Page 28 - MAJALAH 106
P. 28
SUMBANG SARAN
agenda ketahanan energi nasional 5%; dan batubara yang dicairkan yang kurang kondusif dan faktor
mencakup beberapa isu kebijakan menjadi lebih dari 2%. Target ini teknologi juga turut memperkeruh
seperti diversifikasi energi dan bahkan akan lebih digenjot sampai suasana. Faktor biaya misalnya,
pengembangan infrastruktur tahun 2050. Wacana yang berkem- menunjukkan bahwa persoalan ini
energi. Pengurangan subsidi BBM bang dalam proses penyiapan pe- perlu sebuah kebijakan terobosan
juga harus menjadi medan ‘manuver’ rubahan kebijakan KEN misalnya, yang tentunya membutuhkan
pemerintah untuk mendorong politik bauran energi primer sampai keputusan politik yang kuat.
perubahan subkultur boros-energi tahun 2050 akan menetapkan pe- Belum sampai di sini, tingginya
masyarakat untuk menopang ran EBT minimal 31%, minyak bumi biaya pembangunannya pun perlu
ketahanan energi, penghematan kurang dari 20%, batu bara minimal didukung dengan kebijakan lain
anggaran dan penghapusan subsidi 25% dan gas minimal menjadi 24%. seperti kebijakan pembelian energi
secara penuh. Tidak berlebihan, listrik dan regulasi teknis lainnya
agenda ini akan beririsan dengan Mandat penting lainnya adalah yang memberikan ruang insentif
upaya pemerintah untuk merubah target pencapaian elastisitas energi yang lebih longgar bagi investor.
Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang (EE) yang lebih kecil dari 1 pada Sebagai contoh, kebijakan harga
KEN. tahun 2025. EE Indonesia saat ini pembelian listrik investor oleh
masih di atas 1 (1,84). Sebagai pemerintah (feed-in tariff) telah
UU No. 30 Tahun 2007 tentang perbandingan, Malaysia sebesar dinaikkan dari di bawah Rp500 per
Energi menggarisbawahi bahwa ke- 1,69; Thailand,1,16; Singapura, kWh menjadi lebih dari Rp600 per
bijakan pengelolaan energi nasional 0,73; Jepang, 0,10; Inggris,0,03; kWh. Kebijakan ini membangkitkan
harus dilaksanakan secara berkeadil- dan Jerman, 0,12. Pada tahun 2012, animo sejumlah investor pembangkit
an, berkelanjutan, rasional, optimal Indonesia tergolong negara terboros listrik mikrohidro. Namun demikian,
dan terpadu. Dengan mandat ini, energi di dunia dengan indeks EE dari sejumlah puluhan perjanjian
ruang bagi pengembangan semua masih di angka 1,63 dan tertinggi di pembelian jual-beli listrik dengan
jenis sumber energi, khususnya en- Asia Tenggara dan bahkan sebagian PLN, realisasinya kurang dari 5%.
ergi terbarukan (EBT), menjadi suatu negara-negara maju yang indeks EE- Lagi-lagi, persoalan kondusifitas
keniscayaan. Pilihan ini sangat fun- nya di kisaran 0,1-0,6. Di samping aturan dan insentif menjadi
damental seiring dengan semakin itu, intensitas energi final juga akan ganjalan. Persoalan teknologi pun
liarnya tingkat konsumsi energi se- didorong menjadi 1% pada tahun sama karena kentalnya politisasi.
mentara pada saat yang sama kapa- 2025. Mengapa semua fakta penting Pesan ini secara langsung mendesak
sitas negara dalam memenuhinya disuarakan? Sejumlah sumber bagi dilakukannya rejuvinasi politik
terus merosot tajam. Laju pertum- potensial bagi pengembangan EBT bauran energi nasional. Tanpa upaya
buhan penduduk, pembangunan dan target politik bauran energi yang ini pengembangan EBT hanya akan
ekonomi dan tingginya pemburu telah ditetapkan tak ubahnya seperti menjadi pajangan normatif.
rente bisnis penyelundupan BBM macan kertas. Pengembangan BBN
bersubsidi terus menambah lim- praktis hanya berjalan di sektor Secara normatif, kebijakan pe-
bung situasi ini. biodiesel dan perannya secara ngelolaan energi nasional diarah-
grafikal cenderung linier. Data kan bagi terciptanya kemandirian
Alasan ini tidak berlebihan karena terbaru bahkan menunjukkan bahwa energi dan ketahanan energi na-
Indonesia memiliki sumber EBT yang produksi BBN masih di kisaran dua sional. Dalam perspektif seperti ini,
melimpah. Laporan khusus Tempo juta kilo liter per tahun. Penggunaan tugas berat telah menanti generasi
(24/3) misalnya, membeberkan energi panas bumi baru mencapai kepemimpinan politik saat ini karena
sejumlah potensi EBT, data yang 900 Mwe (800 MW). Jumlah ini dua agenda ini akan bermuara pada
analog dengan tersedianya menu masih sepertiga dari potensi energi tercapainya kedaulatan energi. Titik
gastronomikal yang siap dieksekusi. panas bumi nasional yang mencapai irisan ketiganya semua mengamini
kira-kira 27.000 Mwe atau setara bahwa mustahil ada kedaulatan
Sebagai sarana pengolah, lan- 40% cadangan energi panas bumi energi zonder kemandirian dan
dasan aturan mainnya pun sudah dunia. Sumber EBT lainnya seperti ketahanan energi. Apapun pilihan
jelas. KEN telah menetapkan politik biomassa, tenaga air, tenaga surya, politiknya ke depan, yang pasti kita
bauran energi bagi terpenuhinya tenaga angin dan suhu kedalaman harus mengarahkan alam bawah sa-
peran jenis energi pada tahun 2025; laut pun setali tiga uang. Energi dar kita bahwa era bonansa mi nyak
minyak bumi kurang dari 20%, gas baru seperti nuklir masih menjadi bumi menjadi romantisme yang
lebih dari 30%, batu bara lebih dari bola politik liar yang dikooptasi tidak bakal kembali.
33%, bahan bakar nabati (BBN) dan populisme sesaat dalam arena
panas bumi lebih dari 5%, EBT lain- percaturan politik nasional. Penulis adalah peneliti P3DI Setjen DPR
nya khususnya nabati, panas bumi, RI, Jakarta.
biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga Sejumlah faktor seperti tingginya
surya, dan tenaga angin lebih dari biaya pengelolaannya, kebijakan
28 PARLEMENTARIA EDISI 106 TH. XLIII, 2013