Page 99 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 99

DPR RI 1999-2004:
                                                                                         Kiprah dan Upaya Mengawal
                                                                                            Kehidupan Berdemokrasi




                                                  awal pemerintahannya mengusung jargon menjalankan Pancasila
                                                  dan Undang-Undang Dasar 1945  secara murni dan konsekuen.
                                                  Namun pada tataran pelaksanaannya, berbagai praktek Korupsi,
                                                  Kolusi dan Nepotisme (KKN) di kalangan para pejabat pemerintah
                                                  mengakibatkan kerugian negara yang sangat besar terutama di akhir
                  ...praktek Korupsi,             periode pemerintahan rezim tersebut. Kondisi ini tidak terlepas dari

            Kolusi dan Nepotisme                  masih adanya sejumlah pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang
                                                  memberikan kemudahan bagi lembaga eksekutif untuk melestarikan
           (KKN) di kalangan para
                                                  kekuasaan diantaranya adalah dibolehkannya seseorang untuk terus
               pejabat pemerintah                 menerus terpilih sebagai presiden. Dalam tataran pelaksanaan,

                     mengakibatkan                pemerintah Orde Baru secara konstitusional tidak melanggar karena

            kerugian negara yang                  pemerintah tetap terus berkuasa sesuai dengan prosedur yang
                                                  berlaku yakni melalui proses pemilu dan terpilihnya anggota DPR
                       sangat besar...
                                                  yang selanjutnya memilih presiden dan wakil presiden. Dengan
                                                  demikian, beberapa pasal dalam UUD 1945 menjadi sangat layak untuk
                                                  diamandemen.
                                                         Dalam perjalanan sejarah Indonesia, amandemen UUD 1945
                                                  tidak pernah dilakukan kendati Pasal 37 UUD 1945 memberi peluang
                                                  untuk melakukan hal tersebut. Pada masa pemerintahan Orde Baru
                                                  selama kurang lebih 30 tahun, kemungkinan melakukan amandemen
                                                  terhadap UUD 1945 dapat dikatakan berupaya untuk dikesampingkan.
                                                  Hal ini berakibat pada terjadinya tumpang tindih peraturan yang
                                                  mengarah pada penyimpangan termasuk adanya peraturan yang
                                                  lebih rendah bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi
                                                  seperti Peraturan Menteri Penerangan No.01/Per/Menpen/1984
                                                  yang bertentangan dengan Undang-undang No.21/1982. Dengan
                                                  dalih akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
                                                  konsekuen, pemerintah Orde Baru terkesan menjadikan UUD 1945
                                                  menjadi Konstitusi yang sakral dan berbagai usaha untuk melakukan
                                                  perubahan terhadap UUD tersebut merupakan sebuah usaha yang
                                                  tabu untuk dilakukan. Hal ini dikukuhkan dengan Tap. MPR No. IV/
                                                  MPR/1983 mengenai referendum. Dengan demikian upaya untuk
                                                  melakukan amandemen terhadap pasal-pasal dalam UUD 1945 menjadi
                                                  semakin sulit. Kondisi ini membuat berbagai pintu perubahan semakin
                                                  tertutup.
                                                       Upaya untuk melakukan amandemen terhadap beberapa pasal
                                                  dalam Undang-Undang Dasar 1945 dapat dikatakan menemui titik
                                                  terang dengan diselenggarakannya Sidang Istimewa MPR pada tanggal
                                                  10-13 November 1998. Sidang Istimewa tersebut diselenggarakan





                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   93
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104