Page 26 - MAJALAH 100
P. 26
baik beras, ikan, maupun daging sapi. Kebijakan
impor pangan—haruslah selektif dan hanya untuk
menambah cadangan pangan nasional (stock). Salah
besar apabila kebutuhan konsumsi pangan sehari-hari
bergantung kepada impor.
Politik pangan juga perlu mengembangkan strategi
diversifikasi (konsumsi) pangan, agar ketergantungan
pada beras semakin kecil serta dapat meredam gejolak
harga beras di pasar apabila terjadi paceklik dan
bencana alam. Pemerintah masih belum maksimal dan
tidak optimal mengembangkan diversifikasi pangan,
karena demand terhadap pangan non-beras masih
relatif kecil dibandingkan beras. Padahal strategi
diversifikasi pangan bertujuan untuk meningkatkan
gizi pangan masyarakat. Selain itu, kebijakan
diversifikasi pangan merupakan strategi dari kebijakan
substitusi impor guna mengurangi impor beras dari
luar. Pengembangan produksi pangan non-beras
tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik dan
memperkaya keragaman pangan, tetapi kelebihan
produksi dapat diekspor ke pasar internasional untuk
menghasilkan devisa bagi negara.
Sebagaimana disebutkan di atas, tantangan pangan
ke depan juga dihadapkan pada kecenderungan
“perebutan” sumber-sumber pangan dunia
untuk kepentingan pengembangan energi non-
fossil. Saat ini, beberapa negara di dunia sedang
mengembangkan energi bio-fuel/bio-diesel yang
bersumber dari komoditas pertanian, seperti Tebu,
Minyak Sawit (CPO), Ubi Kayu (Tapioka), Jagung,
dan lain-lain. Oleh karena itu, Negara sangat
berkepentingan untuk “memproteksi” sumber daya
pertanian yang ada tidak hanya untuk menjamin
ketersediaan pangan (food availability) yang cukup
dan menjaga ketahanan pangan, tetapi untuk
kepentingan nasional yang lebih besar di kemudian
hari.
Untuk mewujudkan politik pangan yang
berorientansi kepentingan nasional, maka aspek
kelembagaan pangan sangat penting, baik dari
aspek sistem manajemen dan operasional, konsep,
serta strategi yang hendak ditempuh maupun aspek
koordinasi dan komunikasi antar-lembaga. Apapun
lembaga yang mengurus pangan saat ini apabila
demi kepentingan bangsa dan Negara yang lebih
besar, maka masyarakat akan merasa aman, damai,
dan sejahtera dengan terjaminnya ketersediaan dan
keterjangkauan komoditas pangan dari kuantitas dan
kualitas.
26 PARLEMENTARIA EDISI 100 TH. XLIII, 2013