Page 23 - MAJALAH 91
P. 23

SUMBANG  SARAN





           talnorm (norma fundamental negara)   kesejahteraan  (welvaartstaat/welfare   menjadi  tulang  punggung  atau  pilar
           dan  staasgrundgesetz  (aturan  dasar   state) mewujudkan dalam kehidupan   dalam  membangun  negara. Indikasi-
           negara).                          warga  negaranya?  Indikasinya,  apa-  nya,  jalannya pemerintahan yang ber-
             Dengan  demikian,  kedudukan    kah  negara  diselenggarakan  dengan   bahaya  (adventurous  governments)
           norma  yang  terdapat  dalam  konsti-  tidak  efisien,  dengan  menghambur-  yang mengancam atau mengganggu

           tusi  merupakan  kristalisasi  dari  hasil   hamburkan  sumber  daya  (resources)   kebebasan  warga  negara  (individual
           perjuangan  politik  bangsa  di  waktu   dengan  dalih  untuk  dan  atas  nama   liberties)  dan  hak-hak  asasi  warga
           yang   lampau,   pandangan  tokoh-  negara, yang oleh konstitusi justru di-  negara lainnya.
           tokoh bangsa yang hendak diwujud-  berikan  kekuasaan  kepada  pemerin-  Singkatnya,  latar  belakang  suatu
           kan, baik untuk waktu sekarang, mau-  tah untuk melakukannya.       negara  untuk  melakukan  reformasi
           pun  untuk  masa  yang  akan  datang.   Selain  itu,  stabilitas  negara  pun   (perubahan)  konstitusinya  didasar-
           Juga  merupakan  suatu  kehendak   menjadi  amat  terancam,  antara  lain   kan  pada  penilaian  (assessment)
           dalam hal perkembangan kehidupan   berimplikasi  pada  benturan  ideologi   apakah ada hambatan secara konsti-
           ke-tatanegaraan  bangsa  yang  akan   yang  amat  hebat,  sehingga  terjadi   tusional  untuk  mewujudkan  negara
           dipimpin,   serta   tingkat-tingkat ter-  perpecahan  di  antara  anak  bangsa.   kesejahteraan.    Kemudian  pilar-pilar
           tinggi perkembangan ketatanegaraan   Serta  yang  terpenting,  kesejahteraan   negara hukum sudah terancam untuk
           bangsa.                           (prosperity)  tidak  menjadi  bagian   ambruk,  di  mana  kekuasaan  kehaki-
             Jika ditelusuri,  terjadinya reforma-  dalam  pendekatan  penyelenggaraan   man  dan  atau  institusi  penegak  hu-
           si  konstitusi  (constitutional  reforms)   negara dan pemerintahan.  kum berada pada posisi sun ordinasi
           di berbagai    negara  yang  ditandai     Kedua, apakah negara hukum (re-  terhadap    lembaga  negara  lainnya.
           dengan  perubahan  terhadap  materi   chtstaat/rule  of  law)  telah  menjadi   Serta  apakah  kedaulatan  rakyat  atau
           muatan  konstitusi,  menurut  bebe-  landasan  dalam  penyelenggaraan   demokrasi  sudah  mandeg,  sehingga
           rapa    literature  antara  lain  James  L.   negara.  Indikasinya,    hukum  sudah   lembaga  perwakilan  rakyat  sangat
           Sundquist dalam bukunya ”Constitu-  tidak  berjalan  efektif  untuk  menga-  sulit  untuk  mendayagunakan  fungsi
           tion  Reform  and  Effective  Govern-  tasi  berbagai  bentuk  kejahatan  dan   dan tanggung jawabnya, dan hak-hak
           ment” (1992); Barber Conable (1984)   pelanggaran  yang  dilakukan  oleh   rakyat  tidak  mendapat  perlindungan
           seorang Republican veteran; Arthur M.   pejabat/instansi  publik  maupun  ma-  semestinya.
           Schlesinger  Jr.  Dalam  artikelnya  ber-  syarakat.                   Ada beberapa pokok pikiran yang
           judul “Leave The Constitution” (1966)   Hambatan  konstitusionalnya  ke-  mendasar  dapat  menjadi  inspirasi
           dan  K.C.  Wheare “Modern Construc-  kuasaan  kehakiman  tidak  diberikan     dalam  melakukan  amandemen  atau
           tions”    (1971)  mengatakan,  bahwa   kedudukan  yang  merdeka.  Dengan   perubahan  terhadap  UUD  1945  dari
           perubahan  konstitusi  suatu  negara   kata lain, tidak adanya jaminan kon-  paparan di atas, yaitu :
           itu sekurang-kurangnya berkisar pada   stitusional  untuk  mewujudkan  inde-  a.  Pembentukan konstitusi itu meru-
           tiga isu utama.                   pendent of judiciary.                 pakan  kesepakatan  rakyat  yang
             Pertama, menyangkut pertanyaan     Ketiga, bagaimanakah kedaulatan    dijalankan  oleh  wakil-wakilnya
           sejauhmanakah  pencapaian  negara   rakyat (volksoevereiniteit/democracy)   yang benar-benar amanah.
                                                                               b.  Pembentukan  konstitusi    meru-
                                                                                   pakan  proses  yuridis  (hukum
                                                                                   ketatanegaraan),  selain  proses
                                                                                   politik,  sehingga  dalam  proses
                                                                                   pembahasan penyusunan konsti-
                                                                                   tusi  harus  berpikir  dan  bersikap
                                                                                   sebagai seorang negarawan yang
                                                                                   berpengetahuan,   berpengala-
                                                                                   man, dan berpengaruh.
                                                                               c.  Dalam membentuk konstitusi ha-
                                                                                   rus  didasarkan  kepada  nilai-nilai
                                                                                   filosofis  dari  negara  yang  ber-
                                                                                   sangkutan,  bukan  semata-mata
                                                                                   meniru  atau  mengadopsi  dari
                                                                                   negara  lain  secara  begitu  saja,
                                                                                   yang  tentunya  dapat  berbeda
                                                                                   atau  bahkan  bertentangan  de-
                                                                                   ngan nilai-nilai ideologisnya.
           para anggota parlemen saat mengikuti Sidang Bersama DPR-DPD 16 Agustus 2011

            | PARLEMENTARIA |  Edisi 91 TH. XLII, 2012 |
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28