Page 45 - MAJALAH 67
P. 45
LEGISLASI
undang yang lama, dasar acuan ini yang Penemu-penemu ini harus dilindungi tidak ada civil effect nya. Karena itu, perlu
menjadi tidak klop. dan harus dijadikan tokoh dunia. diatur dengan baik, dan tentunya
Kebetulan di dalam UUD 1945 Artinya, penemu ini harus diakui betul- dengan seleksi yang ketat.
yang sudah diamandemen, terutama betul dengan cara antara lain Tentunya penghargaan yang
dalam Pasal 15 memerintahkan bahwa memberikan penghargaan dan tanda sifatnya materi itu diberikan tidak
pemberian Gelar Tanda Jasa itu harus jasa. berlebihan, tapi jaminan hidup itu ada,
diatur dengan UU. Jadi berangkat dari seperti kalau pegawai ada pensiun.
situlah, maka sangat diperlukan sebuah Perlunya Penyederhanaan “Sebenarnya bangsa ini bisa
UU yang mengatur tentang Gelar, Tanda Mardjono menambahkan, dalam memberikan yang sifatnya materiil, kalau
Jasa dan Tanda Kehormatan. RUU ini nantinya perlu adanya memang ada kemauan,” kata Mardjono.
Sejauh ini, kata Mardjono, ada penyederhanaan dalam pemberian Karena jumlah pahlawan itu tidak terlalu
ketidaksepahaman antara DPR dengan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda banyak. Perlu diingat, bangsa yang besar
Pemerintah yang menyangkut masalah Kehormatan. Karena GTK harus adalah bangsa yang bisa menghargai
kelembagaan. Pansus DPR menyikapi diberikan secara proporsional, selektif, pahlawannya.
hanya ada satu lembaga yang mengatur tidak obral dan benar-benar prestisius. Selama ini yang kita lihat ada seorang
GTK, sementara Pemerintah masih Selain itu, GTK juga diberikan pahlawan yang mendapatkan sebuah
menginginkan dua lembaga. “Di sini berdasarkan prestasi atau karya besar medali emas, karena tekanan kondisi
belum ada kata sepakat mau satu seseorang, bukan atas dasar struktur/ ekonomi maka medali itupun dijualnya.
lembaga atau dua lembaga,” kata hierarkhi jabatan. GTK harus Sungguh ironis, di sini berarti
Mardjono. mencerminkan keseimbangan, ekonominya tidak terbantu sehingga
Lebih jauh Mardjono mengatakan, kesederajatan dan keadilan, serta tidak medali yang menjadi barang berharga
setelah reformasi berjalan kurang lebih mempertentangkan supremasi sipil/ miliknya itu pun dijual. Kenyataan di
sepuluh tahun, pemikiran akan RUU militer. Jenis GTK yang terlalu banyak lapangan ini menjadi masukan berharga
GTK tentunya harus berlaku sekian akan mereduksi makna, terlebih jika dalam pembahasan RUU tersebut.
tahun ke depan bukan ke belakang. pengkelasannya tidak memiliki kriteria Jadi, catatan penting yang harus
Pemberian Bintang Gerilya atau Bintang yang jelas. digarisbawahi berkenaan dengan RUU
Jasa Kemerdekaan seharusnya tidak ada Ke depan, RUU ini dibuat yang sedang dibahas adalah yang
lagi, karena era itu sudah lewat. mengutamakan demokratisasi, jika dulu menyangkut dasar hukum, unifikasi
Namun bukan berarti akan semua ditetapkan pemerintah, sehingga perundangan, penyederhanaan jenis-
menghilangkan tanda jasa itu, tetapi rakyat tidak bisa mengusulkan seseorang jenis gelar, dan RUU itu mengakomodasi
tidak perlu dikeluarkan lagi sekarang, menjadi pahlawan, maka nantinya kebutuhan ke depan.
tapi gelar-gelar itu tetap ada. Karena banyak melibatkan partisipasi Sampai saat ini, RUU GTK sampai
secara objektif harus diakui, satu demi masyarakat. pada tahap tanggapan pemerintah. DPR
satu nantinya akan habis, dan setelah Selain melibatkan masyarakat, mentargetkan RUU ini dapat
100 tahun para pahlawan itu sudah usulan ini datangnya tidak hanya dari diselesaikan pada akhir tahun, paling
tidak ada yang hidup. pemerintah pusat, tapi banyak tidak sebelum anggota periode ini selesai
“Jadi tidak ada niat untuk melibatkan pemerintah daerah. masa baktinya.
menghilangkan tanda jasa itu, tidak Misalnya, ada tokoh yang berjasa di Untuk itu Marjono berharap, dasar
benar kalau Pemerintah menganggap Papua, pemerintah atau rakyat Papua dari pada pelaksanaan pemilihan gelar,
DPR akan menghilangkan,” tegasnya. melalui DPRD hendaknya tanda jasa dan bintang kehormatan itu
Sekarang, tentunya harus mulai mengusulkan. dapat dilaksanakan. Selain itu,
dipikirkan pemberian tanda jasa untuk Di dalam RUU ini nantinya kita diharapkan menjadi UU yang lebih
Pahlawan Teknologi, Pahlawan ingin memikirkan tidak hanya satu sesuai dengan hukum dan lebih
Antariksa, Pahlawan Olah Raga, penghargaan yang sifatnya moril, tapi mengakomodasi kepentingan-
Pahlawan Kesehatan, Pahlawan juga materiil. Hal ini perlu dipikirkan, kepentingan penerima tanda jasa, lebih
penemu hasil penelitian dan sebagainya. karena ketika Pansus berkunjung ke terbuka, memberi kesempatan kepada
Walaupun sekarang penghargaan Surabaya menemukan ada seorang masyarakat, dan kepada para pahlawan
itu ada, menurut Mardjono baru pahlawan pejuang yang hidupnya di dan orang yang berhak mendapat gelar
diberikan secara sporatis. Akibatnya kita rumah petak sewaan dengan ukuran 3 x tanda jasa itu lebih dihargai dan lebih
sering kedodoran karena banyaknya 4 meter. mendapatkan perhatian dan
temuan-temuan yang tidak dipatenkan, Di dinding rumahnya itu kesejahteraan dari pemerintah. Jika hal
tapi malahan dipatenkan negara lain. terpampang penuh foto dirinya dengan itu dilakukan, maka orang mau berjuang
Misalnya, tempe dipatenkan Jepang, berbagai tanda jasa, tapi sungguh ironis untuk orang banyak. (tt)
Batik dipatenkan Malaysia. Padahal hidupnya sangat sengsara, tidak ada
semua orang tahu bahwa batik itu perhatian sama sekali. Di sinila akarnya,
pertama kalinya milik orang Indonesia. Pemerintah memberikan sesuatu itu
PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 67 45