Page 10 - MAJALAH 135
P. 10

LAPORAN UTAMA




                 KENAIKAN PREMI



                     BUKAN SOLUSI






                 emerintah menerbitkan     Kesehatan memperbaiki fasilitas-
                 Peraturan Presiden (Perpres)   fasilitas dan pelayanan kepada peserta
                 Nomor 19 tahun 2016 tentang   terlebih dahulu,” kata Dede, di Gedung
          PPerubahan  kedua atas           DPR RI, Senayan, Jakarta, beberapa
          Peraturan Presiden Nomor 12 tahun   waktu yang lalu.
          2013 tentang Jaminan Kesehatan.     Namun kemudian, Pemerintah
          Perpres ini terfokus pada kenaikan   menunda kenaikan iuran untuk kelas III,
          premi (iuran) yang dibebankan kepada   sehingga iuran tetap Rp 25.500. Terkait
          peserta BPJS Kesehatan. Ketentuan   keputusan itu, Dede mengapresiasi
          besaran premi itu mulai berlaku pada   langkah  Pemerintah  yang  telah
          1 April 2016.                    mendengar aspirasi masyarakat dan
            Alasan dikeluarkannya Perpres   DPR khusunya Komisi IX.             foto : dok/hr
          tersebut diduga karena terjadi defisit   “Artinya ini merupakan  win-win
          di BPJS Kesehatan pada tahun 2015   solution dari Pemerintah. Karena di dalam
          yang mencapai Rp 5,85 triliun, dan   kesimpulan Komisi IX saat raker dengan
          diperkirakan akan terjadi defisit   Menkes, DJSN, dan BPJS Kesehatan   paling tepat untuk membayar jumlah
          hingga Rp 10 triliun pada tahun 2016.   beberapa waktu lalu, salah satunya   orang sakit per bulan. Pada tahun
          Untuk mengurangi defisit tersebut,   adalah Komisi IX mempertanyakan   lalu, ditemukan nilai yang paling ideal
          pemerintah menaikan iuran Penerima   mengenai iuran peserta mandiri kelas   adalah Rp 27.500 per orang per bulan,
          Bantuan Iuran (PBI) dan non PBI melalu   III pada pasal 16F,” kata Dede.  itu sebabnya Komisi IX menargetkan
          Perpres tersebut.                   Namun, lanjut Dede, terlebih   untuk PBI yang dibayar oleh negara
            Semula, Perpres mengatur bahwa   dahulu DPR akan melihat setelah   dari angka Rp 19.225 menjadi Rp
          Iuran Jaminan Kesehatan bagi Pekerja   Perpres berjalan. Ia mengingatkan,   23.000, karena kalau langsung loncat
          Bukan Penerima Upah (PBPU) dan     jika ada peraturan yang memberatkan   ke Rp 27.500 tentu berat untuk APBN.
          peserta Bukan Pekerja (BP) adalah   masyarakat, maka Komisi IX akan   Untuk itu perlu dilakukan opsi-opsi
          sebesar Rp 30.000 per orang untuk kelas   mengevaluasi Perpres tersebut.  guna menyelamatkan beban BPJS
          III, iuran Rp 51.000 per orang untuk kelas   “Dalam kurun waktu berjalannya   Kesehatan,” papar Dede.
          II dan Rp 80.000 per orang untuk kelas I.  peraturan ini, kita bisa melakukan   Opsi pertama, kutip politisi Fraksi
            Ketua Komisi IX DPR RI Dede    rekomendasi-rekomendasi, karena   Partai Demokrat itu dari usulan BPJS
          Yusuf Macan Effendi mengatakan,   kita tidak dapat mencabut Perpres   Kesehatan, yakni dengan menurunkan
          pihaknya telah meminta penundaan   tersebut. Yang bisa kita lakukan adalah   pelayanan. Hal ini berarti, seseorang
          kenaikan iuran JKN bagi peserta BP dan   mengevaluasi, apalagi Panja BPJS   yang seharusnya mendapat pelayanan
          PBPU, sebagaimana tercantum dalam   Kesehatan belum selesai,” ungkap Dede.  kesehatan selama satu minggu,
          pasal 16F Perpres Nomor 19 tahun    Dede menambahkan, pada tahun   dikurangi menjadi tiga hari, sehingga
          2016.  Bahkan,  permintaan  itu  telah   ini,  Dewan  Jaminan  Sosial  Nasional   pengobatan dirasa menjadi tidak
          menjadi kesimpulan rapat kerja Komisi   (DJSN) mengusulkan biaya pengobatan   sempurna. Opsi kedua, negara menutupi
          IX  DPR  dengan  Menteri Kesehatan   optimal per orang per bulan menurut   defisit BPJS Kesehatan, yang berarti
          RI,  Pimpinan  Dewan Jaminan  Sosial   perhitungan aktuaria sebesar  Rp   beban APBN akan meningkat. Dan opsi
          Nasional  (DJSN),  Direktur Hukum   36.000 untuk kelas III, sementara dana   ketiga adalah dengan menaikan iuran
          dan Hubungan Antar Lembaga BPJS   yang dimiliki BPJS Kesehatan  untuk   peserta BPJS Kesehatan.
          Kesehatan serta Staf Ahli Menteri   klaim hanya sekitar Rp 25.500, artinya   “Sebelum Pemerintah mengambil
          Keuangan, Rabu (16/3/2016) malam.  masih ada kekurangan lebih dari Rp   keputusan untuk menggunakan opsi
            “Kami meminta dilakukan        10.000 per orang.                 ketiga, menurut kami, BPJS Kesehatan
          audit investigasi dulu terhadap     “Inilah yang dianggap beban berat   harus memperbaiki pelayanannya
          penyelenggaraan Jaminan Kesehatan   oleh Pemerintah. Dasar utama penentu   terlebih dahulu,” tegas Dede.
          Nasional tahun 2015 ini. Kami berharap   iuran premi BPJS Kesehatan adalah   Dede menilai, Pemerintah terlalu
          BPJS Kesehatan dan Kementerian   aktuaria, yakni nilai berapakah yang   berfikir dari sisi ‘uangnya kurang’


       10     l  PARLEMENTARIA  l  EDISI 135 TH. XLVI - 2016
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15