Page 55 - MAJALAH 140
P. 55

Ketua Senat FH UMJ. Saat Din Syamsuddin menjadi Ketua   Menyukai Lagu Gambus
            Umum Pemuda Muhammadiyah, Ali menjadi Sekretaris     Kesibukannya sebagai wakil rakyat, memang, telah
            Jenderal tahun 1989-1993. Ali juga pernah jadi Ketua Majelis   menyita waktu kebersamaannya dengan keluarga. Tapi
            Pemuda Indonesia saat DPP KNPI diketuai Adyaksa Daud.  saat bersama keluarga, ia manfaatkan betul kualitas
               Tahun 1987, pemuda Ali menamatkan studi hukumnya.   pertemuannya. Di rumah, Ali tetaplah seorang ayah dan
            Mantan Penasihat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah    suami yang bersahaja. Ada Sri Murniati istri tercinta yang
            Banten ini, langsung mengabdi sebagai asisten dosen   dinikahinya saat Ali masih menjadi mahasiswa UMJ, tahun
            di almamaternya. Dan hingga kini ia masih aktif sebagai   1982. Ali menikah pada usia 22 tahun.
            dosen UMJ. Mantan Wakil Direktur RS Islam Jakarta ini juga   Dari pernikahannya itu, ia dikaruniai lima buah
            mengajar di sejumlah perguruan tinggi. Pergaulannya yang   hati tercinta, masing-masing Nur Melinda Lestari, Nur
            sangat luas mengantarkannya pada aktivitas politik.   Rachmawati, Nur Fitri Izzati Ramadhani, Achmad Farisi,
               Sebelum memasuki era reformasi, Ali sudah bergabung   dan Muhammad Faqih Arfan, plus tiga cucu. Bersama istri
            dengan PPP. Tahun 1997-1999, peraih gelar doktor hukum   tercinta, Ali telah mengantarkan putra putrinya meraih
            dari UNPAD ini, menjadi Anggota MPR RI. Ia menjadi   gelar akademik tinggi. Putri sulungnya peraih gelar
            wakil rakyat dari dapil NTT. Memasuki era reformasi,   magister hukum, putri kedua magister manajemen, dan
            banyak partai baru bermunculan. Wajah politik di Tanah   putri ketiga sarjana ilmu politik. Dua putra terakhirnya
            Air berubah 180°. Bersama tokoh-tokoh Muhammadiyah,   masih kuliah di perguruan tinggi.
            mantan Direktur Utama PT. Ruslam Cempaka Putih Jaya   Ali tak mengarahkan buah hatinya mengikuti jejaknya
            ini, bergabung dengan Partai                                             menjadi politisi. Mereka
            Amanat Nasional (PAN) tahun                                              dibiarkan berkembang sesuai
            1999.                                                                    bakat dan kemauannya
               Adalah AM Fatwa salah                                                 sendiri. Salah satu putranya
            satu tokoh pendiri PAN                                                   malah pernah menjadi santri
            (kini Anggota DPD RI) yang                                               di Pondok Pesantren Gontor,
            mengajaknya masuk partai                                                 Ponorogo. Ia mengaku tak
            yang diketuai Amien Rais saat                                            tega harus memisahkan
            itu. Bersama Abdillah Toha,                                              putranya dari keluarga.
            Ali sempat menjadi caleg PAN                                             Dan putranya itu pun kerap
            dari dapil Banten pada Pemilu                                            menangis, karena jauh dari
            pertama di era reformasi.                                                keluarga.
            Tapi hanya Abdillah Toha                                                   Tapi Ali juga ingat pada
            yang melenggang ke senayan.                                              pernyataan mantan Presiden
            Dua Pemilu berikutnya (2004                                              BJ. Habibie saat mendengar
            dan 2009) Ali belum terpilih.    Ali bersama Patrialis Akbar dalam pertemuan PAN  cerahmanya. Kata Habibie,
            Setelah itu, Ali sempat                                                  “Biarkan anak kita menangis
            diangkat sebagai staf khusus bidang sosial Menteri   di waktu kecil daripada harus menangis saat sudah
            Kehutanan yang waktu itu dijabat Zulkifli Hasan (kini   dewasa.” Pernyataan itu menguatkan Ali sekaligus
            Ketua MPR RI).                                    memberi penyadaran bagi putra tercintanya. Dan yang
               Memasuki Pemilu 2014, Ali kembali menjadi caleg   membuat Ali menangis, justru bila mendengar lagu
            dari dapil Banten III dan resmi terpilih mewakili rakyat   “Kota Santri” dilantunkan saat menjenguk anaknya
            Tangerang. Usai dilantik, Sekretaris Fraksi PAN MPR RI   di pesantren. Lagu itu sederhana tapi begitu syahdu
            itu, ditempatkan di Komisi IX yang membidangi kesehatan   terdengar.
            dan ketenagakerjaan. Semasa di Komisi IX, Ali bercita-cita   “Pokoknya saya pasti menangis kalau dengar lagu itu,”
            turut memperjuangkan percepatan pembangunan 6000   tuturnya, penuh pilu. Bicara lagu-lagu kesukaannya, Ali
            puskesmas di berbagai daerah. Layanan kesehatan harus   memang penikmat musik gambus dan qasidah. Musik dan
            menyentuh masyarakat miskin di pulau-pulau terpencil   liriknya sangat menyejukkan. Selain membaca buku-buku
            dan perbatasan, karena kesehatan merupakan hak dasar   agama, ia juga hobi jogging untuk sekadar menyehatkan
            masyarakat yang diamanatkan konstitusi.           fisiknya. Kadang di pagi hari, bersama istri tercinta
               Selanjutnya, pada Mei 2016 Ali diangkat menjadi Ketua   berjalan kaki, selain untuk berolahraga juga menemui
            Komisi VIII yang membidangi sosial dan agama. Kiprahnya   masyarakat di sekitar rumahnya untuk berdialog.
            di DPR RI  begitu dekat dengan persoalan-persoalan   Di luar panggung politik, Ali adalah pengasuh sekaligus
            kemasyarakatan. Ali adalah sosok pejuang rakyat kecil. Dia   pendiri sejumlah yayasan pendidikan dari TK sampai
            selalu iba bila melihat rakyat miskin menderita. Ali sudah   perguruan tinggi. Ali ingin mengabdikan hidupnya
            menggapai puncak karirnya sebagai pejabat negara di   untuk masyarakat. Akhirnya, harapan almarhum ayahnya
            Jakarta. Tentu ia tak akan melupakan kampung halaman,   terwujud sudah. Bahkan, Ali mewarisi religiusitas dan jiwa
            tumpah darahnya sendiri.                          sosial sang ayah. Inilah pencapaian putra Solor, Flores.   (mh)



                                                                         PARLEMENTARIA   EDISI 140 TH. XLVI - 2016  l  55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60