Page 17 - MAJALAH 86
P. 17

LAPORAN  UTAMA



            Fraksi Hanura DPR Ingatkan Neraca



            Perdagangan RAPBN 2012 Bisa Negatif





                                                         mendorong    perbaikan   but  cukup  besar  secara  keseluruhan
                                                         iklim  investasi  dan  per-  dan diharapkan bisa dimanfaatkan in-
                                                         baikan  infrastruktur  di   stitusi kepolisian untuk meningkatkan
                                                         dalam negeri.           kinerja. “Saya kira kita sangat berharap
                                                             Anggota    Komisi   alokasi  anggaran  yang  menurut  kita
                                                         Energi ini secara khusus   cukup  besar,  betul-betul  dimanfaat-
                                                         menggarisbawahi  target   kan sesuai peruntukannya, sekali lagi
                                                         lifting  minyak  sebesar   saya katakan anggaran ini berasal dari
                                                         950  bph  menurun  10   uang rakyat, kita tuntut peningkatan
                                                         poin  cukup  rendah.  Ia   kinerja dari institusi ini,” tandasnya.
                                                         mengkritisi  empat  per-    Baik  Sudding  maupun  Kastella
                                                         soalan yang menjadi ala-  sepakat  APBN  2012  yang  diajukan
                                                         san pemerintah sehingga   pemerintah  masih  belum  menyen-
                                                         target  menaikkan  lifting   tuh  azas  keadilan,  tidak  pro  rakyat,
                                                         tidak  pernah  tercapai   dan  belum  pro  pertumbuhan  kare-
                                                         yaitu,  penurunan  ala-  na  prioritas  utama  belanja  modal
            Ali KAstella, anggota Komisi VII DPR RI      miah  dari  setiap  sumur   dibandingkan belanja rutin. Kenaikan
                                                         minyak,    permasalahan   Rencana  Belanja  Negara  juga  masih
                    da  indikasi  neraca  perda-  percepatan investasi dan operasional   menomorduakan  daerah,  bertumpu
                    gangan  Indonesia  menuju   pada  ber-bagai  lapangan  minyak,   pada  belanja  rutin  dan  lebih  banyak
            Aangka negatif. Ini dapat di-     pembebasan  lahan  serta  masalah   menerapkan  politik  anggaran  yang
            baca  dari  meningkatnya  impor  ba-  teknis seperti keterbatasan peralatan/  populis.  Hal  ini  terlihat  dari  alokasi
            rang modal dan bahan baku di dalam   teknologi, perubahan iklim dan belum   belanja  kementrian  dan  lembaga
            negeri  yang  mencapai  32.82  persen   optimalnya sumur baru.       sebesar Rp. 476,6 triliun, belanja non
            dibanding  periode  yang  sama  tahun   “Empat hal ini selalu menjadi per-  kementrian  dan  lembaga  Rp.  477,5
            lalu. Angka ini lebih tinggi dari pada   soalan bagi pemerintah dan sejauh ini   triliun. Sedangkan transfer ke daerah
            laju pertumbuhan ekspor.          nyaris tidak ada upaya untuk melaku-  hanya Rp. 464,4 triliun.
                “Indikasi neraca perdagangan RI   kan terobosan baru, mencari langkah   Terkait dana transfer daerah Kas-
            yang menuju angka negatif ini apabila   inovatif  untuk  mengatasi  hal  terse-  tella  menyampaikan  apresiasi  pada
            tidak  menjadi  perhatian  pemerintah   but,“  tandas  Ali  Kastella  wakil  rakyat   masukan BEM FE Universitas Indone-
            dapat membahayakan perekonomian   dari daerah pemilihan Papua ini.   sia  yang  menekankan  perlunya  for-
            nasional,”  kata  Ali  Kastella  anggota   Bicara pada kesempatan berbeda   mula  baku  yang  mampu  menjamin
            Komisi VII DPR RI dari Fraksi Hanura,   anggota  Komisi  III  Syarifuddin  Su-  terlepasnya  penyusunan  dana  trans-
            di  Gedung  DPR  RI,  Senayan,  Jakarta,   ding secara khusus memberi catatan   fer ke daerah dari proses lobi maupun
            beberapa waktu lalu.              terhadap  anggaran  kepolisian  dalam   mafia anggaran. “Kita perlu menjamin
                Terkait   angka   pertumbuhan   RAPBN 2012  yang diajukan Presiden.   dana  transfer  daerah    benar-benar
            ekonomi  nasional  6,7  persen  seperti   Baginya  fokus  anggaran  masih  lebih   masuk  ke  daerah  yang  membutuh-
            yang  disampaikan  Presiden  dalam   banyak kepada kebutuhan gaji pega-  kannya,” tegasnya.
            pidatonya,  Ali  menyebut  asumsi   wai  sehingga  menyangkut  masalah   Lebih  jauh  ia  mengingatkan  pe-
            tersebut  cukup  realistis,  bila  melihat   infrastruktur  masih  sangat  minim,   nyerapan anggaran yang masih rendah
            realisasi semester I tahun 2011 yang   termasuk  untuk  mendukung  angga-  terutama  pada  awal  tahun,  berdam-
            telah  mencapai  6,5  persen.    Namun   ran operasional kepolisian seperti ke-  pak melambatnya pertumbuhan eko-
            sebenarnya  bisa  lebih  tinggi  apabila   giatan  patroli,  baik  di  darat  maupun   nomi. Permasalahannya karena kuali-
            pemerintah mampu memacu pertum-   di perairan.                       tas penggunaan anggaran yang masih
            buhan industri berbasis sumber daya   Bagi  Wakil  Ketua  Fraksi  Partai   rendah  dimana  sistem  dan  prosedur
            domestik    dan    merencanakan    ber-  Hanura ini walaupun belum memadai   yang  berbelit  disamping  kapasitas
            bagai kebijakan strategis yang dapat   namun anggaran Rp. 34,4 triliun terse-  pengelolaan yang buruk. (iky)





                                                                                                                                                                                                                                          9
                                                                                                                                                                                                                                         1
            18                                                                                                                                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 86 TH. XLII, 2011 | 19
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
            18 | PARLEMENTARIA |  Edisi 86 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 86 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                        |
                                                                                                                                                                                                                                       1

                                                                                                                                                                                                                       Edisi 86
                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                        P
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22