Page 17 - MAJALAH 96
P. 17

LAPORAN  UTAMA
              LAPORAN  UT    AMA



              Pengelolaan Haji





              Harus Profesional




                     alah satu masalah yang menonjol dalam    dan pemondokan- adalah komponen terbesar dalam
                     RUU perubahan UU No.13/2008 tentang      pembiayaan haji. ” Kalaulah kemudian kita bisa kelola
                     Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah masalah   dua hal ini dengan baik, ini luar biasa- kita ingin ada
                     yang terkait dengan persoalan kelembagaan.   perubahan untuk dua hal ini,” ungkap dia.
              S” Kita ingin bahwa pengelolaan haji kedepan       Dalam soal pemondokan polanya diubah, tidak
              adalah sebuah pengelolaan yang betul-betul profesional.   hanya sekedar mengandalkan penyewaan pertahun,
              Kita ingin ada sebuah kelembagaan baru yang langsung   bisa diusahakan jangka waktu lebih lama termasuk
              bertanggung jawab kepada Presiden,” kata anggota Panja   memberikan jaminan kenyamanan. “ Kan yang namanya
              RUU Perubahan UU No/13/2008 KH Ir. Abdul Hakim, MM    orang beribadah ingin  pemondokan dan fasilitas lainnya
              kepada Parlementaria                            sesuai dengan standar pelayanan minimal,” tukasnya
                 Perlunya lembaga baru menurutnya, karena terdapat    dengan menambahkan, pada saat di Mekah diberikan
              dana sekitar Rp 44 trilyun berupa dana setoran awal para   jaminan bisa  ibadah harian terutama lima waktu bisa lebih
              calon haji (calhaj)- yang merupakan sesuatu amanat dan   mudah.
              tanggung jawab besar sehingga  harus dikelola dengan   Pola pengaturan seperti itu harus ada yang
              profesional yang bisa menguntungkan jamaah. Misalnya   memberikan jaminan, kemudian  transportasi udara
              kita ingin kembangkan dalam bentuk tabungan haji   ataupun transportasi selama di Arab Saudi, juga harus
              sebagaimana yang dimiliki Malaysia.             ada pengaturan yang bisa memberikan jaminan bahwa
                 Jadi lanjut Abdul Hakim, karenanya perlu ada badan   transportasinya bisa mendukung dalam melaksanakan
              khusus, tidak bisa sebagaimana modelnya lembaga   ibadah ini misalnya dalam pengangkutan udara yang
              pemerintahan atau departemen. Misalnya bisa berbentuk   masih monopolistik- hanya Garuda dan Garuda lagi
              badan khusus sebagaimana BPJS, intinya badan    dan dari luar  maskapai Saudi Arabia. Kenapa maskapai
              kelembagaan publik yang dibentuk oleh undang-undang   nasional tidak bisa memberikan pelayanan seperti itu?
              haji ini.                                          Menurut Abdul Hakim, perusahaan-perusahaan
                 Ditekankan lagi bahwa hal-hal yang paling    nasional ini yang ingin kita dorong agar  untuk bisa
              signifikan perubahan UU Haji adalah terkait  masalah   memberikan kontribusi dalam pelayanan angkutan
                                kelembagaan, masalah keuangan   udara sehingga ada kompetisi pelayanan. Selain itu
                                dan masalah pelayanan. Dalam   persoalan transportasi selama pelaksanaan ritual di
                                persoalan pelayanan, berkaitan   Mekah dan Madinah, termasuk saat Armina-kita tidak
                                dengan masalah transportasi   ingin ada keterlambatan jamaah untuk sampai ke Arafah.
                                                               Bagaimapun kita ingin  kerangka aturan yang bisa
                                                               memberikan jaminan kelancaran dan kenyamanan dalam
                                                                memberikan pelayanan untuk transportasi pada wilayah-
                                                                wilayah saat penting itu.
                                                                   Berikutnya masalah pemondokan, polanya sewa
                                                                pertahun, itukan tidak efisien tidak efektif. ” Kenapa
                                                                sih kita tidak berfikir seperti negara lain, punya
                                                                pemondokan dalam jangka yang agak panjang. Ataupun
                                                                jika dibutuhkan misalnya kita dalam pola investasi,
                                                                uang itu kan ada 44 trilyun, kenapa sih tidak kerjasama
                                                                misalnya dengan pemerintah Arab Saudi,” tanya  Abdul
                                                                Hakim.
                                                                   Dengan lembaga baru nanti dia berharap, supaya
                                                                nanti jelas dimana fungsi pemerintah, dimana fungsi
                                                                lembaga dan kita ingin bahwa lembaga ini hanya
                                                                berfungsi sebagai operator pelaksana penyelenggaraan
                                                                haji, kemudian regulator ada pada pemerintah. Intinya
         Abdul Hakim, MM Anggota Panja RUU Perubahan UU No/13/2008




         1 1                                                                                                                                                                                         | PARLEMENTARIA  |  Edisi 96 TH. XLII, 2012 | 1

                                                                                                                                                                                                                                      1
                                                                                                                                                                                                               ARIA |
                                                                                                                                                                                                                           TH. XLII, 2012 |
         1  | PARLEMENTARIA |  Edisi 96 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 96 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 | | |
                                                                                                                                                                                                     |
                                                                                                                                                                                                                        96
                                                                                                                                                                                                                    Edisi


                                                                                                                                                                                                     P
         1   | PARLEMENTARIA |  Edisi 95 TH. XLII, 2012
           1   | PARLEMENTARIA |  Edisi 96 TH. XLII, 2012
                                                                                                                                                                                                      ARLEMENT
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22