Page 48 - MAJALAH 89
P. 48
Shihab dan anak ke 9 dari 13 saudara
ini sebenarnya sangat menikmati pro-
fesi sebagai ahli anastesi. Namun, da-
rah politikus yang berasal dari sang
ayah ( Prof. Abdurrahman Shihab,
Ketua Partai Masyumi – red) mem-
bangkitkan minatnya menjadi seorang
politikus. “Keterkaitan emosional
dengan ayah secara tidak sadar me-
numbuhkan keinginan saya menjadi
seorang politisi, hal ini disebut emo-
sional genetics, dimana gen kita yang
jumlahnya miliaran, hanya 1/3 yang
aktif (on), sisanya 2/3 tidak aktif (off),
nah gen yang aktif ini bisa menjadi
aktif bila ada pikiran yang dominan,”
kata pria lulusan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin (Unhas) itu.
Dalam biografinya, Prof KH Ab-
durrahman Shihab ayah dari Ahmad
Nizar Shihab, adalah seorang ula- Ahmad Nizar Shihab saat Rapat Sidang BPJS di Gedung DPR
ma kharismatik yang menyebarkan “Saat itu saya mengatakan kepa- ( saya punya kehidupan tapi kehidu-
agama dengan menggunakan baha- da ayah saya, rasanya semua tenaga pan itu berbeda dari kehidupan orang
sa penuh kasih sayang dan toleransi dan waktu sudah dicurahkan untuk lain).
baik dengan aliran didalam mazhab belajar, tapi hasilnya tidak memuas- Ketika keyakinan sudah tertanam,
islam sendiri ataupun diluar agama kan, dan saya juga mengeluh menge- kata Nizar ayah saya mengatakan, “
islam, serta Ketua Umum Masjid Raya nai kenapa saya tidak seperti teman- Ananda Nizar , hanya ilmu dan ilmu
Makasar dan guru besar dalam bi- teman sebaya saya, mereka belajar, yang bisa mengangkat derajat manu-
dang tafsir. bermain dan sebagainya, dan saya sia “. Kemudian beliau menambahkan,
Prof KH Abdurrahman Shihab katakan kepada ayah saya, bahwa I “ Bila kamu melayat orang mening-
dipandang sebagai salah seorang to- Have no life,”jelas Nizar. gal, maka janganlah kamu menangis,
koh pendidik yang memiliki reputasi Menanggapi keluh kesah Nizar, kamu seharusnya menangis bila meli-
baik di kalangan masyarakat Sulawesi katanya, menjelang sore, ayahnya hat anak yang tidak bersekolah.”
Selatan. Kontribusinya dalam bidang membawa Nizar jalan-jalan dipinggir “Kata-kata ini menjadi power of
pendidikan terbukti dari usahanya pantai Losari, Makasar, sambil me- suggestion bagi saya untuk berseko-
membina dua perguruan tinggi di nikmati indahnya pemandangan ma- lah dan mencapai cita-cita saya se-
Ujungpandang, yaitu Universitas Mus- tahari terbenam, dan sambil memper- bagai dokter,” tegas pria yang selalu
lim Indonesia (UMI), sebuah perguru- hatikan beberapa orang remaja yang menghindari makanan seperti ikan
an tinggi swasta terbesar di kawasan sedang menghabiskan waktu mengo- asin dan telur asin, kerena kedua
Indonesia bagian timur saat ini, dan brol sambil bernyanyi. makanan tersebut menurut Nizar
Rektor Institut Agama Islam Negeri Lepas dari Pantai Losari ayah Ni- memberi kontribusi utama tekanan
(IAIN) Alauddin Makassar yang kini zar membawa Nizar muda berkeliling darah tinggi dan stroke.
berubah menjadi Universitas Islam kota, saat itu ayah Nizar berkata ‘Yuk
Negeri (UIN). kita hitung berapa banyak dokter yang Terjun Berpolitik
berpraktek sore’, menurutnya, kala itu Sebagai dokter ahli anastesi yang
ditahun 1970 an belum banyak dokter sudah tidak lagi ia tekuni, sebelumnya
Nilai menuntut ilmu yang yang berpraktek sore. Nizar menjadi staf khusus Menteri
ditanamkan oleh orang Tua Lalu ayah saya berkata, ‘kalau Kesehatan Siti Fadillah Supari bidang
Dalam hal menuntut ilmu, Nizar mau jadi dokter harus membedakan kebijakan politik, setelah itu Ahmad
menceritakan, ketika kuliah ditahun diri dengan pemuda-pemuda yang di- Nizar Shihab bergabung dengan Par-
pertama di Fakultas Kedokteran Uni- pantai itu,’ mereka punya kehidupan, tai Demokrat. Pada Pemilu Legislatif
versitas Hasanuddin, dirinya menge- kamupun punya kehidupan,’ Ayah tahun 2009, Anggota DPR dari daerah
luh kepada ayahnya mengenai kelela- meyakini saya, bahwa I have a life, but pemilihan (dapil) Sulawesi Selatan I
hannya dalam belajar. it’s different from other people’s lives itu, dipercaya masyarakat Sulawesi Se-
9
8 | PARLEMENTARIA | Edisi 89 TH. XLII, 2011 | 9
8 | PARLEMENTARIA | Edisi 89 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA | Edisi 89 TH. XLII, 2011 |
|
TH. XLII, 201 |
ARIA |
P
1
ARLEMENT
Edisi 89