Page 22 - MAJALAH 125
P. 22
Sekjen AIPA P. O. Ram
PENGENDALIAN IMPOR TELAT,
TAPI PATUT DIAPRESIASI
yang sangat luas, mampu menjadi
produsen kompetitif atas tujuh
produk tersebut.
Berikut petikan wawancara peraih
gelar PhD dari Universitas Califor-
nia, Amerika Serikat tersebut ke-
pada Parlementaria.
Kementerian Perdagangan RI akan
mengendalikan tujuh produk im
por untuk melindungi industri
dan UMKM dalam negeri. Tujuh
produk itu misalnya elektronik,
mainan anak, telepon seluler, gar
men, dan sebagainya. Bagaimana
anda menilai ini?
Kebijakan tersebut patut diapre-
siasi. Mengapa demikian, per-
tama, tujuh produk impor terse-
but merupakan barang konsumsi
yang tergolong low-end product
(barang-barang yang tidak sarat
teknologi canggih) dan diproduksi
oleh industri berbasis padat karya.
Artinya, Indonesia dengan jumlah
ebih baik terlambat dari- dikendalikan itu akan memberi- tenaga kerja berlimpah dan pasar
pada tidak sama sekali, kan insentif bagi industri di dalam dalam negeri yang besar memi-
begitu kata pepatah. nege ri untuk memproduksi dan me- liki keunggulan komparatif dalam
Pepatah bijak tersebut masarkannya sendiri di pasar lokal. memproduksi tujuh produk impor
Ltampaknya tepat ditu- Tujuh produk yang dikendalikan tersebut.
jukan bagi Kementerian Perdaga- impornya adalah elektronik, tele-
ngan yang sedang mengendalikan pon seluler, mainan anak, makanan, Kedua, kebijakan pengendalian tu-
kebijakan impor atas tujuh produk. minuman, garmen, dan alas kaki. juh produk impor tersebut akan
Pe ngendalian impor ini dipandang memberikan insentif bagi industri
telat, karena pasar lokal sudah Ketujuh produk impor itu merupa- dalam negeri untuk memproduksi
sering tertekan oleh produk-produk kan padat karya yang sesungguh- dan memasarkan barang tersebut
impor. Walau telat, kebijakan ini nya bisa diproduksi di dalam negeri. setidaknya di dalam negeri meng-
tetap harus dilakukan. Pengajar tetap Fakultas Ekonomi ingat pasar domestik yang begitu
dan Bisnis UI ini menilai, produk- besar. Jika industri pembuat tujuh
Parlementaria berhasil meminta produk tersebut tergolong low-end produk tersebut berkembang pesat
pendangan pengamat ekonomi dari product (barang-barang yang tidak maka penyerapan tenaga kerja akan
Universitas Indonesia (UI) Padang sarat teknologi canggih). Padahal, bertambah pula.
Wicaksono awal Juni lalu. Menurut Indonesia dengan jumlah tenaga
Padang, tujuh produk impor yang kerja yang melimpah dan pasar Tujuh produk impor tersebut
22 PARLEMENTARIA EDISI 125 TH. XLV, 2015