Page 9 - MAJALAH 153
P. 9
Apalagi, kalau rasio utang per GDP, Apakah rumus menutup
wah kelihatan sekali jebloknya. Jadi dari defisit harus selalu dengan
masa Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, utang?
Megawati, SBY, dan Jokowi rasio utang Kita tahu ada input dan
kita per GDP makin tinggi. Padahal, kita output. Kalau output-nya
termasuk negara-negara G20. Kalau sudah kita tetapkan, tentu
kita tidak waspada, kita bisa lewat dari input juga sudah ditetapkan.
G20. Kita tak boleh membebani anak Pebedaan input dan output
cucu kita dengan tumpukan utang. ini pada besarnya subsidi.
Besaran subsidi harus foto : Andri/iw
Kita tidak melarang distandarkan agar tidak
utang, tapi utang terlalu besar. Sekarang ini
ingin menutupnya dengan menggenjot di sekolah, kalau kurang kita impor atau
harus dimanfaatkan pajak, tapi ternyata tidak bisa juga. utang.
untuk kemakmuran Akhirnya ditutup dengan utang. Ini Tapi, apakah kita sejelek itu. Kalau
kita. Setidaknya sangat berbahaya. kurang garam, kita tingkatkan produksi.
Perencanaan anggaran ke depan Kekurangannya baru impor. Begitu juga
indikator-indikator harus lebih baik, sesuai input dan sesuai dengan utang. Boleh saja berutang, tapi
ekonomi naik. Ini penerimaan pajak, sehingga semua harus memberi efek positif pada nilai
indikatornya turun, terakomodir. Jangan sampai input ekonomi. Saat ini utangnya makin besar,
kurang lalu berutang. Rasanya kita tidak tapi nilai ekonomi kita tidak bagus. Ini
utangnya malah terdidik untuk menata ekonomi dengan jadi PR menteri-menteri perekonomian.
tambah besar. baik.
Apalagi, kalau rasio Kapan mimpi besar bangsa ini
Apakah tumpukan utang bisa mampu membiayai pembangunan
utang per GDP, wah menggoyahkan panggung politik? dengan uang sendiri?
kelihatan sekali Untuk masalah utang ini, tentu Tergantung dari tekad kita semua.
jebloknya. Jadi dari yang tertekan masalah ekonomi. Kita perkuat posisi masing-masing.
Kalau politik berbeda ritme. Bisa saja Di DPR kita perkuat bidang politik
masa Pak Harto, Pak mempengaruhi, tapi bisa juga tidak supaya tak ada gejolak politik dan
Habibie, Gus Dur, terpengaruh. Yang jelas, untuk sektor perekonomian berjalan lancar. Untuk
Megawati, SBY, dan ekonomi, pemerintahan Jokowi harus itu, jangan terlalu mudah berutang.
serius, terutama para menteri bidang Kita juga harus berpikir bagaimana
Jokowi rasio utang ekonomi. Mereka harus memiliki membayarnya. Ingat pengalaman kita
kita per GDP makin pemikiran yang jitu dan perencanaan berutang pada IMF. Akhirnya, negara
tinggi. Padahal, kita yang jitu. Jangan seperti sekarang, kita kita diatur sama IMF.
tidak punya garam, langsung impor, Ide berlian dari Pak SBY waktu itu,
termasuk negara- tanpa berpikir bagaimana menutup oke kita lunasi dulu utangnya supaya
negara G20. Kalau kekurangan tersebut. kita tidak tergantung pada IMF. Kalau
kita tidak waspada, Kita harus berpikir bagaimana kita berutang dengan negara donor,
mampu mandiri dalam soal garam. pasti ada ketergantungan. Policy kita
kita bisa lewat dari Kalau garmnya kurang, yang digenjot dimainkan, begitu juga regulasi kita.
G20. Kita tak boleh bukan utangnya, yang digenjot justru Kebesaran negara kita akan terganggu
membebani anak produksi garamnya. Kita masih sering dengan besarnya utang. Kalau dulu Pak
lihat banyak pabrik garam yang mogok SBY melunasi utang kepada IMF, itu
cucu kita dengan dan mangkrak, karena kurang biaya. agar kita bisa mandiri dan tak tergantung
tumpukan utang. Jadi, kekurangan garam jangan ditutup lagi pada IMF. n(mh)
dengan impor. Itu, kan, pelajaran dulu
Edisi : 153 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA | 9