Page 14 - MAJALAH 129
P. 14

laPoran
          utama


                                        TAK PERLU


                                        TAKUT TANPA


                                        KETERLIBATAN ASING






                                              Indonesia negara maritim yang besar. Lautnya dilalui kapal-kapal
                                                dagang asing dari hampir seluruh penjuru dunia. Pelabuhan
                                                  utamanya di Tanjung Priok hampir tak memiliki pesaing.
                                                    Mengapa kekayaan potensi maritim dan pelabuhan tidak
                                                     dikelola oleh bangsa sendiri? Mengapa harus menyerahkan
                                                       pengelolaan pelabuhan ke pihak asing?



          Anggota Panja Pelindo II Bambang Haryo Soekartono
            ANGGOTA Panja Pelindo II, Komisi   Pelabuhan Teluk Lamong, Surabaya,   masyarakat dunia pelayaran senang
          VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono   yang dikelola Pelindo III dengan me­  menggunakan fasilitas­fasilitas yang
          menyuarakan kritik tajamnya terhadap   manfaatkan SDM bangsa sendiri sudah   ada di Indonesia,” tutur politisi dari
          pengelolaan Pelabuhan Tanjung Priok.   mencapai 30 MPH. Dan ingin dinaikkan   dapil Jatim I ini.
          Jakarta International Container Termi­  menjadi 40 MPH, mendekati pelabuhan   Menyinggung soal perpanjangan
          nal (JICT) sebagai anak perusahaan PT.   di Hongkong.              kontrak konsesi JICT kepada Hutchison
          Pelindo II yang selama ini mengelola   “Kita tidak perlu takut bersaing   Port Holding (HPH), Bambang melihat,
          pelabuhan malah diserahkan ke pihak   dengan pelabuhan negara lain, walau   sangat tidak proporsional dari nilai kon­
          asing. Tenaga kerja JICT semuanya dari   tak bekerja sama dengan asing dalam   trak pertama. Tahun 1999 saat kontrak
          dalam negeri. Tapi kendalinya dipegang   pengelolaannya. Kita juga tak perlu   pertama ditandatangani, nilainya men­
          Hutchison Port Holding, perusahaan   sibuk cari pasar, karena sudah ada pa­  capai US$ 243 juta. Saat diperpanjang
          asal Hongkong.                   sarnya. Jadi, sayang sekali jika pengelo­  untuk 20 tahun berikutnya, hanya seni­
            Menurut Bambang, tanpa asing pun   laan pelabuhan dikerjasamakan de ngan   lai US$ 215. Padahal, saat kontrak perta­
          pengelolaan pelabuhan bisa dilakukan   asing. Pelindo III di Surabaya sudah   ma berlangsung, jumlah kontainer yang
          putra putri bangsa sendiri. Keuntu­  membuktikannya,” tandas politisi Par­  melewati pelabuhan hanya 1,3 juta teus.
          ngan dari pengelolaan itu pun bisa ma­  tai Gerindra itu.          Sekarang sudah mencapai 2,8 juta teus.
          suk kantong bangsa sendiri. “Pelabuhan   Sebagai negara poros maritim yang   Berarti sudah dua kali lipat jumlahnya.
          ini bukan pelabuhan transit seperti di   dikaruniai 2/3 lautan dan 1/3 daratan,   “Jika ini dibuat satu kontrak baru,
          Singapura. Jakarta tidak punya pesa­  Indonesia harus mampu mengelola   Hutchison  harus  memberikan nilai
          ing dengan negara manapun. Beda de­  potensi pelabuhannya untuk meraih   konsesi kepada Pelindo,  dua kali lipat
          ngan Singapura yang bersaing dengan   devisa yang besar, baik dari aktivitas   lebih tinggi daripada yang lalu. Tetapi
          Malaysia dan Thailand,” kata Bambang   pelabuhan internasional maupun do­  mengapa sekarang lebih kecil? Ini perlu
          awal oktober lalu kepada Parlementaria   mestik. Dan sejauh ini, pelabuhan di In­  didalami oleh Panja,” ungkap Bambang,
          di ruang kerjanya.               donesia belum maksimal memenuhi ke­  penuh tanda tanya.
            Ironisnya, sebagai pelabuhan besar   inginan dunia pelayaran dan angkutan   Bambang menegaskan, kontrak bisa
          dan tanpa pesaing, Tanjung Priok ka­  logistik. Ongkos pemindahan logistik   ditarik di tengah jalan bila memang me­
          lah jauh dalam hal produktivitas. Saat   saja, nilai Bambang, masih mahal.  langgar hukum. Dan Pelindo bisa meng­
          ini, produktivitas Pelabuhan Tanjung   “Ini yang saya tekankan kepada Pe­  ganti kerugian HPH bila ada gugatan
          Priok hanya 30 move per hour (MPH).   lindo untuk lebih profesional mening­  ganti rugi. “Mumpung  kontrak ini be­
          Itu masih separuh dari produktivitas   katkan produksi secara maksimal.   lum berjalan terlalu jauh dan bayarnya
          pelabuhan di Singapura yang mencapai   Semua pelabuhan di wilayah pesisir   masih mencicil. Uang Pelindo cukup
          60 MPH.                          adalah potret muka bangsa dan nega­  banyak untuk mengembalikan ganti
            Tentu ada yang salah dari pengelo­  ra. Untuk itu, harus bisa dimuncul­  rugi kepada Hutchison.” (MH) FOTO: NAE-
          laan pelabuhan selama ini. Padahal, di   kan potret yang baik dan ramah, agar   FUROJI/PARLE/IW



          14  EDISI 129 TH. XLV, 2015
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19