Page 38 - MAJALAH 91
P. 38

eberadaan   Undang-Undang
                Nomor  8  Tahun  1985  tentang
           KOrganisasi Kemasyarakatan (UU
           Ormas) saat ini dipandang tidak seja-
           lan  lagi  dengan  perkembangan  dan
           kondisi saat ini, karena tidak mampu
           menampung  aspirasi  yang  berkem-
           bang dan tidak mampu lagi mengatur
           berbagai    masalah    organisasi  ma-
           syarakat.
             UU  Ormas  dinilai  tidak  tegas,
           karena  tidak menimbulkan efek jera
           bagi ormas yang menimbulkan ekses
           negatif serta meresahkan masyarakat.
           Namun  di  sisi  lain  masyarakat  masih
           menginginkan  dan  mempertahankan
           Undang-Undang  Nomor  8  Tahun
           1985  tentang  Organisasi  Kemasyara-
           kat  sebagai  regulasi  yang  mengatur
           berdirinya  sebuah  organisasi  kema-
           syarakatan.
             Berdasarkan  hal  tersebut  di  atas,
           DPR  berinisiatif  merevisi      Undang-
                                                                                Ketua Pansus RUU Ormas Abdul Malik Haramain
           Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang
           Organisasi Kemasyarakatan.  DPR me-  agar    RUU      Ormas  nantinya  benar-  ataupun  pembubaran  suatu  Ormas
           nilai Undang-undang Nomor 8 Tahun   benar dapat mengakomodir berbagai   juga  akan  melalui  pengadilan,  se-
           1985    sebagai  pengatur,  belum  kuat   kepentingan ormas di Indonesia.    hingga pemerintah tak semena-mena
           sebagai payung hukum.                Bahkan  Pansus RUU Ormas sudah   membubarkan.
             Rapat  Paripurna  DPR  RI  20  Sep-  mensosialisasikan  RUU  tersebut  ke   “Kita  tetap  menginginkan  penga-
           tember 2011 telah memutuskan mem-  beberapa  daerah  untuk  menampung   dilan  sebagai  yang  mengadili  dalam
           bentuk  Panitia  Khusus  (Pansus)  yang   usulan  yang  bisa  diadopsi  didalam-  perkara  tersebut,  sehingga  pemerin-
           bertugas membahas Revisi UU Ormas   nya  dari  berbagai  kalangan,  seperti   tah tidak semena-mena,” jelasnya.
           tersebut.                         pemerintah  daerah,  pelaku  ormas  di   Ia  mengatakan,  RUU  Ormas  yang
             Pansus  RUU  Ormas  diharapkan   daerah maupun perguruan-perguruan   saat  ini  masih  dibahas,  isinya  60
           dapat  merumuskan  regulasi  bagi  or-  tinggi.  Mengingat  banyaknya  ormas   persen berbeda dengan UU Nomor 8
           ganisasi  kemasyarakatan  yang  lebih   yang ada di daerah baik yang meru-  Tahun 1985 tentang Ormas. “Ini bisa
           partisipasif dalam pembangunan serta   pakan  cabang  ormas  pusat  maupun   dikatakan  baru  karena  lebih  dari  60
           lebih profesional. Sehingga kebebasan   ormas yang memang berkembang di   persen berbeda,” katanya.
           berorganisasi tidak dimanfaatkan oleh   daerah.                        “Kita  tidak  terburu-buru  ingin
           pihak-pihak yang anti demokrasi dan   Abdul Malik Haramain Ketua Pan-  segera disahkan, karena jangan sam-
           anti  persatuan  nasional  untuk  mem-  sus  RUU  Ormas  menyatakan    bahwa   pai  nanti  justru  memunculkan  ma-
           provokasi  terjadi  konflik  antar  suku,   revisi  UU  Ormas  bertujuan  member-  salah baru,” terang Anggota Komisi II
           ras, agama, maupun antar golongan.  dayakaan  Ormas  agar  lebih  produk-  DPR RI ini.
             Saat ini Pansus RUU Ormas  telah   tif,  kontributif,  dan  tidak  kontradiktif   RUU  Ormas  yang  terdiri  dari    57
           masuk  pada  pembahasan  bersama   dalam melakukan pergerakan di ma-  pasal  dan    19  bab  selain  mengatur
           pemerintah.  Pansus RUU Ormas juga   syarakat.                      larangan dan  kewajiban,  juga secara
           telah melakukan penjaringan  melalui   Haramain  memastikan UU tentang   khusus mengatur  sanksi terhadap or-
           Rapat  Dengar  Pendapat/Rapat  De-  Ormas  bebas  dari  pasal  karet.  “Kita   mas yang melakukan pelanggaran.
           ngar Pendapat Umum  untuk mencari   memastikan hal itu tak terjadi seperti   “RUU Ormas mengatur khusus soal
           masukan  positif  dan  konstruktif  se-  masa Orde Baru,” katanya.    sanksi. Sanksi akan diputuskan melalui
           cara  langsung  bagi  RUU  Ormas  de-  Ia  mengatakan,  dalam  UU  Ormas   mekanisme pengadilan,” ujarnya.
           ngan berbagai kalangan, baik instansi   yang  baru,  pasal-pasal  untuk  mem-  Sanksi tersebut bisa berupa sanksi
           pemerintah,  para  pakar,  ormas  mau-  berikan  sanksi  jelas  parameternya.  Ia   administratif,  pembekuan  sementara,
           pun LSM atau NGO. Hal ini dilakukan   juga  mengungkapkan,  pembekuan   hingga pembubaran. Hanya saja itu ti-


                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 91 TH. XLII, 2012 |
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43