Page 25 - MAJALAH 127
P. 25

lum secara riil ada  saat penyusunan dan penetapan   dalam penyusunan RUU, atau setidak-tidaknya segera
            Prolegnas. “Karena setelah Prolegnas ditetapkan tidak   melakukan revisi  Peraturan DPR RI  Nomor 1 Tahun

            serta merta komisi menyampaikan NA dan draft RUU  2014 tentang Tata Tertib DPR RI Pasal 65 tentang tu-
            ke Baleg  untuk dilakukan pengharmonisasian, pembu-  gas Badan Legislasi. “Revisi  ini dilakukan dalam rangka
            latan, dan pemantapan konsepsi,” ungkapnya.        sinkronisasi dengan Pasal 46 UU Nomor  12 Tahun 2011
                                                               jo Peraturan DPR RI Nomor 2 Tahun 2012 Pasal 4 dan
            Kedua, Baleg yang memiliki peran signifikan dalam  Pasal 8.
            penyiapan RUU menjadi RUU usul DPR pada periode
            2009-2014, pada periode 2014-2019 ini tidak lagi memi-  Selanjutnya kepada Parlementaria, Sareh menyatakan,
            liki tugas dalam penyiapan RUU. Hal ini  berpengaruh   beban legislasi 39 RUU yang ditetapkan dalam Proleg-
            terhadap percepatan jumlah RUU yang penyiapannya   nas RUU Prioritas Tahun 2015  cukup berat mengingat
            menjadi tanggungjawab DPR.                         waktu yang sudah memasuki bulan kedelapan di tahun
                                                               2015. “Namun kami  harus tetap  optimis, dengan du-
            Ketiga, jumlah hari legislasi yang ditentukan 2 (dua)  kungan semua pihak kinerja legislasi dapat mencapai
            hari dalam satu minggu, sering kali tidak mencukupi   target yang diharapkan. Dan sebagaimana amanat kon-
            atau tidak dipatuhi/ditaati.                       stitusi,  UU yang dihasilkan nantinya berkualitas dan
                                                               pro rakyat,” tegas Sareh mengakhiri.
            Keempat, penambahan waktu  reses dari empat men-
            jadi lima kali  mengurangi/menyita waktu rapat-rapat
            di DPR termasuk dalam rangka penyiapan atau pem-         KEMBALIKAN POSISI BALEG
            bahasan RUU.
                                                               SEBAGAI SENTRAL PEMBAHASAN UU
            Kelima, kunjungan kerja yang tidak simultan ke dae-
            rah-daerah yang dikunjungi, ikut mengurangi waktu
            yang tersedia untuk mengadakan Rapat Panja.        Senada dengan Sareh,  Wakil Ketua Baleg Firman Su-
                                                               bagyo menyatakan bahwa salah satu penyebab utama
            Keenam, penyelesaian tahap penyusunan dan penyam-  lambannya penyusunan RUU di DPR adalah karena
            paian RUU dari pemerintah atau DPR untuk dilakukan   Badan Legislasi   tidak   diposisikan sebagai sentralnya
            pembahasan bersama tidak berjalan dengan baik. “Hal   pembahasan RUU.
            ini menunjukan bahwa komitmen terhadap Prolegnas
            yang sudah disepakati bersama antara DPR dengan
            Pemerintah selama ini masih kurang,” jelas Sareh.

            Ketujuh, dalam penyusunan RUU, Baleg kerap menung-
            gu draft RUU dari komisi-komisi. Karena tugas Baleg
            adalah melakukan harmonisasi yang diajukan anggota
            atau komisi-komisi.

            Dalam satu tahun sidang ini, ungkap Sareh, Baleg telah
            mengharmonisasi 5 RUU dimana 2 RUU diantaranya
            sudah ditetapkan menjadi UU di Rapat Paripurna DPR
            RI. Sementara 6 RUU masih dalam proses pengharmo-
            nisasi, pembulatan, dan pemantapan konsep di Baleg.

            “Jika  fungsi legislasi tetap diserahkan ke komisi-komi-
            si, target legislasi akan sulit tercapai.   Karena  sam-
            pai saat ini, komisi-komisi lebih mengutamakan fungsi
            pengawasan daripada fungsi legislasi,” ungkap Sareh.

            Sareh mengaku, untuk meningkatkan capaian DPR di
            bidang legislasi ini, dirinya bersama pimpinan Baleg
            lainnya telah mengusulkan kepada Pimpinan DPR un-
            tuk  merevisi UU Nomor  17 Tahun 2014  khusus Pa-
            sal 105 untuk mengembalikan  tugas dan fungsi Baleg



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 127 TH. XLV, 2015  25
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30