Page 18 - MAJALAH 86
P. 18

Target Pajak Harus Diimbangi Program


            Pengentasan Kemisikinan                                              nyata  di  area  perkotaan  juga  masih


                                                                                 jauh  dari  harapan.  Transportasi  ma-
                                                                                 sal, jalan raya, hingga pelayanan jasa
                                                                                 yang  diberikan  pemerintah  jauh  dari
                    nggota  Komisi  IV  DPR   riil masyarakat miskin dengan standar   kepuasan masyarakat.
                    Ma’mur  Hasanuddin  meli-  bank dunia yaitu 2 US$ atau sekitar 16   “Diharapkan,  pelayanan  publik
            Ahat, angka penerimaan pajak      ribu  hingga  20  ribu  rupiah.  Standar   yang diberikan pemerintah yang seha-
            yang lebih dari sepertiga APBN meru-  kemiskinan Indonesia ini masih tidak   rusnya dilakukan akibat serapan pajak
            pakan  indikasi  bahwa    Peme-rintah   manusiawi, ada beberapa pemerintah   yang dipungut dari masyarakat, mesti
            dalam  mengelola  negara  cuma  ber-  daerah yang menetapkan standar ke-  dikembalikan dalam bentuk pelayanan
            pangku  tangan  belaka.  “Dengan  pe-  miskinan absolut sebesar penerimaan   baik fisik maupun jasa bukan hanya di


            Internet/ matanews.com
























            Transportasi massal seperti kereta api yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kurang memadai  Ma’mur Hasanuddin, Anggota Komisi IV DPR RI

            nerimaan dari pajak lebih dari seper-  per hari Rp. 7.000,”jelasnya.  perkotaan saja, tapi mesti menjangkau
            tiga  total  APBN,  ini  menandakan   Ma’mur mengatakan, sumber ke-  hingga titik paling jauh  di pedalaman
            sebuah  fenomena  penerimaan  dari   miskinan masyarakat kita ini terdapat   sebagai  konsekuensi  pertanggung
            ekspor dan produktivitas BUMN yang   di  pedesaan dan pesisir, dimana ma-  jawaban pemerintah dari penerimaan
            mestinya dapat menghiasi APBN 2012   yoritas  penduduknya  mengandalkan   pajak,”jelas Ma’mur.
            tidak dapat menjadi andalan pada pe-  mata  pencaharian bertani dan melaut.    Dia menambahkan, target pajak
            nerimaan APBN 2012,”katanya.      Mayoritas  penduduk  miskin  ini  yang   yang  tinggi  sebagai  komponen  pe-
                Ma’mur  menambahkan,  apabila   berusaha  menghasilkan  pangan  un-  nerimaan APBN bukanlah sebuah ke-
            agresifitas pemerintah dalam menge-  tuk kebutuhan dirinya dan orang lain.   banggaan, namun itu sebagai beban
            jar target APBN dari pajak dilakukan,   Padahal,  hampir  semua  negara  be-  yang  berat  bagi  pemerintah  untuk
            seharusnya  di  imbangi  dengan  per-  sar dan maju dicirikan oleh kekuatan   memberikan  pelayanan  masyarakat
            baikan  pelayanan  dan  program  pe-  yang handal dalam produksi pangan-  yang  maksimal  dan  tanggung  jawab
            ngentasan  kemiskinan  yang  masih   nya.  “Bagaimana  mungkin  kita  men-  pengentasan kemiskinan sebagaima-
            akut  di  negara  ini.  Pemerintah  men-  jadi bangsa yang kuat dan handal, jika   na  amanat  UUD  45  pasal  34  ayat  1.
            catat  angka  kemiskinan  di  Indonesia   tulang  punggung  yang  mencirikan   Seperti kita ketahui, Pemerintah me-
            sebesar  30  juta  jiwa,  namun  standar   identitas bangsa ini masih dalam ke-  lalui Menteri Keuangan mentargetkan
            miskin yang digunakan pemerintah ti-  adaan miskin,”paparnya.        penerimaan  APBN  2012  sebesar  Rp
            dak jelas.  “Mesti di tata ulang sensus   Selain  angka  kemiskinan,  jelas-  1.292 triliun , 79% nya berasal dari pa-
            penduduk untuk mengetahui keadaan   nya,  pelayanan  publik  yang  terlihat   jak atau sekitar Rp 1.019,3 triliun. (si)



  18                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 86 TH. XLII, 2011 | 19
                                                                                                                9
                                                                                                               1


                                                                                                   TH. XLII, 201 |
                                                                              |
                                                                                        ARIA |
  18 | PARLEMENTARIA |  Edisi 86 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 86 TH. XLII, 2011 |
                                                                               ARLEMENT
                                                                                                             1
                                                                                             Edisi 86
                                                                              P
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23