Page 20 - MAJALAH 96
P. 20

harus segera dilakukan tata kelola secara   seharusnya Kemenag memberikan   penyelenggaraan Haji memerlukan
           profesional, yaitu adanya terobosan   perlindungan kepada KIHK, yang berarti   aturan yang tepat dan efisien.
           kebijakan bahwa dana ini harus dipisah   memberikan perlindungan kepada   Tranparansi dan akuntabilitas ini
           kan dari operator. Artinya Kemenag   pengusaha juga, selain kepada jamaah.   adalah sesuatu yang sangat penting di
           sebaiknya dipisahkan dari urusan   “Sekarang yang terjadi adalah ada   dalam masalah keuangan pada sebuah
           keuangan. “Bahwa mengelola uang 40   pihak yang punya jamaah tapi tidak   pelayanan. Bukan sekedar pelayanan
           trilyun itu membutuhkan effort yang luar   memperoleh kuota karena tidak masuk   tapi Penyelenggaraan Haji adalah
           biasa, bukan saja sistem keuangannya,   porsi berangkat tahun ini, di sisi lain ada   amanat umat, pengelolaan dananya dan
           tapi juga SDM-SDM yang profesional.   penyelenggara yang porsi jamaahnya   pembuatan kebijakan ditambah nantinya
           Dan Kemenag belum siap karena     sampai 600 orang” ungkapnya.      harus melakukan pengawasan yang
           mereka bukan lembaga keuangan atau   Pembagian proporsional yang    kesemuanya  itu akan sangat menyita
           perbankan” jelas Sugeng.          dimaksud adalah berdasar prestasi   energi. Dikhawatirkan amanat tugas
             Mengenai sistem kuota yang      masing-masing pada tahun lalu.    yang lain menjadi terbengkalai bila
           berkaitan dengan lama antrian harus   Prinsipnya setiap pihak yang punya   semua itu dibebankan pada Kemenag.

                                                                                                                foto:internet/djanganpakies.com






















                                                                                                                foto:internet/hajikita.blogspot.com


           ditata lagi. Kuota seharusnya disusun
           dalam jangka pendek. Misalnya masanya
           per tiga tahun selesai, baru dibuat lagi,
           karena bila jangka waktu kuota sudah
           terlampau panjang, dikhawatirkan
           tidak bisa terpantau mana jamaah yang
           memang masih hidup mana yang telah
           meninggal. “Jadi tidak akan terakumulasi
           menumpuk terus, tiga tahun habis dan
           dihitung dari awal lagi” usulnya.
             Menyangkut haji khusus, dengan
           adanya keterbatasan kuota, Amphuri                                            Jamaah Haji saat berada di  Arab Saudi
           mengusulkan agar kuota haji khusus
           juga diberlakukan sebagai kuota haji   ijin harus diberangkatkan. “Kalau   Spesialisasi bidang adalah kunci dari
           reguler. “Kalau haji reguler itu kuotanya   perusahaan yang sudah berprestasi   pelayanan modern, yaitu dengan
           diberikan kepada tingkat propinsi   diihitung sesuai porsinya, maka sudah   pemisahan antara regulator, operator
           maka haji khusus sebaiknya kuotanya   tidak ada pihak yang mempunyai jamaah   maupun pengawas, sebagai langkah
           diberikan secara proporsional pada   yang tidak bisa memberangkatkan”,   strategis dalam pelayanan haji yang
           pihak PIHK (Penyelanggara Ibadah   papar Sugeng                     lebih profesional (mp/ray)
           Haji Khusus)” kata Sugeng. Di sinilah   Banyaknya pihak yang terlibat dalam   ***


                                                                                                                1
   0                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 96 TH. XLII, 2012 |  1



                                                                              |
                                                                                                   TH. XLII, 2012 |
                                                                                        ARIA |
   0 | PARLEMENTARIA |  Edisi 96 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 96 TH. XLII, 2012 |


                                                                              P
                                                                               ARLEMENT
                                                                                                 96
                                                                                             Edisi
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25