Page 23 - MAJALAH 151
P. 23

karena si anak tentunya masih bingung   transparan dan obyektif, tapi tentunya   diberlakukan untuk seluruh Indonesia,
              dengan sistem yang baru dilaksanakan   ini membutuhkan proses.    muncullah berbagai masalah,” ketus
              pada tahun 2017 ini.                “Jadi secara konsep PPDB dengan   Meli, panggilan akrab Sri Meliyana.
                 “Hal ini sebetulnya tidak akan   sistem daring harus kita lanjutkan.   Pertama, jelas Meli, sosialisasi
              terjadi kalau sosialisasi  dilakukan   Tetapi sosialisasi dan kehandalan   mengenai kebijakan ini masih sangat
              dengan baik oleh Kementerian     sistem daring yang dibangun, ini   kurang. Sehingga orangtua yang
              Pendidikan   dan    Kebudayaan,  menjadi pekerjaaan rumah tersendiri.   mendaftarkan anaknya untuk sekolah
              pemerintah daerah maupun Dinas   Kami  menemukan keluhan dari     pun masih dibingungkan. Sistem
              Pendidikan.  Masyarakat   tidak  masyarakat sulitnya masuk ke situs   zonasi yang diterapkan karena untuk
              mendapat informasi yang utuh,    PPDB, atau karena kesalahan teknis   menghindari sekolah  favorit  baru
              sehingga  mereka  bingung,  dan  di sistemnya. Termasuk ada nama   dapat dihindari ketika semua standar
              akhirnya ada protes di sana sini,”   yang tiba-tiba menghilang atau data   pendidikan di seluruh Indonesia sama.
              analisa politisi F-Hanura itu.   menjadi salah. Ini yang dimaksud    “Jadi apakah dalam beberapa
                 Padahal   menurut   Dadang,   dengan kehandalan sistem yang    waktu   lalu,  pemerintah  sudah
              pemerintah   daerah-lah   yang   tentunya  harus  kita  perbaiki,”  papar   menyamakan  standar  maupun
              sebenarnya diberi kewenangan untuk   politisi asal dapil Jawa Barat itu.  kualitas sekolah, sehingga tidak ada
              mengatur zonasi secara teknis. Namun                              lagi sebutan sekolah favorit? Tujuan
              dapat  dipahami  bahwa  sosialisasi   Minim Sosialisasi           zonasi  utamanya  untuk  membuang
              kebijakan baru itu tidak mudah.     Minimnya   sosialisasi  dalam  istilah sekolah favorit. Membuangnya
              Tetapi secara substantif, menurut   pelaksanaan PPDB daring juga menjadi   dengan cara meningkatkan peringkat
              Dadang, gagasan yang dilakukan oleh   sorotan anggota  Komisi  X DPR Sri   sekolah menjadi sama. Jika zonasi
              Kemendikbud ditujukan ke arah yang   Meliyana. Menurutnya, terkadang   diberlakukan saat ini, belum kena
              lebih baik.                      pemerintah menelurkan kebijakan   benang merahnya dengan tujuan
                 Terkait hal teknis, Dadang melihat   tanpa didahului persiapan yang   utamanya,” tegas Meli.
              PPDB dengan sistem online atau daring   matang. Sehingga, ketika diterapkan,   Kedua, kata politisi F-Gerindra
              tentu  merupakan  hal  yang  baru  bagi   justru malah menimbulkan kegaduhan   itu lebih lanjut, terkait penerapan
              masyarakat. Menurutnya, perlu adanya   dan protes dari masyarakat.  menggunakan  sistem    daring,
              sosialisasi dan kesiapan masyarakat.   “Kebijakan     dikeluarkan  menurutnya harus dilihat kesiapan
              Sulitnya mengakses internet dan   mendahului kesiapan. Permendikbud   daerah. Menurutnya, untuk diterapkan
              belum terbiasanya masyarakat dengan   Nomor 17 Tahun 2017 ini baru   di kota-kota besar, mungkin bisa
              teknologi    informasi,            sekali   dikeluarkan,  namun   dikatakan tidak menemui masalah,
              tentunya    menjadi                    dilaksanakan  dengan  dua  karena memiliki kesiapan dalam hal
              masalah  tersendiri.                     permasalahan, yakni zonasi   server, koneksi internet, maupun
              Padahal sistem daring                     dan  daring.  Ironisnya  listrik. Namun di daerah, banyak yang
              ditujukan agar PPDB                        harus dilaksanakan di   tidak memiliki akses internet dan
              berlangsung  secara                        semua  sekolah  negeri.   listrik. Belum lagi, di daerah-daerah,
                                                             T api   k e t i k a   penyelenggara dan pendaftar belum
                                                                                sama-sama mengerti mengenai sistem
                                                                                ini.
                                                                                   “Saya yakin sistem ini belum siap.
                                                                                Kalau  belum  siap,  ya  jadi  gaduh  di
                                                                                masyarakat. Kalau sudah gaduh, maka
                                                                                akan terjadi penolakan. Namun ketika
                                                                                peluncuran tak ada permasalahan,
                                                                                maka tak akan ada penolakan. Ketika
                                                                                tidak siap, semua menjadi korban,”
                                                                                kritisi politisi asal dapil Sumatera
                                                                                Selatan itu. n(sf)


                                                                                Edisi : 151 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA  |  23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28