Page 26 - MAJALAH 91
P. 26

menurut  hemat  saya,  merupakan   senantiasa diawasi oleh MPR agar ti-  DPRD tidak terlalu rigid dan mengatur
           temuan yang sangat luar biasa, meski-  dak  keluar  dari  jalurnya,  atau  terjadi   hal-hal  teknis.  Hal-hal  teknis  kepar-
           pun dalam perjalanannya pernah di-  pembiaran, pengabaian atau melalai-  lemenan  dapat diatur dalam tata ter-
           salahgunakan  oleh  penguasa  Orde   kannya. MPR akan dengan sigap dan   tib dari masing-masing lembaga ne-
           Lama maupun Orde Baru. Karena itu,   responsif  secara  proporsional  untuk   gara. Hal yang diatur terlampau teknis
           Negara  wajib  menempatkan  kembali   mengingatkannya.              akan menyulitkan dalam membangun
           harkat, derajat, dan martabat MPR se-  UU yang mengatur DPR dan DPD   dinamika  dan  sikap  responsiveness
           bagai lembaga negara yang memang   dibuat  tersendiri  karena  kedua  lem-  dari  lembaga  tersebut  sebagai  wakil
           berjiwa Indonesia.                baga  tersebut  ditempatkan  sebagai   rakyat.
             Dengan  menempatkan  MPR  se-   “parlemen harian” yang tugas dan ke-  Khusus  mengenai  DPD  apabila
           bagai  lembaga  “penjelmaan  rakyat”,   wajiban utamanya membuat UU dan   benar-benar akan diperkuat kedudu-
           dalam  arti  wadah,  jiwa,  pikiran  dan   menetapkan APBN.         kan, fungsi, dan wewenangnya maka
           karsa  rakyat,  kekisruhan,  friksi,  dan   Sedangkan pengaturan mengenai   dalam  UU  tentang  DPR  dan  DPD
           kegaduhan di antara lembaga-lemba-  DPRD harus diselaraskan dengan pe-  perlu dilakukan sharing of power de-
           ga negara dapat “diselesaikan” melalui   ngaturan Pemerintah Daerah. Karena   ngan DPR. Meskipun UUD 1945 tidak
           forum  MPR,  tempat  bermusyawarah,   keberadaan DPRD merupakan bagian   mengeksplisitkan  peran  yang  signifi-
           mendekatkan hal yang berbeda, dan   dari Pemerintahan Daerah seperti di-  kan  DPD  dalam  pembentukan  UU,
           mencari solusi dan jalan keluar yang   nyatakan dalam Bab VI Pemerintahan   APBN, dan pengawasan, namun apa-
           terbaik bagi kepentingan bangsa dan   Daerah UUD 1945.              bila DPR “rela” berbagi dengan DPD
           Negara. Hal ini juga merupakan suatu   Meskipun  keberadaan  DPRD  dia-  merupakan  hal  yang  sangat  positif
           ajang  pembuktian  bagi  para  nega-  tur  dalam  UU  tentang  Pemerintahan   bagi penyelenggaraan Negara.
           rawan  yang  senantiasa  berorientasi   Daerah,  namun  kedudukan,  fungsi,   Menurut  hemat  saya,  meskipun
           bagi kemaslahatan rakyat.         dan kewenangan DPRD harus benar-  DPR  rela  berbagi  kekuasan  dengan
             Sekarang ini,  ketika terjadi “kon-  benar  diposisikan  sebagai  lembaga   DPD,    sesungguhnya    tidak  akan
           flik”  antar  lembaga  negara  seolah   parlemen  daerah,  yang  memiliki  ke-  mengurangi  kekuasaan  DPR.  Justru
           penyelesaiannya  diambil  alih  oleh   wenangan dan fungsi signifikan dalam   manfaatnya, DPR memiliki mitra yang
           elit-elit politik dengan menggunakan   pembentukan  Perda,  APBD,  dan  pe-  tangguh  untuk  membentuk  UU  dan
           forum-forum nonformal dan di media   ngawasan.  Pengaturan  DPRD  harus   APBN.
           massa.  Hasilnya,  masyarakat  dibuat   diatur  lengkap  dengan  UU  tentang   Namun apabila  ternyata DPR eng-
           bingung,  terjadi  pro  kontra  yang  ti-  Pemerintahan Daerah, dan sedikit ke-  gan untuk berbagi kekuasaan dengan
           dak rasional dan tidak produktif. Bah-  mungkinan (hal-hal yang sangat tek-  DPD, dan kekuasaan DPD sama seper-
           kan,  kemudian  masalahnya  menjadi   nis  saja)  porsi  yang  diatur  dalam  PP   ti sekarang ini, sebaiknya keberadaan
           berkembang  ke  penghujatan  pribadi   dan Permendagri. Pemerintah melalui   DPD  dihapuskan  saja  dalam  struktur
           atau kelompok, dan terkadang terke-  PP dan Permendagri tidak boleh me-  organisasi  ketatanegaraan Indonesia.
           san tidak serius (lebih sekedar hiburan   ngatur lembaga DPRD yang berakibat   Karena  apabila  DPD  tidak  diberikan
           politik),  sangat  tidak  mencerahkan   “pelemahan”  kedudukan  dan  fungsi   kewenangan  yang  signifikan  dalam
           dan tidak mencerdaskan.           DPRD.                             membentuk  UU,  APBN,  dan  penga-
             Karena  itu,  MPR  perlu  didukung   Hal  mengenai  materi  muatan   wasan  akan  terjadi  kemubadziran
           oleh  supporting  system  (sekretariat   UU  yang  mengatur  MPR,  DPR,  DPD,   saja.***
           dan  keahlian)  yang  memadai  dan
           handal. MPR bukan merupakan joint
           session  antara  DPR  dan  DPD  lagi.
           Sidang-sidang  MPR  adalah  sidang-
           sidang  yang  memberikan  kejelasan
           dan kepastian arah dan langkah yang
           akan membawa Indonesia ke keadaan
           yang mencerdaskan kehidupan bang-
           sa, memajukan kesejahteraan umum,
           melindungi  bangsa  dan  tumpah  da-
           rah  Indonesia,  dan  ikut  serta  dalam
           perdamaian dunia.
             Dengan  demikian,  semua  lemba-
           ga-lembaga  negara  “di  bawah”  MPR
           yang  melaksanakan  misi  tersebut             Pertemuan para Pimpinan Lembaga Tingggi Negara di Gedung Nusantara V DPR RI


                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 91 TH. XLII, 2012 |
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31