Page 13 - MAJALAH 153
P. 13
Pemerintah tidak boleh ragu-ragu tenor hingga 5 tahun naik dari 37,2
Tumpukan utang membantu pertumbuhan ekonomi persen menjadi 38,6 persen dari total
agar segera keluar dari middle trap outstanding.
untuk menutup income. Pengertiannya bukan ekonomi “Kita tidak bisa berharap banyak
defisit anggaran diserahkan ke negara. Kalau swasta untuk pencapaian kesejahteraan dan
sudah ada yang kuat, ya silakan. Tapi pertumbuhan ekonomi riil dari cara-cara
hampir jadi warna harus ada beberapa hal di ekonomi kita pengelolaan fiskal seperti itu. Buktinya,
dalam APBN. Defisit yang tidak bisa diserahkan ke swasta, uang hanya habis untuk membayar
minimal harus diatur secara ketat oleh utang yang semakin bertumpuk,” keluh
tidak selalu ditutup pemerintah. politisi dari dapil Jabar IV itu.
dengan utang. Dalam “Saya sangat berharap sebaiknya Lalu, kapan bangsa ini mampu
pemerintah yang menjadi pelopor, melepas ketergantungan pada
pandangan Heri, pemerintah yang membuka jalan, utang? Dibutuhkan kepemimpinan
sekarang seberapa pemerintan yang berpihak, dan yang kuat dengan visi yang jauh ke
pemerintah yang memberdayakan. depan untuk membangun kebesaran
mampu pemerintah Ekonomi harus untuk rakyat, bukan bangsa. Heri berpandangan, untuk
mengefektifkan rakyat untuk ekonomi,” imbuh mantan melepas ketergantungan utang, selain
Wakil Ketua Komisi VI ini. Sementara dibutuhkan kepemimpinan yang kuat,
belanja. Dan seberapa
mengomentari cicilan utang dan juga dibutuhkan kepemimpinan yang
mampu terjalin bunganya yang berpotensi mengurangi mampu mencegah kebocoran sumber
subsidi bagi masyarakat, Heri cukup daya nasional ke luar negeri.
koordinasi yang baik
khawatir dengan kondisi ini. Ditambahkannya, kepemimpinan
antara pemerintah Pembayaran bunga utang tidak yang mampu menciptakan kemandirian
boleh dianggap sepele. Tahun 2017 rakyat dan berpihak ke dalam negeri
pusat (kementerian/
sudah mencapai di atas Rp 200 triliun. melalui prinsip pembangunan yang
lembaga), provinsi, Terjadi kenaikan 15,8 persen dari target berkeadilan, serta kepemimpinan yang
hingga kabupaten APBN-P 2016 sebesar Rp 191,2 triliun. mampu mengembalikan kedaulatan
Jumlah itu setara dengan 40 persen nasional, adalah tipologi pemimpin
kota. Sinergi ini harus alokasi belanja non K/L. Selanjutnya, bangsa yang kelak bisa membebaskan
terus terbangun kuat indikator jatuh tempo utang dengan bangsa ini dari belenggu utang. n(mh)
dan saling berintegrasi.
tetap harus menjaga besaran defisit di
bawah 3 persen.
Ia lalu mengingatkan fakta bahwa
dalam lima tahun terakhir, realisasi
defisit anggaran cenderung meningkat.
Penyebabnya, realisasi belanja rata-rata
tumbuh di kisaran 5 persen, sementara
realisasi pendapatan negara hanya
tumbuh di kisaran 3 persen. Dengan
pertumbuhan yang relatif stagnan
akan mengakibatkan terjadinya middle
trap income, dimana kondisi suatu
negara menengah akan terus menjadi
menengah.
Edisi : 153 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA | 13