilu telah diseleksi sedemikian rupa
           telah diamandemen.                     oleh penguasa sehingga hampir tidak ada peluang bagi hadirnya peran
                                                  kontrol legislatif terhadap eksekutif. Semua ini bermuara pada praktik
                                                  penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang benar-benar sarat
                                                  eksekutif (executive heavy). Namun kondisi tersebut telah berganti
                                                  setelah amandemen UUD 1945. 177
                                                       Amandemen UUD  1945 tidak hanya membatasi kekuasaan
                                                  presiden dalam rangka pemurnian dan penguatan sistem presidensial,
                                                  tetapi juga semakin memperluas otoritas, fungsi, dan peran DPR
                                                  dalam proses politik nasional pada umumnya dan juga relasi dengan
                                                  presiden khususnya. Amandemen terhadap konstitusi tersebut juga
                                                  semakin memperkuat otoritas kontrol dewan terhadap presiden melalui
                                                  pelembagaan hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat,


                                                  175   Lili Romli, Pengawasan DPR: Perspektif Historis, dalam Wawan Ichwanuddin dan Syamsuddin
                                                     Harris (ed.), Pengawasan DPR era Reformasi: Realitas Penggunaan Hak Interpelasi, Angket, dan
                                                     Menyatakan Pendapat (Jakarta: LIPI Press, 2014), hlm., 43-44.
                                                  176   Ibid, hlm., 44.
                                                  177   Luky Sandra Amalia, Pengawasan DPR 2004-2009: Antara Politik Nurani dan Kehendak Fraksi,
                                                     dalam Wawan Ichwanuddin dan Syamsuddin Harris (ed.), Pengawasan DPR era Reformasi: Realitas
                                                     Penggunaan Hak Interpelasi, Angket, dan Menyatakan Pendapat (Jakarta: LIPI Press, 2014), hlm.,
                                                     141-142.




                                     dpr.go.id   176
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186