Page 18 - MAJALAH 153
P. 18

| SUMBANG SARAN


                                  Utang dan Propaganda Politik





              Runtuhnya rezim Orde Baru membawa Indonesia memasuki era reformasi yang mendorong
              perubahan. Salah satunya, pemerintah melakukan perombakan besar-besaran dalam
              pengelolaan anggaran, melalui perubahan UU No. 9 Tahun 1968 menjadi UU No.17 Tahun
                                             2003 tentang Keuangan Negara.




                                               Akuntansi  Pemerintahan  (SAP),  negara lain. Untuk itu, pemenuhan
                                               Peraturan Menteri Keuangan No.275/  pendidikan, kesehatan, dan fasilitas
                                               PMK.05/2014 tentang Manual Statistik   dasar  menjadi prioritas  utama  untuk
                                               KeuanganPemerintah, dan sejumlah   menciptakan kualitas SDM Indonesia
                                               peraturan lainnnya.              yang produktif dan kompetitif.
                                                  Penerapan   laporan   APBN       Krisis ekonomi yang terjadi tahun
                                               menggunakan   format   I-Account   1998/1999  silam  menyebabkan
                                               menandai   diadopsinya  kebijakan  Indonesia berbenah mengelola dampak
                                               anggaran  defisit,  dimana  struktur   krisis agar perekonomian tetap stabil
                     Oleh: Karyono Wibowo
                      Direktur Eksekutif       APBN dipilah ke dalam lima bagian;   serta memastikan lembaga keuangan
                  Indonesian Public Institute (IPI)  pendapatan, belanja, keseimbangan   sehat dan kuat. Akibatnya, selama kurun
                                               primer,   defisit   anggaran,   dan   waktu hampir 20 tahun pembangunan
              D       ua tahun sebelum UU      kebijakan yang menghendaki posisi   pembangunan infrastruktur menjadi
                                               pembiayaan.  Anggaran  defisit  adalah
                                                                                infrastruktur
                                                                                             tertunda
                                                                                                       sehingga
                      No.17/2003
                                                                                kebutuhan saat ini.
                                   ditetapkan,
                                               pengeluaran negara lebih besar daripada
                      tepatnya pada tahun  2001,
                                                                                   Ketertinggalan infrastruktur dan
                                               tahun anggaran. Karena pengeluaran
              pemerintah telah terlebih dahulu   posisi penerimaan negara dalam satu   masalah konektivitas menimbulkan
              mengadopsi  International Government   lebih besar daripada penerimaan maka   tingginya  biaya  ekonomi  yang  harus
              Finance Statistics (GFS) dalam penyajian   anggaran  negara  mengalami  defisit   ditanggung oleh masyarakat hingga
              laporan APBN. Diadopsinya GFS    (kekurangan).   Selanjutnya,   defisit   rendahnya daya saing nasional. Inilah
              membuat penyajian format laporan   ditutupi dengan mengajukan utang ke   yang  menjadi  dasar  pemerintah
              APBN mengalami perubahan dari    negara donor atau menerbitkan obligasi.  mengakselerasi  pembangunan
              T-Account menjadi  I-Account.  Format   Utang sebagai sumber pembiayaan   infrastruktur  demi  mengejar
              I-Account dibuat satu lajur, dimana pada   menutup   defisit   menjadi   faktor   ketertinggalan  dan  meningkatkan
              bagian atas penerimaan dan bagian   penentu bagi keberlanjutan fiskal, yakni   pertumbuhan ekonomi.
              bawah pengeluaran. Selain itu, pada   keberlanjutan atas penerimaan dan   Pembiayaan  pembangunan
              format  I-Account, menunjukan pula   pengeluaran pemerintah, baik pada sisi   infrastruktur 2015-2019 diperkirakan
              adanya pos defisit dan pendanaannya.  rencana maupun realisasi. Demikian,   mencapai Rp 4,79 kuadriliun. Dari
                 Dasar hukum penerapan GFS     keberlanjutan  fiskal  sangat  bergantung   total tersebut, pemerintah hanya bisa
              di  Indonesia  sebagai acuan  dalam   pada kemampuan  pengelolaan utang   menyediakan pendanaan dari APBN
              penyusunan   Laporan    Statistik  pemerintah.                    dan APBD sebesar 41,3 persen atau
              Keuangan Pemerintah diatur dalam UU                               sekitar Rp 1,98 kuadriliun. Sementara
              No.1/2004  tentang  Perbendaharaan   Utang Dan Infrastruktur      pembiayaan dari BUMN sekitar 22,2
              Negara, Penjelasan UU No.23/2009    Saat ini, kebutuhan pembangunan di   persen atau sebesar Rp 1,1 kuadriliun.
              tentang  Pertanggungjawaban  atas  Indonesia sangat besar dan mendesak.   Sedangkan  sisanya  sebesar  36,5
              Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran   Indeks Pembangunan Manusia masih   persen atau senilai Rp 1,75 kuadriliun
              2007. PP No.71/2010 tentang Standar   lebih rendah dibandingkan sejumlah   diharapkan dari investasi swasta. Namun,



              18  | PARLEMENTARIA n Edisi : 153 TH. XLVII 2017
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23