Page 12 - MAJALAH 153
P. 12
LAPORAN UTAMA
Tumpukan Utang Hadang Kesejahteraan
Defisit anggaran meninggalkan lubang yang menganga dalam APBN. Semakin besar defisitnya,
semakin menimbulkan kecenderungan pemerintah untuk berutang. Defesit pada masa
pemerintahan Jokowi memperlihatkan tren meningkat sejak 2014 hingga 2017. Kesejahteraan
rakyat pun terganggu oleh hadangan utang.
A khir September menemui
lalu,
Parlementaria
Komisi
Anggota
XI
DPR RI Heri Gunawan dalam
berbagai kesempatan di DPR untuk
membincang utang pemerintah yang
kian membengkak. Heri begitu kritis
mengomentari kebijakan ekonomi
pemerintah. Utang selalu berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Secara nyata itu dapat dilihat
pada depresiasi nilai tukar riil akibat
masuknya pinjaman pemerintah yang
berasal dari luar negeri.
Akibatnya, daya saing produk foto : Andri/iw
domestik melemah dan menekan
ekspor bersih Indonesia yang pada Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan
akhirnya menghambat pertumbuhan.
Nilai ekspor Indonesia pun relatif postur APBN akan tetap tidak sehat dan dalam APBN. Defisit tidak selalu ditutup
stagnan. Bicara defisist anggaran, Heri tidak kredibel. Itu berarti pemerintah dengan utang. Dalam pandangan Heri,
mengemukakan, pada 2014 defisit akan terus bergantung pada utang,” sekarang seberapa mampu pemerintah
APBN sebesar 2,25 persen, 2015 ucap politisi muda Partai Gerindra ini. mengefektifkan belanja. Dan seberapa
sebesar 2,59 persen, 2016 sebesar 2,49 Pemerintah, imbau Heri, tidak boleh mampu terjalin koordinasi yang baik
persen, 2017 direncanakan sebesar terlena dengan rasio utang yang disebut- antara pemerintah pusat (kementerian/
2,93 persen, dan dalam RAPBN 2018 sebut masih aman dibandingkan dengan lembaga), provinsi, hingga kabupaten
dipatok sebesar 2,19 persen atau negara-negara lain. Kalau dilihat dari kota. Sinergi ini harus terus terbangun
sebesar Rp 326 triliun. trennya, sambung Heri, rasio utang kuat dan saling berintegrasi.
Pengalaman berkata, angka defisit cenderung mengalami kenaikan. Tahun “Pada postur RAPBN 2018, saya
seringkali melenceng dari target, 2014 sebesar 24,7 persen, tahun 2015 masih melihat sinyal ketidakefektifan
seperti terjadi pada APBN-P 2016 yang naik tajam ke 27,4 persen, lalu tahun seperti adanya gap antara pendapatan
lalu. “Defisit yang terus membesar 2016 menjadi 27,9 persen, tahun 2017 dan belanja negara yang sebesar 2
itulah yang berakibat pada jumlah ada di angka 28,2 persen. Sementara persen. Pendapatan sekitar 14 persen
utang yang terus membesar, sehingga tahun 2018 diproyeksi bisa menyentuh terhadap PDB, sedangkan belanja
akan menyulitkan terwujudnya angka 29 persen terhadap PDB. mencapai 16 persen terhadap PDB,”
keseimbangan primer yang positif. Tumpukan utang untuk menutup ungkap Heri. Soal belanja infrastruktur
Dan kalau terus-menerus begitu, maka defisit anggaran hampir jadi warna yang masif seperti saat ini, pemerintah
12 | PARLEMENTARIA n Edisi : 153 TH. XLVII 2017