Page 26 - MAJALAH 106
P. 26

SUMBANG SARAN



















          Oleh Hariyadi


                         asih kental dalam  bersubsidi digenjot lagi. Permen
                         in g a t a n  k it a  ESDM No. 1 Tahun 2013 tentang
                         ketika kebijakan  Pengendalian Penggunaan Bahan
                         pengendalikan  Bakar Minyak, sebagai tindaklanjut
           Mk u o t a  BBM  Permen ESDM No. 12 Tahun 2012
          bersubsidi pada tahun 2012  yang  memiliki  ruang  lingkup
          akhirnya mentah kembali setelah  pengaturan yang sama di tingkat
          muncul gejolak sosial. Pada waktu  Jabodetabek telah digulirkan.
          itu, 23 November 2012, gejolak  Melalui kerangka kebijakan ini,
          sosial terjadi di Kecamatan Barong  pemerintah menargetkan dapat
          Tiongkok, Kabupaten Kutai Barat,  menghemat BBM bersubsidi sebesar
          Kalimantan Barat. Gejolak yang  1,3 juta kiloliter sehingga upaya
          diawali dengan cekcok antara warga  menjaga kuota BBM bersubsidi tidak
          dengan petugas agen penyalur  melampaui kuota yang ditetapkan
          minyak dan solar berujung pada  APBN 2013 sebesar 46,01 juta kilo
          kerusuhan sosial dengan implikasi  liter senilai Rp193,8 triliun tercapai.
          ratusan rumah dan toko terbakar.  Lagi-lagi, nilai BBM bersubsidi
          Kecenderungan “kekurangan”  terus mengalami kenaikan sebagai
          pasokan BBM tersebut juga ditemui  konsekuensi naiknya volume  mencapai lebih dari 20% dari jumlah
          di sejumlah wilayah. Dalam konteks  alokasinya. APBN-P 2013 mematok  penduduk,  dipastikan  konsumsi
          ini negara harus ‘mengalah’:  kuota  subsidi  sebesar  Rp199,85  BBM akan semakin menjadi momok
          Pertamina menghentikan kebijakan  triliun atau setara dengan 47 juta  bagi negara. Kedua, politik subsidi
          tersebut dan pilihan politik  kilo liter. Alokasi ini masih sangat  BBM yang masih menyisakan ruang
          negara akhirnya mengarah pada  rentan terhadap perubahan setidak-  bagi terciptanya tambalan subsidi.
          penambalan kuota BBM bersubsidi  tidaknya karena tiga variabel  Kehadiran Pasal 8 UU ayat (10) No.
          pada tahun anggaran.             penting berikut ini.              15 Tahun 2013 tentang Perubahan
                                                                             atas UU No. 19 Tahun 2012 tentang
           Pemerintah sebenarnya telah       Pertama, tingginya laju konsumsi  APBN Tahun 2013 membuka ruang
          b e r u p ay a   me ng o p t i  m a l ka n  BBM bersubsidi secara nasional.  bagi dilakukannya penyesuaian
          sejumlah kebijakan pengendalian  Seiring dengan kehadiran mobil  alokasi BBM bersubsidi menguatkan
          sebelumnya dan langkah himbauan  hijau murah (LCGC), laju tingkat  hal ini. Di satu sisi, fakta ini sekaligus
          penghematan termasuk di dalamnya  konsumsi BBM bersubsidi bakal  menyiratkan belum berjalannya
          kegiatan Gerakan Nasional Hari  semakin fantastis dan keluar dari  serangkaian kebijakan pengendalian
          Tanpa Bensin  Bersubsidi pada  batas  ambang  psikologis kita  implementasi BBM bersubsidi.
          tanggal 2 Desember 2012 di wilayah  jika dirasiokan dengan jumlah  Ketiga, belum membuminya
          Jawa-Bali dan lima kota besar di  ruas dan luas jalanan misalnya,  kebijakan  diversifikasi  energi.
          luar pulau Jawa, yakni Medan,  di  Jabodetabek.  Mari  kita  lihat  Mandat Perpres No. 5 Tahun 2006
          Batam, Palembang, Balikpapan  f ak t a  e mp ir is  oto - h e d o nis  tentang Kebijakan Energi Nasional
          dan Makasar dilakukan. Namun  kelas menengah di republik ini.  (KEN) telah mengamanatkan politik
          demikian, akhirnya pemerintah  Peluncuran LCGC Toyota Agya pada  bauran energi yang komprehensif
          memandang bahwa semua langkah  awal bulan September 2013 lalu  sampai tahun 2025 dengan peran
          itu tetap tidak mampu mengerem  mampu mencetak 1500 pesanan  masing-masing jenis sumber energi
          laju tingkat konsumsi. Setali  mobil hanya dalam waktu tiga  terhadap tingkat konsumsi energi
          tiga uang pada kasus tahun ini,  jam (Tempo, 10/9/13). Dengan  secara nasional. Walhasil, kebijakan
          upaya pengendalian kuota BBM  jumlah kelas menengah yang  ini pun masih jalan di tempat.


          26  PARLEMENTARIA  EDISI 106 TH. XLIII, 2013
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31