Page 358 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 358

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN




                                                  RI bertugas mewakili DPR RI dan/atau alat kelengkapan DPR RI di
                                                  Pengadilan. Dalam hal ini, Pimpinan DPR RI telah membentuk Tim
                                                  Kuasa Hukum DPR RI dengan menunjuk Pejabat dan/atau Pegawai
                                                  Sekretariat Jenderal DPR RI yang tugas dan fungsinya membidangi
                                                  urusan hukum.
                                                       Sepanjang Tahun Sidang 2015-2016, DPR RI menerima sebanyak
                                                  4 (empat) perkara gugatan perdata dan 1 (satu) perkara gugatan tata
                                                  usaha negara. Adapun perkara gugatan perdata dimaksud terdiri dari
                                                  3 (tiga) perkara gugatan perdata tingkat pertama dan 1 (satu) perkara
                 ...terdiri dari 3 (tiga)
                                                  gugatan banding perdata. Gugatan perdata tingkat pertama tersebut
          perkara gugatan perdata                 yaitu:
             tingkat pertama dan 1                     a.    Perkara Nomor 620/Pdt.G/2015/PN.Jkt.Pst;

             (satu) perkara gugatan                    b.    Perkara Nomor 133/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Pst; dan
                                                       c.    Perkara Nomor 256/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Sel.
                    banding perdata.
                                                       Selanjutnya gugatan banding perdata yaitu perkara Nomor 229/
                                                  Pdt.G/2015/PN.Jkt.Sel, sedangkan gugatan tata usaha negara yaitu
                                                  perkara Nomor 163/G/2016/PTUN.JKT.
                                                       Selain itu, dalam Tahun Sidang 2015-2016 DPR RI juga menangani
                                                  2 (dua) perkara gugatan perdata yang belum diputus dalam Tahun
                                                  Sidang 2014-2015, yang diputus pada Tahun Sidang 2015-2016, yaitu:
                                                       a.    Perkara Nomor 229/Pdt.G/2015/PN.Jkt.Sel, tanggal
                                                             5 November 2015 dengan amar putusan mengabulkan
                                                             eksepsi gugatan prematur dan menyatakan gugatan
                                                             Penggugat tidak dapat diterima; dan
                                                       b.    Perkara Nomor 08/Pdt.G/2015/PN.Pdg, tanggal 21
                                                             Desember 2015 dengan amar putusan gugatan penggugat
                                                             dinyatakan tidak dapat diterima  (niet otvankelijke
                                                             verklaard), secara hukum Majelis tidak perlu lagi
                                                             mempertimbangkan pokok perkaranya.
                                                       Selain DPR RI terlibat dalam penanganan beberapa perkara di
                                                  lembaga peradilan, DPR RI juga terlibat dalam penanganan perkara di
                                                  Mahkamah Konstitusi. Penanganan perkara di Mahkamah Konstitusi
                                                  ini dilaksanakan berdasarkan Pasal 41 ayat (4) juncto Pasal 54 Undang-
                                                  Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
                                                  yang menyatakan bahwa DPR RI wajib memberikan keterangan
                                                  lisan dan/atau tertulis pada persidangan di Mahkamah Konstitusi
                                                  apabila diminta oleh Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. Pasal 54
                                                  UU Mahkamah Konstitusi menyatakan Mahkamah Konstitusi dapat
                                                  meminta keterangan dan/atau risalah rapat yang berkenaan dengan





                                     dpr.go.id   356
   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363