Page 44 - MAJALAH 124
P. 44

ANGGARAN




                                           dalam APBD. Ditambah keterbatasan   yang memperkuat dibutuhkanya
                          Kontribusi PDB Tanpa Migas
               WILAYAH
                             2005   2013   keuangan daerah, ketergantungan   perencanaan dan implementasi
          Sumatera          18.83   19.08  keuangan daerah terhadap dana     pembangunan  pendidikan  yang
          Jawa-Bali         66.10   65.35
          Kalimantan         6.63   7.24   perimbangan  serta  alokasi  belanja   lebih fokus dan berorientasi ke timur
          Sulawesi           4.79   5.33   pegawai yang masih relatif besar dan   Indonesia.
          Nusa Tenggara, Maluku & Papua  3.66  3.01
                                           membebani APBD.
                                                                             Ditulis oleh: Robby Alexander Sirait
          disebabkan oleh politik anggaran   Kondisi kesenjangan pembangunan   (Analis Belanja Negara, Biro Analisa
          pemerintah daerah yang masih belum   ekonomi dan belum optimalnya   Anggaran dan Pelaksanaan APBN, Sek­
          menjadikan pembangunan layanan   peran pemerintah daerah dalam     retariat Jenderal DPR RI)
          dasar, termasuk pendidikan, sebagai   menjalankan urusan bidang pen­
          anggaran prioritas  pembangunan   di dikan, dapat menjadi alasan   Disunting oleh: sf (Parlementaria)


                 Sasaran, Arah, dan Strategi Kebijakan Pembangunan
                                 Pendidikan Dasar dan Menengah


          Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah   kerangka meningkatkan angka partisipasi bersekolah antara
          Nasional (RPJMN) 2015­2019, sasaran pokok pembangunan   lain melalui pemberian peluang bagi kelompok penduduk
          nasional  sub  bidang pendidikan  dasar dan  menengah   miskin untuk bersekolah melalui pemberian bantuan Kartu
          difokuskan pada beberapa target kenaikan indikator   Indonesia Pintar (KIP) dan Bantuan Operasional Sekolah
          pendidikan antara lain adalah kenaikan APM dan APK SD/  (BOS), pembangunan sekolah dan kelas baru untuk SD,
          SDLB/Paket A, APM dan APK SMP/SMPLB/Paket B, APK   SMP dan sekolah menengah, rehabilitasi ruang kelas,
          SMA/SMK/SMLB/Paket C, kenaikan angka melanjutkan   pembangunan sekolah SD­SMP satu atap, meningkatkan
          ke jenjang yang lebih tinggi serta penurunan angka putus   jumlah SMK yang memberikan pendidikan kewirausahaan
          sekolah disetiap jenjang pendidikan.              dan teaching factory, peningkatan relevansi SMK terhadap
                                                            industri atau dunia kerja, serta pembangunan SMK kelautan
                                                            dan pertanian.

                      SASARAN          2015  2016  2017  2018  2019  Sedangkan untuk peningkatan mutu pendidikan dasar dan
          APM SD/SDLB/PAKET A (%)      82.00  82.51  82.88  84.52  85.20
          APK SD/SDLB/PAKET A (%)      97.65  97.85  98.02  99.92  100.55  menengah, pemerintah menargetkan peningkatan jumlah SD/
          Angka Putus Sekolah SD (%)    1.07  1.04  1.00  0.98  0.97
          APM SMP/SMPLB/PAKET B (%)    71.88  72.69  73.07  73.70  73.72  SDLB dan SMP/SMPLB berakreditasi B, jumlah SD/SDLB dan
          APK SMP/SMPLB/PAKET B (%)    80.73  81.89  82.40  83.61  83.77
          Angka Putus Sekolah SMP (%)   1.14  1.11  1.08  1.03  1.01  SMP/SMPLB yang memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan
          Angka Melanjutkan SD ke SMP (%)  83.40  83.64  84.95  86.89  87.67
          APK SMA/SMK/SMLB/Paket C (%)  73.82  76.68  79.08  80.51  82.18  Standar Nasional Pendidikan (SNP), SD/SDLB dan SMP/SMPLB
          Lulusan SMP/MTs melanjutkan ke SMA dan SMK (%)  80.00  82.00  84.00  86.00  88.00
          Persentase kecamatan yang memiliki Minimal 1 Sekolah Menengah  76.60  82.50  88.30  94.20  100.00  yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), SD/SDLB dan
          Angka siswa putus sekolah SMA/SMK (%)  1.20  1.10  1.00  0.90  0.80
                                                            SMP/SMPLB yang memiliki Pendidik dan Tenaga Kependidikan
                                                            (PTK) sesuai NSP, persentase kabupaten/kota yang memiliki
          Dari tabel di atas, untuk tahun 2016 pemerintah menargetkan   minimal 1 sekolah menengah rujukan/model serta peningkatan
          adanya kenaikan APM SD/SDLB/Paket C sebesar 0,51 persen,   persentase PTK sekolah menengah yang meningkat karirnya.
          APK sebesar 0,2 persen serta penurunan angka putus   Untuk  mencapai target-target tesebut, kegiatan  prioritas
          sekolah SD sebesar 0,03 persen. Untuk SMP, pemerintah   diarahkan antara lain melalui peningkatan jumlah sekolah
          menargetkan peningkatan APM SMP/SMPLB/Paket C     yang mendapat pembinaan akreditasi dan bantuan peralatan
          sebesar 0,81 persen, APK sebesar 1,16 persen dan penurunan   pendidikan, peningkatan perpustakaan/pusat sumber belajar
          angka putus sekolah sebesar 0,03 persen. Sedangkan untuk   SD/SMP/SM dan laboraturium SMP/SM  yang dibangun maupun
          SMA/SMK, pemerintah menargetkan APK SMA/SMK/      direhabilitasi, mendorong peningkatan siswa yang mengikuti
          SMLB/Paket C sebesar 2,856 persen dan penurunan angka   lomba/kompetisi/olimpiade/debat dan unjuk prestasi tingkat
          putus sekolah sebesar 0,1 persen. Target­target tersebutkan   nasional dan internasional serta mendorong siswa untuk
          merupakan target yang difokuskan untuk meningkatkan   memperoleh beasiswa bakat dan prestasi. Sedangkan untuk
          angka partisipasi masyarakat untuk mengeyam pendidikan.   PTK, dicapai melalui peningkatan jumlah PTK yang menerima
                                                            tunjangan fungsional, profesi dan khusus, peningkatan jumlah
          Target­target tersebut akan dicapai melalui arah dan strategi   PTK berkualifikasi akademik S1/D4 serta tersedianya jenis
          kebijakan dalam berbagai kegiatan­kegiatan prioritas   penghargaan dan perlindungan bagi PTK.
          nasional. Di dalam RPJMN 2015­2019, kegiatan proritas dalam



          44 PARLEMENTARIA  EDISI 124 TH. XLV, 2015
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49