Page 62 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 62
Pemilu 1999 dan Pembentukan
Pemilu 1999 dan Pembentukan
Dewan Perwakilan Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat
asca Or
P
Pasca Orde Barude Baru
Penolakan yang dilakukan oleh partai-partai islam tersebut
terkait dengan hasil kelompok kerja Panitia Pemilihan Indonesia yang
menunjukkan bahwa partai yang melakukan stembus accoord hanya
mendapatkan 40 kursi dari total kursi. Sementara kelompok stembus
...partai yang
accoord 8 partai Islam menyatakan bahwa mereka berhak atas 53 dari 120
melakukan stembus kursi sisa di Dewan Perwakilan Rakyat.
accoord hanya Perbedaan pendapat ini cukup keras terjadi, sehingga Panitia
mendapatkan 40 Pemilihan Indonesia kala itu menyerahkan tugasnya kepada Komisi
Pemilihan Umum (KPU) yang menyodorkan rancangan voting guna
kursi dari total kursi.
menyelesaikan perdebatan dengan dua opsi. Opsi pertama, pembagian
kursi sisa dihitung dengan memperhatikan suara stembus accoord,
sedangkan opsi kedua pembagian tanpa stembus accoord. Hanya 12 suara
yang mendukung opsi pertama, sedangkan yang mendukung opsi kedua
ada lebih dari 43 suara. Hal ini kemudian menyebabkan lebih dari 8 partai
kala itu melakukan walk out atau keluar dari arena persidangan. Berkaca
pada hasil suara tersebut, maka hal ini berarti bahwa pembagian kursi kini
dilakukan tanpa memperhitungkan lagi adanya stembus accoord. Berbekal
77
keputusan dari KPU tersebut, Panitia Pemilihan Indonesia pada akhirnya
dapat melakukan pembagian kursi hasil pemilu pada tanggal 1 September
1999. Hasil pembagian ini juga menunjukkan bahwa lima partai besar kala
itu memborong lebih 417 kursi DPR atau 90.26 persen dari 462 kursi yang
diperebutkan kala itu.
Pada penyelenggaraan pemilu kali ini Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) terlihat digdaya dalam perolehan kursi dengan meraih 153
kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini sendiri merupakan kemenangan
besar bagi partai berlambang banteng tersebut setelah sebelumnya tidak
pernah menang dalam pemilihan-pemilihan umum yang diselenggarakan
oleh rezim Orde Baru pada masa sebelumnya. Di sisi lain, kenaikan kursi
yang signifikan bagi partai yang dianggap merupakan penerus perjuangan
daripada Partai Nasional Indonesia era Soekarno tersebut sendiri dapat di
lihat sebagai simpati dari masyarakat atas kehidupan di dalam masa Orde
Baru yang di pandang timpang, sehingga banyak masyarakat menaruh
harapan terhadap partai besutan putri daripada Presiden Soekarno kala itu,
yakni Megawati Soekarno Puteri, hal ini juga ditambah dengan tema-tema
kampanye yang membawa nama rakyat kecil, sehingga tak pelak perolehan
suara yang didapatkan dan didulang cukup sukses dan signifikan.
Masuknya Golongan Karya (Golkar) sebagai pemenang kedua dalam
pemilihan umum 1999 dengan perolehan 120 kursi di Dewan Perwakilan
77 Ibid.,
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 55
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018