Page 8 - MAJALAH 142
P. 8

LAPORAN UTAMA


             Pemisahan Regulator-Operator Haji,




                  Nafas Zaman Tak Bisa Ditentang






                     eskipun Tim pengawas   pelayanan relatif makin baik, ini yang   regulasi. Nah yang kedua adalah
                     Haji DPR RI menilai   saya sebut sebagai manajeman haji.   politik ekonomi haji berkaitan dengan
                     bahwa pelayanan ibadah   Kedua adalah politik haji ini terkait   beberapa isu pertama kuota. Kita tidak
          Mhaji semakin baik, tapi         kuota, sikap Pemerintah Saudi serta   mungkin ngejar itu kalau kuota haji tidak
          DPR RI akan terus berupaya mendorong   sikap kita tidak saja penyelenggara haji   nambah dan kita tidak ada kemampuan
          supaya Pemerintah meningkatkan   Indonesia tapi juga ikut membangun   untuk mengejar sisa kuota lain yang
          kualitas pelayanannya. Untuk itu   infrastruktur haji. Itu semua nanti   ada di belahan dunia, termasuk dari
          DPR RI kini menggulirkan inisiatif   tergantung pada politik ekonomi haji.     Saudi yang digunakan oleh kita. Untuk
          pengajuan RUU Penyelenggaraan       Kita sudah evaluasi rutin. Pemerintah   kepentingan masyarakat kita yang
          Haji dan Umrah (PIHU). Wakil Ketua   kita tekan terus, kita kontrol terus   sangat banyak, harusnya orang tua kita
          DPR RI Koordinator Kesejahteraan   sehingga situasi  semakin terbuka,   yang di atas 70 tahun sudah selesai dan
          Rakyat Fahri Hamzah menegaskan   kerjanya juga tambah baik. Tetapi ini   sudah haji semua.
          bahwa kata kunci dari revisi itu adalah   tidak bisa beres kalau sisi politik ekonomi   Mekanismenya adalah jaminan
          memisahkan antara regulator dan   haji ini tidak diperbaiki. Kata kunci   dan inilah yang menyebabkan kenapa
          operator sehingga penyelenggaraan   dari RUU PIHU adalah memisahkan   amanat dari UU Haji yang sebelumnya
          haji berbasis profesionalisme. Berikut   antara regulator dan operator. Ke   harus diselesaikan sekarang,
          petikan wawancaranya.            depan penyelengagaran haji betul­betul   yaitu amanat untuk mendirikan
                                           berbasis pada profesionalisme.    Badan  Pengelola Keuangn haji. Apa
            Apa latar belakang pengajuan RUU   Kedua para penyelenggara      pentingnya?  Karena di satu sisi nanti
          Penyelengara Ibadah Haji dan Umrah?   pelayanan haji ini swasta dan masyarakat   pengelola keuangan  haji ini ada yang
            Sebelum masuk pembicaraan RUU   Indoneisa yang bikin usaha di bidang   terkait dengan pengelolaan uang karena
          PIHU sebaiknya ada evaluasi karena   haji dan umrah harus betul­betul   jumlahnya besar sekali, saat ini ada 85
          ada beberapa mandat dari UU Haji yang   diberikan regulasi yang tepat sehingga   triliun.
          lama belum dilaksanakan dan itu adalah   nanti mereka bisa bergerak di dalam   Nanti ada yang berkaitan dengan
          kesimpulan dari keseluruhan persoalan   regulasi yang kita buat ini.       jaminan, misalnya kita
          yang ada  dalam penyelenggaran haji   Baru pe n ga w as an  y an g           ma u meng habiskan
          ini. Dua hal perlu dievaluasi.   dicek terus apa sudah sesuai                 yang senior­senior
            Pertama, penyelenggaraan dan   penyelengaraannya dengan                      yang penting mereka








                       Kata kuncinya
                       adalah memisahkan
                       antara regulator dan
                       operator. Ke depan
                       penyelenggaraan haji
                       betul-betul berbasis
                       pada profesionalisme.
                                                                                                               foto : kresno/iw


                                                            Wakil Ketua DPR RI  Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
                                                                            Fahri Hamzah


         8      l  PARLEMENTARIA  l  EDISI 142 TH. XLVI - 2016
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13