Page 40 - MAJALAH 67
P. 40

LEGISLASI


            RUU PENCEGAHAN DAN PEMBALAKAN LIAR


            UNTUK JAGA HUTAN DARI KERUSAKAN




                      eberadaan hutan di      Hutan sebagai paru-paru dunia harus terus di jaga
                      Indonesia yang dinilai  kelestariannya. Hutan yang hijau akan menjadi penghasil
                      sebagai paru-paru dunia
            K harus terus dilestarikan agar   oksigen yang baik bagi makhluk hidup sekitar untuk terus dapat
            kualitas oksigen yang dihasilkan tetap  melangsungkan hidupnya. Fungsi hutan sebagai penghasil
            terjaga dan berguna bagi makhluk hidup,  oksigen dan penyimpan air juga akan dirasakan manfa’atnya
            khususnya manusia. Kerusakan hutan  bagi masyarakat sekitar guna meningkatkan kesejahteraan.
            yang disebabkan pembalakan liar telah
            menyebabkan luas hutan di Indonesia dari
            tahun ke tahun semakin menurun.
               Kerusakan hutan di Indonesia dapat
            di minimalisir dengan melahirkan suatu
            produk hukum yang mengatur hal-hal yang
            dapat merusak hutan, khususnya
            pembalakan. Pembalakan liar menjadi
            momok atas rusaknya hutan. Hal itu harus
            segera diatasi agar hutan tetap lestari.
               Kelestarian  hutan  menjadi
            tanggungjawab semua warga negara.
            Pemerintah dan DPR juga mempunyai
            tanggungjawab dalam menjaga hutan.
            Komisi IV DPR yang membidangi
            Kehutanan saat ini tengah membahas
            Rancangan       Undang-Undang
            Pengentasan dan Pemberantasan
            Pembalakan Liar (RUU P3L).
                dalam perbincangan dengan
            Parlementaria menjelaskan hutan di
            Indonesia saat ini seluas 110 hektar.
            Sementara asumsi kerusakan hutan di
            Indonesia memiliki angka yang berbeda.
            Ada yang mengungkapkan dalam tiap
            tahunnya kerusakan hutan di Indonesia
                                              Ketua Komisi IV DPR H.Z. Arifin Junaidi
            mencapai 2,5 juta hektar, 3 hektar bahkan
            ada yang mencapai 4 hektar.       Parlemantaria, menurut Ketua Komisi IV  khususnya setelah ada pemekaran wilayah
               “Hutan kita tinggal 110 hektar. Kalau  DPR Arifin Junaidi, untuk meminimalisir  kerap berubah fungsi. Pembangunan
            tidak ada upaya pencegahan, sekitar empat  pembalakan liar di Indonesia diperlukan  wilayah baru terkadang mengorbankan
            puluh tahun lagi hutan kita sudah habis,”  suatu payung hukum yang diterbitkan  keberadaan hutan. Hal ini tidak dapat
            katanya.                          sesegera mungkin. Dengan adanya payung  dihindarkan mengingat pengembangan
               Menurut Arifin, kemampuan untuk  hukum itu diharapkan kelestarian hutan  wilayah bagi provinsi ataupun kabupaten
            merehabilitasi dalam waktu satu tahun  dapat tetap terjaga.        baru kerap menimpa hutan.
            tidak lebih dari 200 ribu hektar. Dengan  “Harus segera ada payung hukum  “Pemekaran wilayah itu ternyata
            demikian untuk me-recover kerusakan  untuk bisa melakukan pencegahan  bertabrakan antara keinginan untuk
            hutan dalam satu tahun dibutuhkan waktu  pembalakan liar,” tegasnya seraya  melestarikan hutan dengan kebutuhan
            minimal sepuluh tahun. “Jadi ketika  menambahkan harus ada tindakan  untuk pengembangan wilayah itu sendiri,”
            sepuluh tahun kita me-recover kerusakan  preventif dan koratif dalam hal  kata Arifin Junaidi.
            hutan yang ditimbulkan satu tahun, maka  pembalakan liar.             Ketua Komisi IV DPR menjelaskan
            sepuluh tahun kemudian itu lebih parah                             salah satu wilayah pemekaran di Provinsi
                                              ersentuh P
                                              ersentuh Pembangunanembangunan
            lagi kerusakannya,” jelasnya.     T T T T Tersentuh Persentuh Pembangunanembangunan  Bengkulu yaitu Kepahyang. Delapan
                                              ersentuh Pembangunan
               Lebih jauh dalam wawancara dengan  Keberadaan hutan di Indonesia,  puluh lima persen dari wilayah yang
            40      PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 67
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45