Page 24 - MAJALAH 127
P. 24

Ketua Badan Legislasi DPR RI Sarehwiyono


                                                            Dasar 1945 (UUD 1945),” kata Ketua Badan Legislasi DPR
                                                            RI Sarehwiyono kepada Parlementaria.

                                                            Dijelaskan Sareh, bahwa di dalam Pasal 20 huruf a UUD
                                                            1945, fungsi legislasi DPR disebutkan pertama kali se-
                                                            belum fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. “Hal ini
                                                            berarti fungsi legislasi merupakan fungsi yang teramat
                                                            penting yang harus dikuatkan DPR,” tegasnya.

                                                            Menurut politisi dari Partai Demokrat ini, untuk me-
                                                            ningkatkan fungsi legislasi DPR,  keberadaan Badan
                                                            legislasi (Baleg) menjadi cukup vital. Oleh karena itu,
                                                            Baleg  seharusnya diposisikan sebagai pusat pemben-
                                                            tukan UU.  Namun ironisnya,  kata Sareh, kewenangan
                                                            Baleg dalam Pasal 105  UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang
                                                            MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU MD3)  justru diamputasi
                                                            dan  dikurangi dalam  melakukan penyusunan UU.

                                                            Saat ini sesuai UU MD3, terang  Sareh, kewenangan
                                                            penyusunan UU  berada di masing-masing komisi.
                                                            Pasal 105 ayat (1) huruf c, tugas Baleg yaitu  melaku-
                                                            kan pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan
                                                            konsep RUU yang diajukan anggota DPR, komisi atau
                                                            gabu ngan komisi sebelum Rancangan Undang-Undang
                                                            (RUU) tersebut disampaikan kepada Pimpinan DPR.

                                                            Selanjutnya Pasal 105 ayat (1) huruf d, tugas Baleg yaitu
                PERAN BADAN                                 memberikan pertimbangan terhadap RUU yang diaju-
                                                            kan anggota DPR, komisi atau gabungan komisi di luar
                                                            RUU atau di luar RUU yang terdaftar dalam Program
                     LEGISLASI                              Legislasi Nasonal (Prolegnas).


                                                            “Artinya tugas Baleg sekarang ini benar-benar di-
                TERAMPUTASI                                 amputasi dengan dikuranginya tugas Baleg  untuk
                                                            melakukan penyusunan  RUU,” papar anggota DPR dari
                                                            daerah pemilihan Jawa Timur ini.

                                                            Hal ini menyebabkan, lanjut Sareh, kinerja legislasi
                   endahnya produk Undang-Undang (UU)       khususnya dalam mempersiapkan RUU tidak dapat di-
                   yang dihasilkan DPR, tidak berarti serta   harapkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan
                   merta kinerja dewan di bidang legislasi   dalam Prolegnas RUU Prioritas. Karena Baleg tidak
                   dapat dinilai buruk. Perlu dipahami bahwa   dapat mengambil alih penugasan yang telah diberikan
          Rdalam menjalankan fungsi legislasi dilak-        kepada masing-masing komisi yang tidak selesai dalam
          sanakan oleh dua lembaga, yaitu DPR dan Presiden.     melakukan penyusunan RUU yang ditetapkan.
          Dengan begitu,  minimnya capaian legislasi  tidak bisa
          dikatakan sebagai  kesalahan DPR semata, Presi den   Berikut merupakan beberapa kendala yang dihadapi
          dalam hal ini pemerintah  juga memegang peran  dalam   DPR dalam mencapai target Prolegnas RUU Prioritas
          pembentukan UU  pun patut bertanggungjawab.       Tahun 2015 sebagaimana disampaikan Sareh kepada
                                                            Parlementaria, antara lain :
          “Dalam membentuk UU,  DPR tidak sendiri sebab ada
          peran pemerintah yang cukup signifikan, sebagaimana   Satu,  Naskah Akadamik  (NA) dan draff RUU sebagai
          dalam ketentuan Pasal 5 dan Pasal 20 Undang-Undang   syarat utama suatu RUU masuk dalam Prolegnas,  be-



          24 PARLEMENTARIA  EDISI 127 TH. XLV, 2015
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29