Page 25 - MAJALAH 100
P. 25

sistem informasi nasional untuk melayani sentra-   pandangan kebangsaan Presiden RI Sukarno yakni
            sentra produksi pertanian. Ketiga, Penelitian dan   meletakkan urusan pangan sebagai urusan kedaulatan
                                                                          5
            Pengembangan pertanian untuk menciptakan benih     Republik ini.  Jauh sebelum sumber energi dieksplorasi
            varietas unggul. Keempat, Investasi, pembiayaan dan   dan dieksploitasi, Sukarno telah menempatkan
            subsidi. Kelima, Diversifikasi pangan dan peningkatan   masalah pangan menjadi prioritas dalam pembangun.
            kualitas gizi pangan. Keenam, Adaptasi dan mitigasi
            perubahan iklim.                                     Pada jaman penjajahan Belanda-pun, politik pangan
                                                               sudah dijalankan yaitu dengan dibentuknya lembaga
              Selain langkah strategi di atas, kebijakan       pangan “VOEDING MIEDEDELEN FONDS” (Yayasan
            pengendalian harga pangan juga signifikan guna     Pengadaan Bahan Pangan) bagi rakyat Indonesia
            mempertahankan ketersediaan/ketahanan pangan       menjelang pecahnya PD II pada 25 April 1939.
            sesuai kebutuhan. Pengalaman empiris menunjukkan   Kemudian pada masa penjajahan Jepang (1942-1945)
            gejolak harga pangan akan meningkatkan inflasi (cost   dibentuk lembaga pangan menggantikan VMF yang
            push inflation) yang berdampak negatif terhadap    dinamakan “SANHYOKU-NANYON KOHATSU KAISHA”
            perekonomian. Ke depan pemerintah perlu hati-hati   dengan tugas dan tanggungjawab pengadaan,
            mengatur supply dan demand produk pangan di pasar,   penyediaan, dan penjualan bahan pangan. Setelah
            termasuk manajemen distribusi. Saat ini, harga beras   Indonesia merdeka, Sukarno menyerahkan
            di pasar terus meningkat dan cenderung melahirkan   urusan pangan dengan dibentuknya Kementerian
            efek psikologi pasar terhadap produk pangan lainnya.   Kemakmuran pada 2 September 1945. Politik pangan
            Kebijakan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) oleh    era Presiden RI Suharto dapat dilihat antara lain
            PERUM.BULOG merupakan strategi yang baik guna      dengan dibentuknya KOMANDO LOGISTIK NASIONAL
            menstabilkan harga beras pada saat musim paceklik   pada 23 April 1966 untuk menjamin suplai beras di
            dan musim panen. Pada 2009, PERUM.BULOG            dalam negeri. Kemduian pada 1967, lembaga pangan
            mampu menyerap 3,63 juta ton setara beras. Tetapi   Kolognas ini diganti dengan BULOG sebagai single
            pada 2011, PERUM.BULOG hanya mampu menyerap        purchasing agency dan stabilisator harga pangan,
            1,73 ton setara beras atau 4,19% dari total produksi   khususnya 9 bahan pokok (sembako). Sampai saat ini
                                                                                                6
            beras nasional 2011. Pada 2012, PERUM.BULOG        BULOG masih eksis.
            merencanakan akan menyerap 4,1 juta ton setara
            beras atau 9,3% dari total produksi beras nasional.   Bagaimana politik pangan kita ke depan paska
            Hingga akhir Juni 2012, terserap sekitar 2,34 juta ton   lahirnya UU Nomor 18 Tahun 2012 ? Dalam UU Nomor
            setara beras, atau sekitar 57% dari target.        18 Tahun 2012, urusan pangan adalah tanggungjawab
                                                               bersama pemerintah pusat dan daerah, sejalan
               Tabel 2. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas   dengan kebijakan otonomi daerah. Pemerintah
                         Pangan di Pasar Domestik              sampai saat ini masih mengalokasikan anggaran
                             Tahun 2009-2012                   subsidi pangan dalam APBN. Belum lagi subsidi pupuk
                                                               dan subsidi benih. Tanggungjawab pemerintah di
                                                               atas diwujudkan dalam bentuk Cadangan Pangan
             No.  Komoditas Pangan Satuan 2009  2010  2011  2012*)  Pemerintah (CPP). Cadangan Beras Pemerintah (CBP)
             1   Beras Umum    Rp/Kg 6.692  8.017  9.305  10.310  yang ada saat ini adalah bagian dari politik pangan
             2   Beras Termurah  RP/Kg  5.475  6.430  7.382  8.194  nasional. Tetapi sayangnya, ekspor pangan dapat
             3   Gula Pasir    Rp/Kg 8.688  10.090 10.144 11.442  dibuka setelah memperhatikan kebutuhan konsumsi
                                                               dan kepentingan nasional. Kebijakan ini perlu
             4   Daging Sapi   Rp/Kg 59.543 63.111  66.853 72.316  ditempuh dengan hati-hati karena pasar komoditas
            Keterangan   : *) Realisasi sampai Juni 2012       pertanian, termasuk pangan cenderung “tertutup”
            Sumber   : “Lampiran Pidato Presiden RI pada Sidang Bersama DPR RI dan   dengan semakin banyaknya proteksi (market barriers)
                        DPD RI” pada tanggal 16 Agustus 2012 di Gedung DPR RI.
                                                               dari negara produsen sebagai strategi melindungi
                                                               pasar domestiknya.
              Politik Pangan ke Depan
                                                                 Oleh karena itu, politik pangan harus fokus pada
              Ketika pertambahan penduduk tidak dapat ditekan   upaya bagaimana meningkatkan produksi komoditas
            sampai 0%, maka Negara harus turun tangan          pangan di dalam negeri, sehingga ketergantungan
            memecahkan masalah pangan bagi rakyatnya.          impor dapat dikurangi. Indonesia masih memiliki
            Presiden RI Sukarno dalam pidatonya 27 April 1952   sumber daya untuk meningkatkan produksi pangan,
            pernah menegaskan: ...”rakjat Indonesia akan
            mengalami bentjana, malapetaka dalam waktu dekat   5  Lihat Buku “BULOG DALAM BINGKAI KETAHANAN PANGAN”
            kalau soal makanan rakjat tidak segera dipetjahkan,   oleh Eko Suksmantri, Dkk, Penerbit CV.Padma Publisher, Cetakan
            sedangkan soal persediaan makanan rakjat ini bagi    Pertama, 2012, Hal.17.
            kita adalah soal hidup atau mati...” Pola pikir dan   6  Ibid., Hal.22-23.


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 100 TH. XLIII, 2013  25
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30