Page 22 - MAJALAH 122
P. 22
Tata Ulang Pengaturan Gedung DPR
Ia kemudian mencoba menggambarkan secara seder-
hana seperti menyaksikan perilaku orang yang berada
di pasar tradisional yang becek, gelap. Perilaku me-
reka yang berada di dalamnya juga akan terbawa de-
ngan kondisi sekitarnya, meludah sembarangan, buang
sampah seenaknya. Perubahan terjadi ketika pasar itu
diperbaiki. Gambaran lain misalnya dahulu layanan bus
kota di Kuala Lumpur, Malaysia juga hampir sama de-
ngan Metro Mini atau Kopaja di Jakarta saat ini, kumuh,
penuh coretan, tidak beraturan dan kriminal hal biasa.
Perubahan terjadi ketika manajemen mengganti semua
bis dengan armada terbaik yang didatangkan dari Ero-
pa. Selama 6 bulan penumpang masih berperilaku sama
ik. Tik. Begitu tetesan suara air yang jatuh di merusak dan mencoret. Tetapi pihak manajemen se-
ember. Kepala mencoba menengadah, men- tiap malam mengerahkan pegawainya untuk memper-
coba mencari dimana sebenarnya lobang asal baiki setiap kerusakan, coretan dan harus kembali rapi
Tmuasal air ini. Tapi sulit. Plafon ruangan ini malam itu juga. Pagi datang, bus sudah kembali bersih.
cukup tinggi lebih dari 8 meter karena ini bukan sem- Pada akhirnya penumpang jadi malu hati sendiri ketika
barang ruangan tetapi ruang rapat Komisi VI DPR RI. melakukan aksi pengrusakan, bahkan muncul sikap sa-
Iya benar… komisi yang sering rapat kerja dengan Men- ling mengingatkan diantara sesama penumpang. Kasus
teri Perdagangan, Menteri Perindustrian atau baru saja yang kurang lebih sama terjadi pada penumpang com
rapat maraton membahas Penyertaan Modal Negara muter line di Jakarta. Betapa sulitnya PT KAI menu-
dengan Menteri BUMN yang mengomandoi lebih dari runkan penumpang yang suka naik ke atap kereta. Pada
100 BUMN dengan aset tidak kurang dari Rp4500tri- akhirnya mereka tertib ketika merasa terlayani dengan
liun. Bahkan pada saat rapat kerja dengan Menteri armada keretaapi yang lebih bersih, terawat dan manu-
BUMN, hujan deras membuat plafon tak kuasa mena- siawi. “Mentalnya berubah,” tandasnya.
han guliran air menetes persis di belakang Bu Men-
teri Rini Sumarno. Sekilas ia terlihat tersenyum kecut Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen -BKSAP DPR
melihat air tetesan dari plafon sudah memenuhi ini kemudian menggambarkan ketika mendapat
hampir setengah bagian baskom, di ruang kesempatan mengunjungi gedung parlemen
sidang anggota dewan yang terhormat itu. di Northern Territory salah satu provinsi
di Australia. Ketika berada di depan ge-
“Jadi air turun sudah kayak keran bo- dung tersebut ia sudah merasakan mar-
cor dari plafon ruang rapat Komisi VI. wah yang menunjukkan betapa ber-
Katanya sudah pernah diperbaiki tapi wibawa gedung wakil rakyat tersebut.
bocor lagi. Iya kita nikmati sajalah Kontak pertama dengan petugas ke-
barangkali ada yang lebih prioritas,” amanan di gerbang depan kesan ramah
kata anggota Komisi VI Mohamad Hekal tapi tegas sangat terasa. Pengunjung juga
dalam kesempatan wawancara beberapa sudah diarahkan ke lokasi sesuai maksud
waktu lalu di Jakarta. Namun ia mengaku kedatangannya ke gedung parlemen terse-
kondisi ini tentu tidak bisa dibiarkan tanpa ada but. Dalam pertemuan ia kemudian mendapat
perbaikan. Bukan hanya persoalan bocor, teta- penjelasan tentang sejumlah pengaturan yang
pi daftarnya cukup panjang seperti toilet yang dilakukan dalam gedung dewan tersebut se-
sering mampet, AC yang suka ngadat atau lorong yang perti public area dan restricted area. Penataan ini ke-
kurang penerangan. “Kalau ditelusuri lebih jauh lorong mudian memunculkan kesan tertib yang tentunya akan
yang gelap ya hasilnya juga biasanya gelap. Bagaimana mempengaruhi suasana kerja bahkan kinerja siapapun
bicara parlemen modern kalau kondisinya masih se- yang berada di dalam gedung ini.
perti ini,” tutur dia.
22 PARLEMENTARIA EDISI 122 TH. XLV, 2015