Page 12 - MAJALAH 86
P. 12
isasi penerimaan, antara lain melalui nya sasaran strategis sesuai dengan terhadap PDB.
penyesuaian tarif cukai, pengkajian arah kebijakan dan prioritas pemba- Untuk membiayai defisit angga-
ekstensifikasi barang kena cukai, dan ngunan dalam RKP tahun 2012, tan- ran itu, Pemerintah berencana meng-
pengoperasian secara penuh In- das Presiden, belanja negara dalam gunakan sumber-sumber pembiayaan
donesia National Single Window. Di RAPBN 2012 direncanakan mencapai baik dari dalam maupun luar negeri.
samping itu, diteruskan langkah-lang- Rp1.418,5 triliun. Belanja sebesar itu Langkah itu dilakukan dengan tetap
kah untuk memperkecil kebocoran, dialokasikan untuk belanja kemen- berorientasi pada pembiayaan yang
meningkatkan intensifikasi pemungu- terian dan lembaga, Rp476,6 triliun; stabil dan berkelanjutan, serta beban
tan, serta mengatur dan menangani belanja non-kementerian dan lem- dan risiko seminimal mungkin. Sum-
barang-barang ekspor dan im- baga, Rp477,5 triliun; dan transfer ke ber utama pembiayaan dalam negeri,
por dengan lebih cermat dan daerah, Rp464,4 triliun. tetap berasal dari penerbitan Surat
lebih dalam. Berharga Negara atau SBN, sedang-
kan sumber pembiayaan luar negeri
Upaya Menjaga berasal dari pinjaman luar negeri,
Rencana PNBP 2012 : Kesinambungan Fiskal berupa pinjaman program dan pinja-
Rp272,7 Triliun Dalam upaya menjaga ke- man proyek.
Sementara itu, kata Presiden, sinambungan fiskal, Presiden juga Dengan langkah-langkah itulah,
PNBP tahun 2012 direncanakan men- menjelaskan tentang defisit anggaran diupayakan penurunan rasio utang
capai Rp272,7 triliun, atau memberi dalam RAPBN 2012. Pada dasarnya, Pemerintah terhadap PDB dari sekitar
kontribusi sekitar 21 persen dari total defisit akan kita jaga dan kendalikan 25 persen pada akhir tahun 2011 men-
pendapatan negara dan hibah. Untuk
mengoptimalkan pencapaian target
PNBP ini, Pemerintah terus melaku-
kan langkah-langkah untuk mening-
katkan lifting minyak dan efisiensi
cost recovery.
Sejalan dengan itu, penerimaan
dari deviden BUMN dioptimalkan
melalui langkah-langkah restrukturi-
sasi BUMN yang makin terarah dan
efektif; penerapan tata kelola perusa-
haan yang baik atau good corporate
governance; dan peningkatan sinergi
antar-BUMN.
Demikian pula, kata Presiden,
penggalian potensi penerimaan yang
berasal dari kegiatan pelayanan dan
jasa kementerian dan lembaga kita
tingkatkan, dengan melakukan lang-
kah-langkah penertiban dan perbai-
kan administrasi PNBP; penyempur- pada tingkat sebesar Rp125,6 triliun jadi sekitar 24 persen pada akhir ta-
naan peraturan perundang-undangan atau 1,5 persen dari Produk Domestik hun 2012. Ini merupakan penurunan
yang berkaitan dengan PNBP; serta Bruto. yang sangat berarti jika dibandingkan
penyesuaian tarif dan peninjauan atas Jumlah ini, turun sebesar Rp25,2 dengan rasio utang tahun 2004 yang
cakupan dan fleksibilitas penggu- triliun dari target defisit anggaran mencapai 57 persen.
naannya. dalam APBN-P 2011 sebesar Rp150,8 Presiden mengatakan, penurunan
Peningkatan penerimaan negara triliun atau 2,1 persen terhadap PDB. rasio utang pemerintah terhadap PDB,
dari pajak, cukai dan PNBP ditujukan Menurut Presiden, kita patut bersyu- dapat lebih memperkuat struktur ke-
untuk memperkokoh kemandirian kur masih mampu mengendalikan tahanan fiskal kita, sejalan dengan tu-
anggaran dan ekonomi nasional. De- defisit dan menjaga ketahanan fiskal, juan Pemerintah untuk mencapai ke-
ngan cara itulah, secara bertahap In- di saat beberapa negara Eropa me- mandirian fiskal yang berkelanjutan.
donesia dapat mengurangi ketergan- ngalami krisis fiskal dan utang peme- “Inilah bagian dari upaya kita untuk
tungan terhadap utang luar negeri. rintah akibat kenaikan defisit mereka memelihara ketahanan ekonomi nasi-
Untuk mendukung tercapai- yang mencapai lebih dari 10 persen onal,” pungkasnya. (tt)
1 | PARLEMENTARIA | Edisi 86 TH. XLII, 2011 | 1
1
|
TH. XLII, 201 |
1 | PARLEMENTARIA | Edisi 86 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA | Edisi 86 TH. XLII, 2011 |
ARIA |
P
1
Edisi 86
ARLEMENT