Page 185 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 185
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Demi menanggulangi dampak kebijakan naiknya harga BBM bagi
masyarakat miskin, pemerintah kemudian memperkenalkan program
Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada tahun 2005. Program pemberian
BLT tahun 2005 mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2005
(Inpres 12/2005) yang dikeluarkan pada tanggal 10 September 2005
tentang Bantuan Langsung Tunai kepada rumah tangga miskin. Program
ini ditujukan untuk mengurangi dampak negatif kenaikan harga BBM
pada kalangan yang paling miskin. Program ini bersifat temporer, dan
diarahkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketergantungan
dan tidak mendorong menguatnya the culture of poverty. 185
Program BLT dirancang sebagai pengganti kenaikan biaya
hidup yang akan terjadi jika harga BBM dinaikkan. Karena itu, besaran
BLT dihitung sebagai kenaikan biaya hidup penduduk miskin karena
kenaikan harga (inflasi) yang diakibatkan langsung maupun tidak
...BLT dihitung sebagai langsung oleh kenaikan harga BBM. Program BLT tahun 2005 tersebut
kenaikan biaya hidup telah dilaksanakan selama satu tahun pada periode 2005 – 2006. BLT
penduduk miskin disalurkan kepada rumah tangga miskin sebesar Rp 100.000,- per bulan
karena kenaikan yang diterimakan per triwulan sebesar Rp 300.000,-. 186
harga (inflasi)... Pada perkembangan berikutnya, kenaikan harga minyak mentah
dunia yang semakin tajam pada tahun 2008 memaksa pemerintah
kembali menaikkan harga BBM pada bulan Juni tahun 2008. Bersamaan
dengan itu pula pemerintah kembali melaksanakan program BLT melalui
Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2008 (Inpres 3/2008) tanggal 14
Mei 2008 tentang pelaksanaan program Bantuan Langsung Tunai
untuk Rumah Tangga Sasaran (RTS). Program BLT ini memberikan Rp
100.000,- per bulan dimulai pada bulan Juni berakhir di bulan Desember
tahun 2008, selama tujuh bulan. Tujuan program BLT tahun 2008 bagi
187
RTS dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi BBM, adalah: (1)
membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya, (2) mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat
miskin akibat kesulitan ekonomi, dan (3) meningkatkan tanggung jawab
sosial bersama. Penerima BLT adalah rumah tangga sasaran sebanyak
19, 1 juta RTS hasil pendataan BPS, yang meliputi rumah tangga sangat
miskin (poorest), rumah tangga miskin (poor), dan rumah tangga hampir
miskin (near poor) di seluruh wilayah Indonesia. 188
185 Hasbi Iqbal, Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008 di Kabupaten
Kudus (Tesis), Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2008. Hlm xviii
186 Hasbi Iqbal, Op.Cit, hlm. xix.
187 Hasbi Iqbal, Op.Cit, hlm. xvii.
188 Hasbi Iqbal, Op.Cit, hlm. xix-xx
dpr.go.id 180

